HIDDEN

32 3 8
                                    

haii guyss, akhirnya aku up lagii, walaupun capeee, demi Alvaro apasi yang engga dilakuin

jangan lupa vote!!

*****
18.00

hari sudah mulai gelap, terlihat orang yang pulang kerumah setelah bekerja seharian, menggunakan motor ataupun mobil, disepanjang jalan.

Alvaro mengendarai motornya menyusuri jalan yang diterangi dengan lampu-lampu di sepanjang jalan.
ia mencoba mencari lokasi yang dikatakan oleh orang asing yang menelponnya.
"raa, lo dimana? gue khawatir banget sama lo raa, gue ga tenang lo menghilang kya gini"

kring kring kring~~

hp Alvaro berdering, ia segera memberhentikan motornya lalu menepi, dan mengangkat telpon tersebut.

"halo bundaa"

"ren, kamu tau vara kemana? apa lagi sama kamu? bunda telpon dia ga diangkat, dia belum pulang dari tadi"

ternyata bunda vara yang menelpon Alvaro, Alvaro bingung harus menjawab seperti apa, karna dia pun tidak tau dimana keberadaan vara sekarang.

"eee bunda gausah khawatir, vara lagi sama aren bun, kita rencana nya mau jalan-jalan, maaf ya bunda aren lupa izin ke bunda"

"syukurlah vara ada sama kamu, jagain vara ya, bunda mau tidur"

"oke Bun"

Alvaro pun mematikan sambungan teleponnya.

"gue harus cari vara, gue gamau vara kenapa-napa, dan gue gamau bunda sedih karena ini"

Alvaro memukul bagian depan motornya dengan emosi
"semua salah gue, gue yang gabisa jagain lo raa.."

Alvaro melanjutkan perjalanan untuk mencari gudang yang dimaksud oleh orang itu.

Alvaro bertanya dengan orang-orang disekitar situ, apa ada gudang di dekat pembuangan sampah itu.

akhirnya ia menemui seorang ibu-ibu yang ingin menutup tokonya.

Alvaro mendekati ibu itu, dan bertanya
"permisi Bu, saya mau numpang bertanya, apa ada gudang di sekitar tempat pembuangan sampah disana?"

ibu itu mencoba mengingat, dan akhirnya ia menjawab dengan tersenyum
"setau saya ada, tapi udah lama terbengkalai, jalannya ke sebelah sana, tidak jauh lagi"

setelah itu, Alvaro berterimakasih dan bergegas ke arah yang ditunjukkan.

******

setelah melihat ada seperti atap di bawah pohon besar dan bekas pembuangan sampah, Alvaro yakin bahwa itu adalah gudang yang dimaksud, ia segera berlari menuju ke arah gudang tersebut dan melihat pintu yang terkunci oleh gembok besar.

Alvaro berkali-kali mencoba mendobrak pintu, tetapi pintu dan gemboknya tidak terusik sedikitpun.

Akhirnya Alvaro mengambil batu dan mencoba memukul gembok, berharap gembok bisa terbuka, namun usahanya hanya sia-sia.

setelah banyak cara yang di coba, Alvaro hampir menyerah, tetapi ia mengingat wajah perempuannya, wajah bunda vara, dan hanya ia harapan mereka untuk itu semua, ia pun mencoba memukul gembok dengan batu itu lagi, akhirnya gembok itu terbuka.

Alvaro bergegas masuk kedalam gudang itu, ia menemukan handphone milik vara, dan langsung melirik ke segala arah gudang itu, di sudut kiri paling ujung terlihat perempuan terbaring dengan lemah, bahkan bibirnya mengeluarkan darah, muka yang lebam seperti bekas pukulan.

Alvaro segera menghampiri perempuan itu yang ia yakini adalah vara.

Alvaro menyingkirkan rambut yang menutup mata perempuan itu.
Alvaro menatap perempuan itu dengan rasa tidak percaya
"raa.."

wajah vara yang begitu memprihatinkan membuat Alvaro mampu meloloskan air matanya untuk keluar, Alvaro langsung memeluk tubuh perempuan yang kedinginan itu.

setelah memastikan vara tidak pingsan sepenuhnya, Alvaro langsung bergegas Menggendong vara untuk segera membawanya kerumah sakit, karena Alvaro membawa motor, ia sudah menghubungi Kriss dan Bima untuk menjemput.

SIAPA PUN DIBALIK INI, GUE ALVARO FAJREN BAGASKARA, GUE SENDIRI YANG AKAN BUNUH LO DENGAN SADIS, DAN JADIIN LO SEPERTI SAMPAH.

...........

Sesampainya ditempat motor Alvaro, terlihat mobil datang, yang diketahui mobil itu adalah mobil Kriss.

Kriss dan Bima langsung keluar dari mobil dan menghampiri Alvaro dan vara.

"vara kenapa ren?"
tanya Kriss

"nanti aja nanyanya Kriss, sekarang gue mau bawa dia kerumah sakit, tolong. bawa motor gue, gue pake mobil lo"
ucap Alvaro terburu-buru, lalu ia segera masuk dan menyandarkan vara dikursi depan, samping pengemudi.

lalu ia segera melajukan mobil untuk menuju kerumah sakit.

raa.. mohon bertahan, nafas lo berarti bagi semua orang, termasuk gue.

******
sesampainya dirumah sakit Alvaro langsung menggendong vara ,dan memanggil suster dan yang lainnya, lalu vara segera dibawa ke UGD.

Alvaro menunggu diluar ruangan dengan gelisah.

raa tolong tetap baik-baik aja, jangan bilang kamu kenapa-napa...

setelah ditangani, dokter pun keluar dari ruangan, dan segera menemui Alvaro.

"bagaimana kondisi vara dok?"

"pasien mengalami luka ringan, hanya saja pasien sepertinya mempunyai ketakutan yang berlebihan, tapi kamu sudah memberikan obat penenang untuk pasien"

"boleh saya masuk ke dalam dok?"

"silahkan, kalau begitu saya permisi"

Alvaro segera masuk kedalam ruangan tersebut, ia melihat vara yang sedang menatap ke arahnya dan meneteskan air mata.

"raa, kmu gapapa kan?" Alvaro duduk disamping hospital bed vara, dan mengeluarkan rambut perempuan itu dengan lembut.

"ren.."

Alvaro langsung memeluk tubuh kecil vara, lalu terdengar isakan tangisan vara didalam pelukan Alvaro.

"tenang sayang, ada aku disini, aku ga akan kemana-mana, kamu aman bbe"

vara mulai berhenti menangis, lalu melepaskan pelukan nya di tubuh Alvaro.

"kenapa sayang? mau apa?"

vara menggelengkan kepalanya, lalu menatap Alvaro

"aku mau cerita hal yang terjadi disana"

"jangan dulu ya? jangan kalo takut, jangan kalo masih trauma"
Alvaro tak ingin membuat vara terus mengingat hal buruk yang terjadi disana, tetapi vara tetap kekeh ingin menceritakan semuanya

"yaudah sayang, pelan-pelan aja ya ceritanya, aku pasti dengerin"

*******
penasaran sama ceritanya? sampai jumpa di part selanjutnya!!! papayyy

meminta maaf diatas materai kalo ada yang typo dan kata-kata yang kurang dipahami🛐🛐

jangan lupa vote, lopyuu (⁠◕⁠દ⁠◕⁠).

ALVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang