Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minggu, jam 04:58
"Ini yang mana satu kamarnya, Canny!"
"Sebelah kanan yang gorden jendelanya kebuka kali ya"
"Kalo iya. Kalo bukan, bisa berabe kita"
"Lo sih goblok, udah tau punya temen yang apa-apa harus selalu preparedulu, ini malah mendadak..mana Canny belum baca grup lagi"cerca Eunchae yang tak henti-hentinya memaki Sakuya disepanjang jalan.
Ngantuk dia tuh.
Remaja laki-laki itu justru tak menimpali omongan dan hinaan sahabatnya, ia sedang berpikir keras bagaimana cara mengetahui karakter Canny saat sehari-harinya. Dari cara ia berjalan, apa yang disukai dan tidak disukai Canny. Dan ya ia baru ingat kalau sahabatnya yang satu itu, jika tidur ia tetap menyalakan lampu kamarnya.
"Tuh kayaknya kamar, Canny. Yang lampunya nyala"tunjuk Sakuya ke arah atas di bagian pojok kiri.
"Ouh iya ya. Kan si bontot gak suka gelap-gelapan"ucap Eunchae baru ke notis
"Lu berdua ambil aja kerikil satu-satu, terus lempar ke titik jendelanya"usul Sakuya
Cara itu yang terbesit dikepala nya Sakuya, karena tak ada cara yang lain lagi.
Di boom chat udah, ditelpon juga udah. Tapi tak ada jawaban atau balasan dari Canny. Makanya mereka nekat masuk dengan cara memanjat pagar yang untungnya tidak terlalu tinggi.
"Gue dulu"ucap kyujin pertama.
Tak
"Cih, si dodol.. lemparnya ke jendela dong Kyuu jangan ke temboknya, mana kedengaran"
"Hhe maaf. Gue gak bisa kalo soal lempar melempar soalnya"
"Ya udah gapapa. Lo coba call terus aja si bontot. Biar gue sama Sakuya aja yang lempar"
Tak
Tak
Tak
Sudah beberapa kali kerikil itu dilempar bahkan sudah tepat ketitik arahnya, tapi yang punya kamar gak terganggu sama sekali.
Tutt
Tutt
Panggilan tersambung
"Buka WA"ucap Kyujin tanpa basa basi.
Mereka berdua tetap masih saling melempar sampai kerikil tanaman hias itu udah gak beraturan lagi.
