CHAPTER XXVI

1.7K 240 34
                                    

Maraton spesial chapter 3

______________________________________

Freo duduk dengan kaki yang ditumpuk di atas meja. Kedua tangannya turut terlipat santai di depan dada. Pemuda tampan itu berada di ruangan yang gelap. Ia duduk sendirian. Freo mengunakan stelan Jaket kulit hitam dilengkapi dengan sebuah kacamata hitam turut melengkapi penampilannya. Gaya Freo dalam berpakaian memang tak ada duanya. Keren maksimal. Marsha auto klepek-klepek.

Suara senda gurau mulai terdengar ketika orang-orang memasuki ruangan itu. Freo bisa menebak ada sekitar sepuluh orang lebih.

"Hhaaahhh... Gue gerasa lebih bebas kalau Freo nggak ada. Tempat ini bisa gue kuasai dan orang-orang yang ada di dalam geng motor It's a Street Lion bisa gue atur."

Freo tau siapa yang berbicara demikian.

"Hati-hati. Freo bisa kembali kapanpun."

Bahkan yang ini saja Freo tahu siapa yang berbicara.

Ceklak!

Saklar lampu ditekan. Ruangan tempat Freo duduk santai seketika terang benderang oleh cahaya lampu.

Kehadiran Freo disana mengejutkan semua orang.

Orang yang tadi bersenda gurau langsung senyap seketika itu juga.

"Fre-Freo???"

"Ka-kapan lo keluar dari rumah sakit?"

Freo menarik kacamata hitamnya lepas dari wajahnya. Freo menunjukkan wajah tampannya itu ke hadapan semua orang. Ia tampak tersenyum tipis. Tipis sekali, tapi langsung membuat orang-orang disana merinding ketakutan.

"Yo... Lama tak berjumpa..." Freo sengaja menjeda ucapannya
"Teman-teman bajigan." Lanjut Freo

Orang-orang yang disapa Freo tentu langsung menunduk takut. Apalagi cara Freo menyapa seperti itu. Benar-benar menunjukkan sisi kemarahannya yang halus tapi sangat kejam.

"Bagaimana kabar kalian? Lebih bebas tanpa kehadiran gue bukan?"

Freo menyeringai sambil memainkan kacamata di tangannya.

"Freo... Bukan seperti itu Fre. Percaya Fre yang lo dengar itu salah."

"Hhahh... Sayangnya gue lebih percaya pada pendengaran gue ketimbang mulut lo."

Freo menurunkan kakinya dari atas meja. Ia duduk tanpa menyenderkan punggungnya sambil menarik sesuatu dari saku jaketnya.

Pokk!

Segepok besar uang ia lemparkan di atas meja.

"Ini ada uang 100 juta. Siapapun yang bisa menangkap pelaku percobaan pembunuhan yang dilakukan ke gue beserta buktinya boleh ambil uang ini."

Freo melirik ke arah  Aldo dan Zean.

"Tapi sebelum itu gue mau tanya satu hal. Zean, lo pilih ikut gue atau Aldo."

"Maksud dari pertanyaan lo apa fre?" Aldo menyela dengan wajah panik padahal jelas-jelas yang ditanya itu Zean.

"Sejak awal gue hanya ingin ikut lo Fre," jawab Zean tanpa ragu.

Freo berdiri, sedikit meringis karena tulang kakinya yang patah masih dalam proses pemulihan.

"Baik. Singkirkan Aldo dari It's a Street Lion. Beri penghianat itu perhitungan yang membuat dia jera seumur hidupnya!"

Kalau perintah yang seperti itu sudah keluar dari mulut seorang Freo siapapun pasti akan gemetar ketakutan. Freo memang sangat berbahaya dengan permainan uangnya. Tapi menghadapi bocah itu perseorangan pun juga tak kalah sulit. Perlu diingat bahwa Freo memiliki kemampuan bela diri yang baik. Dia adalah seorang penguasa jalanan.

DEAR MARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang