Sasha datang menuju lokasi yang telah ditentukan oleh Bagus.
Wanita itu berpenampilan manis dengan terusan berwarna pastel sepanjang lutut. Tidak lupa mengenakan cardigan tipis berawarna senada, agar tidak terlalu terbuka penampilannya. Mengenakan sepatu hak tinggi yang tidak terlalu tinggu untuk mempermanis penampilan. Tidak akan orang mengira bahwa ia adalah perokok aktif ataupun wanita bermulut jelek.
Pucuk dicinta, bancipun datang.
Akhirnya Bagus datang dengan raut tidak menyenangkan.
"Apa maksud yey?" Tanpa sapaan, Bagus bertanya kepada Sasha.
"Maksudnya apa, Bagus?"
"HALAH! Nggak usah sok polos! Yey sengaja bikin eke cemburu, kan?"
Bagus sudah muak melihat tingkah sok polos dari Sashaa. Padahal wanita itu menikmati peran sebagai istri serta menantu kesayangan keluarga Juna. Seharusnya itu adalah miliknya! Dasar wanita tidak tahu diri.
Sasha masih menatap Bagus dengan tatapan bingung. "Aku nggak—AW!"
Bagus menampar Sasha hingga wanita tersebut terhuyung. Agak sedikit Sasha lebihkan. Agar terlihat seperti sinetron India.
Sasha memegangi pipinya yang telah ditampar tersebut. Air matanya mengalir menatap Bagus dengan tatapan nanar. "Aku salah apa, Bagus?"
"Seneng kan, yey? Tiap malam disodok sama Juna. Kapan lagi punya lekong ganteng dan tajir? Pasti yey udin ngerasa jadi nyonyah!"
Iyalah gue suka! Kalau dapat cowok kayak lo, baru gue ngamuk.
Sasha menggeleng pelan. "Nggak, Bagus. Aku nggak begitu—AW!"
Bagus kembali melayangkan tamparan yang begitu kuat. Tenaganya tidak main-main. Tenaga lelaki Bagus masih tertinggal rupanya. Meski jiwanya menjadi banci karena berani memukul wanita. Andai tidak dalam masa berakting, Sasha akan membalas pukulan tersebut.
"Bacot mulut yey! Awas aja kalo eke liat yey pamer di sosmed. Eke bakal bongkar semuanya!" Ancam Bagus.
"Elo itu cuma wanita bayaran! Jangan ngerasa udah punya semuanya. Rahim lo dibayar Juna buat ngelahirin bayi, kalo udah, ya elo dibuang. Jadi meki lo jangan kegatelan! Karena gue nyonya yang sebenarnya. Jangan pernah ngimpi buat dapetin hatinya. Karena Juna sukanya sama gue! Bukan sama meki lo."
Bagus pergi setelah mengibaskan rambut palsu yang ia kenakan. Suara ketukan sepatu hak tinggu terdengar nyaring. Ia pergi sembari melenggokkan tubuh rampingnya. Bak model saat berjalan di peragaan busana.
Sasha mengepalkan kedua tangannya. Sebelum Bagus akan membongkar, terlebih dahulu Sasha yang akan menghancurkan pria itu. Bagus telah salah mencari lawan.
Jeni baru menghampiri setelah Bagus tak terlihat lagi batang hidungnya.
"Nyet, wajah lo bonyok. Ke dokter apa, ya?"
Jeni terlihat panik. Melihat kedua pipi Sasha yang lebam. Belum lagi sudut bibirnya sedikit sobek. Gila, beraninya menyerang wanita!
Sasha menggeleng. "Nggak perlu. Justru gue mau liatin ke Juna."
Sasha menatap dua orang dibelakang Jeni. "Gimana, udah kalian rekam belum?"
"Aman, Sha. Yang nggak aman wajah elo."
***
"Beneran nggak papa wajah lo, Cong?"
Jeni merasa ngilu ketika melihat Sasha yang meringis kesakitan. Belum pernah ia melihat Sasha separah ini lukanya. Padahal wanita itu bisa saja melawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Options
ChickLitAwalnya, Arjuna mengira bahwa rencana pernikahan kontrak adalah rencana yang brilian. Hingga rencana itu malah membuatnya berurusan dengan Alisha, wanita selicin belut dan selicik ular.