Ahyeon mendesah panjang, tatapannya kosong menatap buku yang terbuka di depannya. Dia tidak benar-benar membaca. Pikirannya terfokus pada satu hal yang sudah mengganggu pikirannya selama seminggu terakhir: perjodohan. Orang tuanya telah membuat keputusan untuk menikahkannya dengan seseorang yang belum pernah ia temui. Dan, yang paling membuatnya terkejut, orang itu bukan sembarangan orang. Dia adalah Pharita, CEO muda yang sangat sukses dan terkemuka."Kamu serius mau menikah sama orang yang bahkan belum kamu kenal?" Tanya Ahyeon pada Rami setelah dia menceritakan keresahannya, teman sekelas sekaligus teman baiknya di sekolah. Rami menatapnya dengan simpati, tidak benar-benar tahu apa yang harus dikatakan.
"Ya iya, jujur orang tuamu memang... mengejutkan," jawab Rami akhirnya, mencoba menghindari kata-kata yang lebih keras. "Tapi, bukankah Pharita unnie itu CEO yang terkenal? Mungkin dia tidak seburuk yang kamu bayangkan."
Ahyeon mendengus, mencoba menolak kenyataan. "Aku bahkan belum pernah ketemu dia! Gimana bisa aku nikah sama dia? Aku masih SMA, Ram!"
Rami tersenyum simpul, menepuk pundak Ahyeon. "Mungkin ini cuma formalitas. Orang tua kaya sering melakukan perjodohan kayak gini, kan? Siapa tahu, nanti bisa dibatalkan."
Ahyeon menggeleng, merasa semakin frustasi. Dia tahu perjodohan ini bukan lelucon. Keluarganya sangat serius, dan dari apa yang dia dengar, keluarga Pharita juga setuju. Tidak ada jalan keluar yang mudah.
———
Hari pertemuan akhirnya tiba. Ahyeon mengenakan pakaian formal yang dipilihkan eommanya, sebuah gaun elegan berwarna biru muda. Ia merasa kaku dan tidak nyaman, tetapi tidak ada pilihan lain. Ia harus terlihat sempurna di mata Pharita, wanita yang akan menjadi tunangannya, setidaknya menurut rencana orang tuanya.
Ketika Ahyeon dan keluarganya tiba di restoran mewah yang sudah dipesan khusus, rasa gugup mulai menyelimuti dirinya. Bagaimana jika Pharita ternyata orang yang menyebalkan? Bagaimana jika perjodohan ini benar-benar terjadi dan dia harus menikah dengan seseorang yang tidak dia cintai?
Pintu restoran terbuka, dan Ahyeon melihat Pharita untuk pertama kalinya. Wanita itu tinggi, elegan, dengan rambut panjang hitam berkilau dan pakaian formal yang memancarkan kekuatan. Pharita memang benar-benar terlihat seperti seorang CEO yang sukses, penuh percaya diri dan otoritas. Tapi, di balik tatapan tegasnya, ada sesuatu yang membuat Ahyeon merasakan hal aneh di dalam dadanya—mungkin kekaguman, atau mungkin rasa penasaran.
Pharita tersenyum kecil ketika mereka berhadapan, tapi senyumnya tampak tidak begitu hangat. Mungkin karena situasi ini juga membuatnya tidak nyaman. Mereka duduk bersama, ditemani orang tua masing-masing, dan percakapan formal dimulai.
"Senang akhirnya bisa bertemu denganmu, Ahyeon," sapa Pharita dengan suara yang tenang dan penuh kendali.
Ahyeon tersenyum kikuk, mencoba menyembunyikan kegugupannya. "Senang bertemu denganmu juga, unnie."
Seiring makan malam berlangsung, percakapan mereka terasa kaku dan formal. Ahyeon tidak bisa menemukan celah untuk bersantai atau merasa nyaman. Pharita terlalu... sempurna. Segalanya tampak direncanakan dengan baik, dari cara dia berbicara hingga gerak tubuhnya. Ini membuat Ahyeon semakin merasa tidak cocok dengan peran yang sedang dipaksakan kepadanya.
Namun, setelah makan malam selesai dan orang tua mereka meninggalkan meja sebentar untuk berbicara bisnis, momen canggung itu mulai mereda. Pharita menatap Ahyeon dengan tatapan lebih lembut daripada sebelumnya.
"Sepertinya kamu nggak terlalu suka dengan ide perjodohan ini," Pharita memulai percakapan, suaranya sedikit lebih santai.
Ahyeon terkejut dengan kejujuran Pharita. Dia berpikir Pharita akan sepenuhnya mendukung perjodohan ini tanpa memikirkan perasaan Ahyeon. "Yah... Aku... jujur aja, aku nggak pernah membayangkan bakal dijodohin sama orang yang bahkan belum aku kenal. Apalagi aku masih SMA."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot
RomantikKumpulan cerita Ahyeon dan Pharita <3 Note: cerita ini hanya fiksi semata, jangan dibawa serius.