Pada rasa yang telah hancur, ada janji akan dipertemukan rasa yang lebih banyak senangnya di hari kemudian. Terima atau tolak, manusia hanya pada bagian mengiyakan. Atau mungkin rasa yang dikemudian itu memang tersiap dengan indahnya. Ini bagian bahagia, bukan?
03.21 WIB
Suara deru motor sport membelah jalanan. Isak ujan disertai petir mengiringi perjalanan pulang. Adrian kembali ke apartemennya dengan raut wajah yang semakin kesal dan lelah. Hati dan pikirannya amat kacau untuk hari yang panjang dan melelahkan ini. Dia kembali merebahkan dirinya di atas ranjang dan menatap nanar ke arah langit-langit kamarnya. Ingatan tentang seseorang kembali menyerbu pikiran dan perasaanya."Ian, lo tau ga, kenapa gue bisa sesayang sekaligus sesakit ini ke seseorang?"
"Kenapa?"
"Karena dia bahagia sekaligus hancur gue, ian."
"Kok bisa?"
"Lo percaya ga? pada takdir seseorang yang dihadirkan sementara untuk menyenangkan sekaligus menyakiti di akhir kisah?.
Adrian terdiam mencerna perkataan sahabat masa kecilnya itu.
"Lo harus percaya, ian. Karena itu takdir dan kisah yang terjadi dalam hidup gue. Gue sampai penasaran gimana ujung dari perjalanan hidup gue nanti. Apakah gue bagian dari bahagia? atau mungkin sepenuhnya sudah berada pada bagian hancur?. Tapi dibanding semua itu, ruang terdalam dari diri gue jauh ada pada memikirkan tentang kebahagian seseorang, ian. Rasa sakit yang gue tahan selama ini, gaada apa-apanya dibanding dia yang ga tau apa-apa."
"Gue gangerti lo lagi bahas apaan."
"Hahaha bagus deh, gue cuma mau lo dengar apa yang gue omongin aja."
"Kenapa lo ngasi gue kalung ini? bukannya ini kalung kesayangan lo, disentuh dikit aja lo emosi."
"Gatau, ian. Kayaknya kalung ini lebih cocok dipake sama lo dibanding gue. Gue takut dimakan tanah duluan, tar gaada yang jaga ni kalung, haha."
"Bangsat lo, dari tadi ngomong ga jelas."
"Gue titip ya? lo jaga baik-baik, Drian."
Ingatan tentang kalimat-kalimat tersebut kembali mengeruak di kepala Adrian yang membuatnya serasa akan pecah. Ia memegang kalung yang bergantung di lehernya tersebut sambil memperhatikan huruf L yang terlihat seperti sebuah kunci dan menjadi lambang perasaan cinta. Sekarang ia baru benar-benar paham tentang kalimat-kalimat yang diucapkan oleh sahabatnya tersebut. Takdir tuhan memang punya bagiannya masing-masing. Setiap pertanyaan memiliki jawabannya, dan sekali lagi ia mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang ia dapatkan dulu diselimuti rasa penyesalan dan sesak di hatinya.
Suara dering alarm membangunkan lelaki itu. Adrian masih pulas berguling di atas tempat tidur karena tadi malam dia baru tidur saat jam menunjukkan pukul 4. Mata adrian sangat berat menahan kantuk yang masih menjalar. Suara panggilan telpon masuk mampu membuka mata lelaki tersebut. Dengan lesu ia mengambil telpon yang berada di atas nakas.
"Woyy, Drian lo dimana? anak-anak pada nungguin lo dari tadi"
Suara Gara dengan keributan yang terdengar dari seberang telpon membuat Adrian terbangun dan tersadar bahwa hari ini ada rapat dadakan yang ia sendiri minta kepada gengnya."Anjing gue lupa! gue otw sekarang"
"Ah gimana si lo, lo yang buat janji lo yang.." tuuut. Suara panggilan terputus dilakukan sepihak oleh lelaki gahar tersebut. Adrian buru-buru menyambar handuknya untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah.
Tentu saja gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Adrian mendengus karena telat. Tidak ada pilihan lain selain masuk lewat kebun jagung samping sekolah dan memanjat pembatas dari kayu dengan runcing tajam. Adrian berhasil masuk ke sekolah dengan mengendap-endap melewati lorong kelas Xll IPS. Kelasnya Xll IPS 1 berada di ujung dan harus melewati ruang BK terlebih dahulu untuk sampai disana. Dengan hati-hati dia melewati ruang BK dan berhasil masuk ke kelasnya. Hari itu jam pelajaran pertama adalah sejarah peminatan. Pak Bandi sedang sibuk di ruang guru dan akan telat masuk kelas. Tapi beliau sudah menitipkan tugas lewat Kalean selaku ketua kelas untuk membagi kelompok dan membagi materi persentasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Alaska
RomanceProlog Kita "Kisah paling bahagia hadir dan ada saat kebahagiaan lainnya tukar terganti. Pamit ataupun tidak, masih ada ataupun akan hilang, orang baru dan lama punya bagian dan masanya masing-masing. Kamu, dengan rasamu yang masih sama dengan orang...