Mamsky Tau

98 18 6
                                    

Minggu pagi ini, tak ada kegiatan lainnya selain menonton TV. Soal beres-beres Rumah? Aman! Semuanya sudah beres. Kini terlihat sepasang suami istri yang merupakan ibu dan ayahnya Galang itu tengah asyik di Ruang Tengah menikmati tontonan paginya.

"Mamsky! Masa mau nonton gini, gak ada cemilan atau kopi, gitu?" Keluh Puguh.

Dewi memutar bola matanya malas. Pasti ada maksud tertentu, "Alah! Bilang aja papsky mau mamsky yang ambilin cemilan sama bikinin kopi, kan?" Duga Dewi.

Puguh terkekeh. Rupanya sang istri terlalu peka, "Tau aja, lu. Ya udah sana! Bikinin kopi sama ambilin cemilannya." Suruh Puguh.

Dewi mendengus, "Iya!"

Dengan perasaan kesal, Dewi lekas ke Dapur untuk menyiapkan apa yang diminta sang suami. Sedangkan Puguh kembali hanyut dalam alur filmnya.

Tiba-tiba Galang datang dan langsung duduk di sofa yang sama dengan sang ayah. Seketika Puguh melirik sang anak. Ia masih tak bisa mempercayai apa yang terjadi semalam. Anaknya ini adalah manusia serigala? Tentu saja Puguh agak merasa waswas jika harus berdekatan dengan sang anaknya ini. Walaupun Galang bilang tak ingin melukai manusia, tapi namanya juga hewan buas. Ada kalanya bisa ganas kapan saja.

"Kayaknya, ada yang kelupaan, deh! Gua cek surat-surat Kantor dulu, ah!" Alibi Puguh untuk menghindari sang anak.

"Papsky!" Galang yang lekas menyadari gerak-gerik ayahnya itu memanggil. Pasalnya, sejak tadi pagi Galang merasa papsky nya ini terus menghindar darinya.

Puguh seketika kembali duduk ketika mendengar Galang memanggilnya.

"Papsky takut sama Galang, ya?" Tanya Galang dengan suara parau.

Puguh hanya mampu terdiam. Ia tak bisa mengelak dari tuduhan sang anaknya itu.

Melihat respon papsky nya seperti itu, Galang menghela napas. Ternyata benar! Ayahnya itu takut padanya.

"Kalo papsky takut sama Galang, terus gak nyaman karna Galang ada disini. Lebih baik Galang pergi dari sini dan gak akan pernah kembali lagi. Percuma Galang disini, tapi papsky gak bisa ngerasa tenang."

Puguh terbelalak. Ia lekas menghentikan Galang ketika anaknya itu beranjak.

"Lang!" Tahan Puguh. Galang hanya menatap Puguh dengan mata yang berkaca-kaca.

Puguh menepuk-nepuk sofa yang ada di dekatnya itu, "Sini duduk! Duduknya deketan sama papsky."

Galang lekas menuruti permintaan papsky nya itu. Begitu Galang duduk, Puguh lekas merengkuhnya dalam pelukan hangatnya.

"Lu mau pergi kemana, hah? Kalo lu pergi, papsky sama mamsky gimana? Apalagi mamsky lu pasti nangis-nangis lagi. Kayak waktu lu ilang dulu." Ucap Puguh.

"Apa aja, kek! Papsky bisa kasih alasan apa aja sama mamsky. Mamsky kan palingan cuma nangis-nangis di awalnya doang. Nanti kesana-kesana pasti bisa ikhlasin Galang yang ilang."

"Heh!" Tegur Puguh. Ia lekas melepaskan pelukannya pada Galang dan memegang kedua bahu anaknya itu.

"Terus gimana sama papsky, hah? Lu pikir papsky rela lu ilang lagi? Enggak! Eh, Lang! Seperti yang lu bilang, perlu waktu buat lu menerima takdir lu. Papsky juga sama!"

Galang diam tertunduk. Melihat penyesalan sang anak, Puguh kembali merengkuh Galang lagi ke pelukannya.

"Papsky juga sama, Lang! Lu pikir, papsky gak sakit? Mengetahui anaknya sendiri, anak satu-satunya, itu seorang manusia serigala? Papsky sakit, Lang! Butuh waktu buat papsky terima fakta ini, dan membiasakan diri untuk nggak takut sama lu."

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang