NORMAL POV >>>
Apa mungkin hidup ini terus berdebar bahagia? semangat dan menggebu gebu berkembang layaknya kuncup bunga, nyatanya hidup ini komplek. kesedihan justru menjadi hal yang ditunggu, menjadi manusia yang dimabuk cinta memang menyenangkan, seolah dunia berwarna dan ikut tertawa bahagia
Natta yang dibentak adiknya, kini mengunci diri di dalam kamar. hanya karna perihal sepele mereka bertengkar, lalu natta yang entah mengapa berhati selembut awan itu menangis meraung raung selepas nya..
mama nya pergi ke rumah sakit untuk chek up mata, ditemani oleh ayahnya. sedangkan natta ditinggal berdua, entah bagaimana jadinya mereka berdebat karna hal kecil itu kemudian Natta mengalah dan duduk dipojok, merenungkan dirinya, yang awalnya hanya sedih karna bentakan amarah itu menjadi akar ke masalah lainnya.
adiknya lantas pergi dan natta sendirian, dengan bibir melengkung dan mata yang berembun. Dia menangis tersedu sedu, sampai sesak nafas mengabaikan ketukan pintu
"Natta.. Buka pintu nya" itu suara millen, terdengar kecil dari dalam kamarnya
dengan pipi basah dan gemetar dia bangkit, berjalan gontai ke pintu depan, menggosok matanya yang gatal dan menghilangkan jejak air mata.
namun yang bisa dibohongi hanya mata, dadanya masih bersedu, membuat pernafasannya menjadi tidak stabil
Cklek..
pintu setengah terbuka, natta menyembulkan wajahnya melihat siapa yang datang.
"Kamu kenapa...?" kalimat itu terjeda
"sayang natta.. " millen sontak melihat wajah sembab Natta, yang ketika ditanya kenapa langsung menggapai baju nya, berpegangan dan melepas pintu kayu jati itu begitu saja...
Masih di pintu depan, Natta menunduk menahan tangis sesak dan bersandar pada dada millen. kepalanya tertunduk lesu
millen mengusap nya, mendorong tubuh tersebut agar membiarkannya masuk. hampir di kebersamaan mereka millen melihatnya menangis tapi tidak ada yang sekeras ini hingga membuatnya collapse. Suhu tubuh yang panas
mille menuntunnya ke sofa untuk duduk
"sayang, natta bernafas.. sudah"
"hikss t-tidak bisa hngg huaa..." suaranya semakin keras tidak bisa ditahan
millen memeluknya, mencoba membuat Natta diam tapi tidak semudah itu. tangis nya memang perlahan berhenti tapi bunyi hiks hiks itu sangat melekat. dia tidak meninggalkan paru paru natta setelah 5 menit
natta terkulai lemas dan setengah terpejam, upaya millen menenangkannya berhasil dan hampir membuat Natta tertidur
"sayang..?"
"nghh" Natta berdengung, membalas millen sengaja, karna lidahnya tidak mau diajak berkompromi untuk bicara, beserta pita suara dan sel otak Natta, ketiga nya sepakat untuk tidak bekerja seperti biasa.
"sudah kan, sekarang bisa cerita?" lama mille menunggu respon
"mau pergi yang jauh...tidak mau dirumah" Natta
selalu, Natta punya kebiasaan buruk itu semenjak SMP. dia akan menjauh dari hal yang membuatnya sakit, tapi kali ini rumah rasanya asing jika bertengkar dengan orang yang disayang.
"sekarang?"
"iyaa sekarang" Natta mengendurkan pelukannya, mengusap pipinya yang sedikit berisi. dia melupakan tujuan awalnya menjauh dari mille, justru kini sangat lengket dsn tidak peduli apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐂𝐀𝐇 𝐏𝐈𝐑𝐈𝐍𝐆 || 𝐌𝐢𝐥𝐞𝐀𝐩𝐨
Fanfic𝑳𝒐𝒌𝒂𝒍 - salahkah aku menginjak beling dengan dalih ingin melestarikan seni ini ? padahal hatiku sedang kacau seperti diterjang badai aku, keinginanku, kenyataan hidupku dan jalan di depan mataku terasa semu. bahkan aku tidak sempat berpikir unt...