Chapter 45

15.4K 508 17
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

Jangan lupa untuk selalu tekan vote dan ramaikan komentarnya ya🫶🏻

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Hari ini, media sosial terbakar dengan gosip yang menghebohkan. Sebuah cuitan dari istri seorang pengusaha ternama meledak, menyebarkan tuduhan perselingkuhan suaminya dengan seorang wanita bernama Kimberly Wallton.

Berita itu langsung menjadi topik utama di berbagai platform, memicu kemarahan dan kehebohan di antara para netizen. Seakan belum cukup, dunia media juga diguncang oleh pengumuman mengejutkan dari Hena, yang secara terang-terangan membatalkan pernikahannya dengan Marvel Jefferson, menambah panasnya suasana.

Di dalam kantornya yang megah, Galen duduk di belakang meja besar dengan tenang, meski wajahnya mencerminkan ketegangan yang tak terbantahkan. Di depannya, Kimberly berdiri kaku, seolah berusaha keras menahan kehancuran yang mulai menggerogoti hidupnya.

"Kau dipecat," ucap Galen dingin, seolah vonis tersebut tak memerlukan penjelasan.

Mata Kimberly melebar, wajahnya seketika memucat. "Tapi, Pak—"

"Diam." Suara Galen memotong dengan ketegasan yang tak terbantahkan. "Berhenti bicara dan keluar dari ruangan ini. Mulai sekarang, skandalmu adalah urusanmu sendiri. Kau bukan lagi bagian dari perusahaan ini."

Kimberly terdiam, giginya beradu dalam kepalan amarah yang ia tahan mati-matian. "Anda tidak bisa mengambil keputusan ini sepihak," jawabnya, mencoba mempertahankan sisa-sisa harga diri.

Galen mendengus, berdiri dari kursinya dengan gerakan yang memancarkan otoritas penuh. "Kenapa tidak? Aku pemilik perusahaan ini. Semua keputusan di sini adalah hakku. Kau pikir karena kontrakmu, aku tidak berani memecatmu? Kau salah besar. Awalnya aku mempertahankanmu karena profesionalitas, tapi sikapmu sudah terlalu jauh. Aku akui, aku yang salah diawal tapi tidak kusangka kau akan bertindak sejauh itu."

Tatapan Galen mengeras, menusuk tajam ke arah Kimberly, yang semakin kecil di bawah tekanan yang luar biasa.

"Keluarlah," lanjutnya dengan suara yang semakin rendah tapi penuh ancaman. "Dan jangan pernah berani kembali ke sini. Wartawan di luar itu? Hadapi mereka sendiri. Mulai detik ini, kau bukan lagi tanggung jawab perusahaan ini."

Kimberly mundur perlahan, seolah gravitasi sendiri yang menariknya keluar dari ruangan itu. Kata-kata Galen yang tegas masih terngiang di telinganya, menghancurkan sisa-sisa harga dirinya yang sudah rapuh.

Dengan langkah gontai, ia meninggalkan ruangan, sementara tatapan dingin Galen masih menembus punggungnya, seolah mengukuhkan putusan yang baru saja dijatuhkan.

Begitu pintu tertutup di belakangnya, suasana koridor kantor berubah mencekam. Setiap karyawan yang ia lewati tak segan-segan menatapnya dengan pandangan merendahkan. Bisikan-bisikan tajam terdengar di sekelilingnya seolah dengan sengaja tidak ditahan, dan setiap kalimat berbisik menjadi belati yang menancap di punggungnya.

"Dia pasti merasa terhina,"

"Dia pantas mendapatkannya,"

"Bagaimana bisa dia masih punya muka untuk muncul di sini?"

Kimberly terus berjalan, kepalanya tertunduk, menolak memberikan reaksi. Namun, setiap langkah terasa semakin berat, seakan seluruh dunia menjatuhkan vonis atas dirinya. Hatinya terasa sesak, dihancurkan oleh kebencian yang memancar dari semua orang di sekitarnya.

Ketika ia mencapai pintu kaca besar yang memisahkannya dari dunia luar, jantungnya berdetak lebih cepat. Di luar, puluhan wartawan sudah menunggu seperti sekawanan burung pemakan bangkai yang siap melahapnya hidup-hidup. Kilatan kamera yang menyerbu begitu ia melangkah keluar membuatnya terhenti sesaat, tak berdaya di bawah sorotan.

FADED DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang