15

191 35 33
                                    

Bab ini berisi adegan kekerasan dan pelecehan. Harap disikapi dengan bijak.

🐾 ꂵꌩ ꒒ꂦꃴꍟ꒒ꌩ ꋪꍏꌗꉓꍏ꒒ 🐾

Rosebelle memandang jijik ketiga lelaki yang akan menyetubuhinya. Mulutnya tidak bisa berhenti merutuki dan mengeluarkan cacian untuk ketiga orang itu.

"Jangan menyentuhku, Sialan. Tangan kalian sangat lengket," teriak Rosebelle. Air mata terus bergulir di pipinya. Kakinya berusaha menendang lelaki yang menindihnya. "Jangan dekatkan wajahmu. Aku tidak mau mencium napas baumu." Memalingkan wajah saat lelaki itu akan menciumnya. "Uwa ... jijik sekali. Jangan menyentuhku, jangan menciumku, jangan mencumbuku, jangan perkosa aku, Sialan!"

Dasar Rosebelle, mulutnya tidak bisa diam. Padahal dia akan diperkosa para bajingan yang tubuhnya bau apak dan napasnya yang berbau busuk, tapi kata-kata pemicu kekesalan para bajingan itu terus dilontarkan. Seolah dia tidak takut kalau mereka tidak akan memberikan pemanasan sebelum serangan inti diluncurkan.

"Hey, Mori, bungkam mulutnya! Dia terlalu berisik," kata lelaki yang memegangi tangan kiri Rosebelle.

Lelaki yang menindih Rosebelle hendak menutup mulut Rosebelle tetapi Rosebelle menggigit tangannya. Lelaki itu menjerit dan bangun seketika, mengibaskan tangannya. "Sialan!" Berusaha menindih Rosebelle lagi, tapi tendangan Rosebelle mengenai kelaminnya. "AGH!" Tersungkur memegangi kelaminnya.

Kedua teman lelaki itu terkejut. Mereka sempat lupa sedang memegangi kedua tangan Rosebelle. Kesempatan itu pun digunakan Rosebelle untuk melarikan diri. Namun sial, high heels yang dikenakan membuatnya jatuh tersungkur, dan dia kembali tertangkap.

"Mau pergi kemana, hah?"

"Kau tidak bisa lari kemana-mana."

"Menurut saja, dan bersenang-senanglah dengan kami."

Lelaki bernama Mori memberi kode pada temannya untuk menangkap Rosebelle dari belakang. Dalam hitungan detik, lelaki itu sudah mengunci tubuh Rosebelle yang meronta.

"Kau sangat wangi, Nona." Lelaki brengsek itu mengendus leher dan tengkuk Rosebelle.

Tangis Rosebelle semakin kencang. "Lepaskan aku!" Kakinya menendang-nendang.

"Hojae." Mori kembali memberi kode pada lelaki yang memeluk Rosebelle.

Hojae mengangguk, lalu menyeret tubuh Rosebelle, bersandar di tembok, memaksa Rosebelle duduk dan mengunci kedua tangannya ke atas. Lelaki ketiga menarik tubuh Rosebelle, merobek rok mininya, memandangi kulit mulus Rosebelle penuh nafsu.

"Malam ini kita akan bersenang-senang." Lelaki itu menjilat bibirnya, lalu mengerling teman-temannya.

"Jangan sentuh aku! Kalian menjijikkan, jangan sentuh aku!" Teriak Rosebelle.

"Hanchul, aku yang pertama." Mori mendorong tubuh lelaki yang membuka kaki Rosebelle. Dia sudah tidak sabar ingin menyetubuhi Rosebelle, dan buru-buru melepas celananya.

Rosebelle menutup mata. Enggan melihat benda apapun yang membuatnya semakin jijik. Perutnya pun terasa semakin mual saat tangan kotor lelaki itu merobek kaus Victor. Seketika dia muntah.

Hojae yang mengunci tangan Rosebelle langsung melepasnya, lalu menjambak rambut Rosebelle hingga ia mendongak. "Gadis sialan."

Bibir Rosebelle bergetar. Ketakutannya sudah memuncak hingga ia tidak bisa lagi menyuarakan umpatan atau makian, namun air mata masih terus membasahi pipinya.

"Tungga apa lagi?" Hanchul yang tidak sabar mendorong Mori. Memposisikan diri tepat di kaki Rosebelle yang terbuka. Dia tidak peduli pada muntahan di baju Rosebelle.

MY LOVELY RASCALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang