Briana membaca pesan terakhir dari Damien dan langsung membalasnya. Keluar dari area backstage, membelah kerumunan staf dan para orang orang yang ada disana. Berjalan dengan tanpa adanya keraguan, membiarkan setiap pasang mata menatap dengan berbagai macam tatapan. Serta membiarkan para media yang ada turut memotret penampilan nyentrik miliknya.
Matanya langsung menangkap BMW putih tepat didepan gerbang yang sedikit terbuka dengan beberapa elit berjaga lengkap dengan senjata. Briana hampiri mobil itu yang diyakini adalah mobil milik Damien.
Bukannya menyapa sang pengendara mobil, dirinya malah melabuhkan pandangan kekursi belakang dimana anak laki-laki berusia delapan tahun itu duduk dengan anteng sambil memakan permen.
"Hai aunty Bri!" sapa Tobias saat Briana baru saja masuk kedalam mobil. Tobias menyapa dengan antusia besar.
"Hai Tobi! Kamu masih ingat aku?" Balas Briana tak kalah antusias. Keduanya berpelukan sangat erat dan lama seakan-akan baru bertemu setelah sekian purnama berpisah. Memang begitu kenyataannya kan.
"Ingat aunty, uncle Dam selalu bercerita tentang aunty Bri setiap berkunjung kerumahku" Tobias membalas sembari melerai pelukannya, tetapi tangan kecilnya tidak lepas dari Briana.
"Oh yaa? Seperti apa uncle Dam menceritakan tentang aunty Bri pada Tobi?" Briana bertanya dengan penasaran namun matanya melirik Damien yang sedang fokus menyetir dengan pandangan jahil.
Tobias mulai bercerita dengan semangat. "Uncle Dam selalu membuka album foto diponselnya. Ada banyak sekali foto aunty Bri, uncle Dam, dan aku waktu masih kecil. Uncle bilang itu foto-foto waktu aku dititipkan pada kalian saat abba dan mommy pergi."
"Ucle Dam juga bercerita kalau aunty Bri pintar sekali memasak nasi goreng," lanjut Tobias. "Kata uncle Dam, nasi goreng buatan aunty Bri sangat enak. Setiap kali aku mendengarnya aku selalu ingin mencicipi nasi goreng buatan aunty Bri itu"
Briana menoleh kearah Damien dengan pandangan sinis, penghinaan macam apa ini. Apa katanya? Nasi goreng buatannya enak, sejak kapan dirinya bisa memasak? Nasi goreng lagi.
"Lo ngejek gue ya Dam?" tanya Briana dengan sinis.
"Tidak. Nasi goreng buatanmu memang enak, hanya saja agak kebanyakan bumbu penyedap yang menjadikan rasanya lebih asin daripada yang seharusnya." Jawab Damien tenang dengan sesekali menoleh kearah Briana.
"Sama aja! Itu namanya ngga enak dan lo ngejek gue!" ucap sekar lagi.
"Tidak kok aunty, kata mommy masakan yang kelebihan penyedap bukan berarti masakannya tidak enak. Mommy juga seperti itu dan abba bilang tidak apa apa karena itu namanya belajar"
"Dan aunty Bri tahu tidak?" Tobias melanjutkan dengan nada conspirator. "Uncle Dam selalu bilang kalau aunty Bri itu perempuan yang sangat cantik. Aku sempat tidak percaya karena menurutku tidak ada perempuan cantik didunia ini selain mommy, tapi uncle Dam langsung menunjukkan foto aunty padaku dan setelah itu baru aku percaya kalau aunty Bri memang sangat cantik, seperti sekarang ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
PURE BLOOD
ChickLit"Jika hambatannya adalah kesetaraan maka akan saya usahakan sebuah kesetaraan itu dengan sangat, Bri" -Damien ♡♡♡ written by seraonlybe