Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐰.
.
.
.
"Apakah kau masih keturunan asli rambut perak?"
BADUM
Jantung Mew berdetak sangat cepat. Keringat dingin perlahan membasahi kulit tipis wajahnya yang bercahaya.
"A-Apa maksudmu? Aku sungguh tidak mengerti mengapa kau menuduhku seperti itu" Melirik ke arah lain.
"Mengapa gugup? Aku hanya bertanya. Jika tidak, maka katakan tidak dengan lantang"
"Aku tentu saja tidak. Mengapa kau masih bertanya? Kau tidak lihat rambutku yang cokelat?" Mew menunjuk rambutnya sendiri.
"J-Jika aku adalah rambut perak, memangnya apa yang akan kau lakukan?""Wah, kau mengaku sekarang?"
"Tidak benar! A-Aku hanya bertanya"
Gulf mendekati Mew di ranjang, membuat Mew mundur beberapa inci.
"Apa yang akan aku lakukan, kau penasaran?" Tanya Gulf sambil mendekatkan wajahnya pada Mew, sehingga Mew meneguk ludahnya secara kasar
Gleg
Mew memutar kepalanya ke arah lain, menghindari tatapan Gulf.
"Lupakan. Aku tidak jadi bertanya" Mengayunkan tangan di udara.
Gulf menarik kedua sudut bibirnya sebelum ia menahan tangan Mew yang terayun itu.
Grep
Gulf menekan tangan itu ke kepala ranjang kemudian menghimpit Mew, membuat Mew sangat terkejut.
"Apa yang kau lakukan?" Mew mencoba melepaskan tangannya yang Gulf tahan namun sulit. Tekanan yang Gulf berikan tidak main-main.
"Kubilang lepas""Diam. Biarkan aku memastikan sebentar makhluk apa kau sebenarnya" Melirik Mew dari ujung rambut hingga kaki.
"Sudah kubilang--aku bukan manusia rambut perak! Mengapa kau sungguh keras kepala?"
"Kalau begitu biarkan waktu yang membuktikannya sendiri. Kalau kau ternyata memang hamil, kau adalah manusia perak itu"
"Apa maksudmu-----mhmm?!!" Detik berikutnya, Gulf sudah mendorong tubuh Mew untuk telentang dan menindihnya. Wajah Mew merah padam seolah seluruh aliran darah terkonsentrasi pada satu titik. Melihat wajah merah Mew, membuat Gulf semakin bersemangat. Ia semakin menekan tubuh Mew sambil membuka satu per satu kancing kemeja lalu melempar kemeja itu secara acak. Begitu tubuh bagian atas milik Mew terekspos, Gulf meneguk ludah. Ini adalah kesekian kali Gulf meniduri Mew tapi tidak satu kali pun ia tidak menelan ludah sebab lekukan pinggang dan warna putih tubuh Mew begitu indah dan cantik.
Gulf meraba dada Mew dan menekan salah satu butir permen Cherry disana. Ia menunduk untuk menghisap permen Cherry itu seperti orang yang serakah.
"Ahhh" Desis Mew terdengar cabul. Ia menggigil geli dan mengejang ketika deretan gigi Gulf mengenai permen Cherry miliknya tersebut.
Gulf tidak bisa menahan senyum ketika melihat wajah cabul Mew yang seperti minta di masuki segera. Di dorong nafsu yang membara, Gulf melepas-paksa celana pendek yang Mew pakai dan memasukkan 2 jarinya ke dalam mulut sebelum ia masukkan ke dalam lubang Mew yang kering.
"Akhh----sakit! Lepaskan aku--hahh" Tubuh Mew membusung. Mew menggeleng dan mengerang karena siksaan yang menyakitkan namun Mew harus akui siksaan itu lama-lama membawa kenikmatan tersendiri baginya. Dahinya di selimuti keringat tipis dan erangannya semakin menjadi-jadi. Ia tidak peduli lagi suaranya di dengar oleh siapa yang jelas ia ingin Gulf dengar agar dia berhenti menyakiti lubangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILVER HAIR 🔞⚠️ || GULFMEW
Fanfic🔞 AREA ♦ BXB ♦ MPREG ♦ 21+ Mature Content ¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢ Bagi sebagian orang, hidup damai dan bahagia itu adalah sebuah tujuan. Bagaimana jika---di dalam tujuan 11:1.000.000.000 orang di bumi tidak memiliki semangat...