Sohee dibuat kesal oleh Hoseok, ia jengkel saat pria itu terus saja memberi perintah untuk mengerjakan ini dan itu. Terhitung setelah terakhir kali mereka mengunjungi pameran, keesokan harinya Sohee mulai merasa pria itu bersikap dingin dan acuh padanya. Tak pernah lagi ada acara keluar untuk jalan berdua, bahkan saat terang-terangan wanita itu mengajaknya ke pameran seni yang pasti Hoseok akan suka nyatanya pria itu menolak mentah-mentah. Dan malah mencibir Sohee "Kau ini kesini untuk bekerja bukan untuk jalan-jalan!" Satu kalimat yang berhasil membuat Sohee mati kutu. Hari-hari berikutnya, Hoseok makin terang-terangan menghindarinya. Sohee bukan wanita bodoh yang tidak mengerti perubahan sikap pria itu. Sebelumya ia berfikir Hoseok sudah jatuh dalam pesonanya namun nyatanya pria itu kini malah semakin menjauh dari jangkauannya.
"Ini" katanya menyodorkan satu amplop berwarna putih dengan logo perusahaan itu ada dipojok atas sebelah kanan.
Sohee bingung, belum tau itu surat apa. Jadi ia terima dan menoleh pada Hoseok seolah meminta penjelasan.
"Buka dan baca" singkatnya.
Tak ingin berlama-lama, wanita itu lantas membukanya, belum juga selesai ia baca. Masih pada dua kata paling atas Sohee dibuat terperanjat. Ia menoleh ke pada Hoseok sejenak sebelum kembali lagi pada surat itu, ia baca kembali menyeluruh hingga tanda titik terakhir menjadi akhir dari surat yang Hoseok berikan. Sohee sudah memastikannya dan benar namanya tertera disana.
"Surat pemecatan?" tanya Sohee yang masih terkejut.
"Hmm. Kemasi barang-barangmu hari ini juga" celetuknya, sangat ketus.
"Tapi apa salahku? Kenapa kau memecatku?"
"Kau tidak menjalankan tugasmu sebagai mestinya" jawab Hoseok yang kini tengah fokus pada laptop yang ada dihadapannya.
"Apa maksudmu? Aku bekerja. Aku melakukannya!" Sohee benar-benar tidak terima, karena ia merasa sudah benar menjalankan tugasnya.
"Kau mengabaikan beberapa berkas-berkas penting diatas meja kerjamu dan tidak memberitahukannya padaku, kau pergi ke pusat perbelanjaan saat jam kerja, kau juga tidak mengerjakan tugasmu sesuai instruksi dan peraturan kantor ini" itu saja sudah cukup.
Sohee lantas tertawa sinis, wanita itu tidak sungkan sama sekali.
"Aku tau ini ada hubungannya dengan istrimu bukan? Apa wanita itu cemburu? Dia ingin kau memecatku begitu"
Hoseok mengepal jemarinya diatas meja itu, ia lantas mendongak menatap Sohee tak suka.
"Dia tidak pernah memintaku untuk memecatmu tapi sudah sepantasnya aku memecatmu tanpa istriku minta"
Wanita itu tertawa lebih keras "Jadi kau mengakuinya? Jadi wanita itu benar-benar merasa kalah denganku ya!"
"Berhenti menjelekkan istriku dan keluar dari sini!"
"Aku akan adukan ini pada Ibumu!" Marah Sohee tak terima.
"Persetan dengan aduanmu! Aku tidak peduli!" umpat Hoseok.
"Aku tidak mau diperlakukan seperti ini! Kau tidak boleh memecatku!" kekeh Wanita itu.
"Keluar dari sini!" kata Hoseok mencoba tenang.
"Kenapa aku harus keluar? Ibumu yang memintaku untuk berada disini! Kau tidak berhak menyuruhku pergi!"
Benar-benar tidak tau malu sekali.
"Ini kantorku, aku berhak memecat siapa saja!"
"Apa yang sudah dilakukan wanita itu padamu sampai kau begini? Apa kau lupa kita sudah melewati hari-hari baik kemarin! Dan apa ini? Kau mencoba mencampakkanku? Bukankah kau ingin aku mengandung anakmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope | J-Hope
FantasyOrang-orang mungkin akan mengatakannya wanita gila, karena poros hidupnya penuh ia pusat kan pada satu pria yang sudah bertahun-tahun ini bersamanya, suaminya Jung Ho-Seok. Bukankah cinta memang begitu? Apa salah mencintai pria yang berstatus suamin...