◆◇◆
Di hamparan bunga putih, alias bunga tulip, Zel dan Khai berdiri dengan tegap sembari mengenggam sebuah kartu. Mereka berdua terpilih sebagai peserta ketiga dan keempat dalam misi berbahaya, memilih outfit kembar serba hitam yang cukup simple dengan mengenakan topi yang juga berwarna hitam. Raut wajah mereka menunjukkan ketegasan, namun ada juga kilau harapan di mata mereka.
Misi mereka adalah mencari bendera emas yang tersembunyi di dalam portal misterius. Mereka tahu, satu kesalahan dapat berujung pada kegagalan yang tak terbayangkan. Di belakang mereka, seekor elang berwarna cokelat keemasan terbang tinggi, siap menjadi mata-mata di langit.
"Zel, kita sudah sampai," kata Khai sambil menunjuk empat portal yang menganga di depan mereka. Masing-masing portal memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda: merah, biru, hijau, dan kuning.
"Sepertinya kita harus memilih dengan bijak," jawab Zel sambil memperhatikan setiap detail portal.
"Kita tidak tahu dimana bendera emas itu." ujar Khai
Kedua kakak-adek kembar itu saling berpandangan. Dalam misi ini, kekuatan mereka terletak pada panah kembar dan juga shuriken kembar yang mampu mengeluarkan energi sesuai yang mereka inginkan.
Namun, mereka juga harus memanfaatkan keahlian elang mereka, yang kini terbang mengitari empat portal.
"Kita bisa memanfaatkan penglihatan elang untuk mencari petunjuk," usul Khai. "Dia bisa melihat dari sudut pandang yang lebih tinggi."
Zel mengangguk setuju. Mereka memanggil elang itu dengan gerakan tangan, dan elang itu segera meluncur ke arah portal-portal tersebut. Setelah beberapa saat terbang, elang kembali dan terbang rendah, seolah menunjukkan portal yang paling menarik perhatiannya-portal biru.
"Portal biru? Apa menurutmu itu pilihan yang tepat?" tanya Zel, sedikit ragu.
"Tak ada salahnya mencoba," jawab Khai dengan penuh keyakinan. "Kita sudah bersiap untuk apa pun yang terjadi."
Mereka melangkah mantap ke arah portal biru. Sebelum melangkah masuk, Khai mempersiapkan panahnya, sementara Zel menyiapkan shuriken. Di saat yang sama, elang itu terbang di atas mereka, siap memberikan sinyal jika ada sesuatu yang mencurigakan.
Begitu mereka melangkah ke dalam portal, suasana berubah drastis. Mereka tiba di sebuah lembah yang dipenuhi kabut, dengan pepohonan besar menjulang di sekeliling. Namun, satu hal yang mengganggu: suara derap kaki raksasa terdengar dari jauh.
"Kita harus bergerak cepat," perintah Zel. "Kita gak mungkin terjebak di sini lama-lama."
Mereka berlari melewati lembah, berusaha menemukan petunjuk tentang keberadaan bendera emas. Di antara langkah mereka, Khai merasakan ada sesuatu yang bergerak di belakang. "Zel, kita gak sendiri disini!"
Dari balik pepohonan, muncul sosok besar yang mirip monster, menghalangi jalan mereka. Tanpa ragu, Zel mengarahkan shuriken-nya, dan Khai mengambil posisi untuk melepaskan panahnya. Namun, saat itu elang mereka berputar cepat, mendesak monster tersebut dengan serangan mendadak.
"Sekarang!" teriak Khai. Mereka meluncurkan serangan bersamaan, panah kembar bersinar dengan kekuatan yang dikeluarkan, panah racun berapi. Dalam sekejap, monster itu terjatuh, memberi mereka kesempatan untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah menghindari rintangan lain, mereka menemukan sebuah batu besar yang terukir simbol bendera emas. "Ini pasti petunjuk!" kata Zel. "Kita harus mencari bendera di sekitar sini."
Khai melihat ke sekeliling. "Gue rasa bendera itu terletak di dalam goa di sebelah sana."
Mereka bergegas menuju goa yang dimaksud. Di dalam, suasananya gelap, dan hanya sinar lembut dari portal yang menerangi jalan. Begitu mereka masuk lebih dalam, sebuah cahaya emas mulai terlihat.
"Bendera itu!" seru Khai, saat mereka mendekati objek berkilau tersebut. Namun, sebelum mereka dapat meraihnya, dinding goa mulai bergetar.
"Waktu kita terbatas!" Zel memperingatkan. Mereka harus bertindak cepat. Khai mengambil panahnya dan mengarahkan ke langit-langit goa, melepaskannya dengan kekuatan penuh. Panah itu menghancurkan bagian atas goa, dan cahaya bendera emas berpijar lebih terang.
Mereka berhasil meraih bendera, dan saat itu juga goa mulai runtuh. Dengan segenap tenaga, mereka berlari menuju portal keluar, didampingi teriakan elang mereka yang menuntun jalan.
Akhirnya, mereka melangkah keluar portal dengan bendera emas di tangan. Misi yang tampak mustahil kini berhasil mereka selesaikan. Keluarga mungkin jauh, tapi keberanian dan persaudaraan mereka lebih kuat dari jarak.
Zel dan Khai saling tersenyum. "Kita melakukannya," kata Khai, penuh rasa syukur.
"Ya, bersama kita bisa menghadapi apa pun," jawab Zel, menatap elang yang terbang tinggi di atas mereka. Kini, petualangan mereka baru saja dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Terror: The Eight and Their Fate
Mystery / Thriller[ONGOING] ♛ Delapan anggota keluarga terpisah oleh kekuatan mistis yang mengacak keadaan mereka, memaksa mereka ke dalam dunia terisolasi yang penuh dengan ancaman. Setiap orang terjebak di lokasi yang berbeda, salah satunya di sebuah sekolah angker...