Happy reading
***
Selesai menjemur sambil ngedumel Xiao Zhan kembali lagi ke dapur. Ia mengambil tiga macam buah sekaligus untuk ia potong-potong, masukkan ke dalam mangkuk yg lebih besar, kemudian beri susu, gula, dan terakhir es batu. Ia mengaduknya kemudian ia bawa ke ruang tengah.
Xiao Zhan duduk tepat di depan pria itu dengan memangku mangkuk miliknya, menyalakan TV dan menikmati es miliknya tanpa perlu memedulikan pria di hadapannya yg kini mengerutkan kening saat melihat apa yg dilakukannya.
"Terlalu banyak minum minuman manis dan dingin itu tidak sehat." Komentarnya.
Masa bodoh!
Xiao Zhan tidak memedulikannya. Ia fokus menonton tayangan televisi yg sedang di siarkan.
Drrt... drrt...
Notifikasi muncul dari dalam saku celananya. Tidak tahu siapa yg menghubunginya, tapi meski begitu Xiao Zhan masih meraihnya untuk melihat siapa orangnya. Ia meletakkan mangkuk es tersebut di atas meja, kemudian mengeluarkan ponselnya dan melihatnya.
Mo Xuanyu Calling.
Untuk apa dia menghubungiku?
Xiao Zhan tidak berniat untuk menjawab panggilan tersebut. Ia pun membiarkannya tetap seperti itu sampai panggilan tersebut berhenti sendiri.
Sekali, dua kali, tiga kali. Mo Xuanyu terus menelponinya seperti itu, dan Xiao Zhan tetap tidak mau menerimanya. Ia sudah memutuskan untuk tidak memiliki hubungan apapun dengan keluarga itu. Dan tekadnya sudah sangat bulat.
"Kenapa tidak di angkat?"
"Tidak penting."
"Oh,"
Pembicaraan itu berakhir begitu saja. Biasanya, jenderal Wang Yibo akan menghabiskan lebih banyak waktunya di kamp militer, dan ia akan pulang ke tempat ini pada malam harinya, itu pun jika ia tidak malas. Jadi, momen seperti yg sedang ia lakukan saat ini termasuk jarang ia lakukan. Itu bukan karena ia sibuk ato kondisi perbatasan sering terlibat konflik, tapi karena berada di dalam rumah sendirin itu cukup membosankan baginya.
Tapi kini, ada penghuni baru di dalam rumahnya. Dan penghuni ini cukup menarik untuk bisa ia goda.
Xiao Zhan saat ini terus menyendok es miliknya dan memasukkan ke dalam mulutnya dengan penuh suka cita. Rasa kesal karena pria di depannya, dan perasaan masam akibat panggilan Mo Xuanyu pun kini sirna bersamaan dengan munculnya rasa manis yg ada kini memenuhi mulutnya.
"Apa kau sanggup menghabiskannya seorang diri?"
"Menurut tuan jenderal bagaimana?"
"Tidak akan sanggup. Butuh bantuan?" Wang Yibo mengatakannya tanpa perlu merasa malu. Rasa es yg sebelumnya itu lumayan, dan saat melihat pemuda itu terus menikmati esnya seperti ini itu terlihat sangat menggoda. Entahlah, bagian mananya yg membuat Wang Yibo tergoda. Minumannya, ato bibir basah pemuda itu yg kini mengerucut saat melihat ke arahnya.
"Tuan jenderal, Anda sudah menghabiskan dua mangkuk sebelumnya, apa itu masih kurang?"
"Cuacanya panas dan itu berpengaruh. Aku jadi merasa cepat haus." Alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife. (End In Pdf.)
FanfictionWang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menikah dan memiliki keluarga. akan tetapi, orang tuanya tentu mencemaskan tentang kehidupan sang putra. m...