.
.
.
.Dasar anak sialan!
Cewek kejam!!
Mati aja lo!
Cewek gila!
Gak punya hati nurani Lo,ya!!
"Zovana Eliza, Lo bisa panggil gue Zova." Gadis berambut ikal panjang itu menjulurkan tangannya.
"Laudya Amora." Balas gadis yang kini tengah membalas jabatan tangan yang diberikan oleh teman sebangkunya.
Laudya tersenyum tipis seraya mengeluarkan buku pelajaran yang akan dijelaskan oleh gurunya.
Hari ini Laudya sudah mulai menjalani tempat belajarnya di sekolah baru setelah berhasil meninggalkan sekolah lamanya yang dipenuh dengan rasa bersalah.
Sembari mendengar penjelasan dari sang guru,ekor mata Laudya melirik kearah jendela luar yang memperlihatkan luasnya lapangan serta gedung-gedung sekolah yang terbilang cukup besar. Hingga tak sengaja nentranya menangkap seseorang yang tengah bermain basket dilapang.
Tanpa Laudya sadari sedari tadi Zova memperhatikan arah mata Laudya. Zova menarik sudut bibirnya saat melihat seseorang yang Laudya perhatikan sedari tadi.
"Namanya Biantara Dilian Sembagi. Kelas 12 MIPA 2." Ucap Zova.
Kaget karena kepergok Zova membuat Laudya langsung mengalihkan pandangannya dari jendela.
"Mau gue kenalin? " Tawar Zova.
"E-eh??maksudnya apa?" kata Laudya kikuk.
Melihat ekspresi Laudya yang kikuk membuat Zova menahan tawa. "Istirahat nanti gue mau kenalin Lo ke geng Arzor." Ucap Zova.
Laudya menatap Zova bingung. Setelah Zova mengatakan itu ia pun langsung kembali menulis materi yang ada dipapan tulis.
...
"Yang kayak gini emang pantesnya dihujat!." Maki Bahtera dengan tatapan jenaka.
Berbeda dengan teman-temannya yang kini tertawa puas atas ejekan mereka yang berhasil membuat Bahtera naik darah.
"Mending sama Lea,Ter...sopan walaupun lugu culun. Daripada Shena,udah murahan banyak gaya lagi" Ucap Eza yang tengah duduk dipaling ujung kursi panjang kantin.
"Parah,sih mulutnya Eza." Sahut Sadewa.
"Lo pada gak tau apa-apa. Percuma gue jelasin sampe mulut berbusa juga gak akan paham." Kata Bahtera.
"Bucin sama bego beda tipis,Ter." Tutur Biantara seraya memutar botol Aqua diatas meja.
"Lo padahal tau Shena bukan cewek baik-baik. Balik sekolah langsung ke club pulang kerumah pagi,gak salah kalo orang lain nilai tuh cewek udah gak perawan lagi." Ucap Eza," Gak mungkin,kan kalo dia gak pernah disentuh cowok?."
"Dengerin,Ter. Didunia ini cewek tuh banyak. Kalo Lo mau sama yang cantik,ya...masih ada Lana. Yang bodygoals masih ada Aneth apalagi yang Sholehah plus pinter masih ada Kaisha. Masih banyak,Ter..."kata Sadewa." Gue dukung Lo sama siapa aja asalkan jangan sama Shena."
Bukannya mencerna perkataan panjang lebar dari Sadewa,Bahtera malah mengacak rambutnya frustasi. Sedangkan Biantara hanya terkekeh kecil melihat ekspresi mengenaskan dari wajah Bahtera.
"El...Lo paham gak maksud gue apa?" Kini Bahtera beralih kepada Elbiru yang sedari tadi hanya diam.
Elbiru melirik sekilas ke arah Bahtera. "Kalo Lo sayang Shena, lindungi dia. Jangan Lo biarin dia terus masuk kedalam kesalahan besar. Gue yakin ini bukan kemauan Shena buat kerja ditempat itu." Ucap Elbiru.
YOU ARE READING
Antagonis Love
Teen FictionSemuanya berawal dari masa putih abu-abu. Laudya,gadis yang pernah dikenal sebagai pelaku pembully di sekolah lamanya,kini harus dipertemukan dengan orang-orang yang sama sekali tidak ia duga disekolah barunya. "Manusia sejahat itu ya... bahkan bis...