POV: Shen Meng Yao
Pagi itu, aku terbangun dengan perasaan hangat yang aneh di dalam dadaku. Matahari baru saja mulai menyusup melalui celah-celah tirai di kamar Yuan Yiqi, memberikan cahaya lembut yang hangat di ruangan.
Aku terdiam sejenak, membiarkan kesadaran perlahan-lahan kembali, dan saat itulah aku merasakan sesuatu yang lain—bukan hanya kehangatan dari sinar matahari pagi, tetapi juga kehangatan tubuh Yiqi yang berbaring di sampingku. Kami berbagi selimut, dan entah bagaimana, di malam hari tubuh kami secara alami saling mendekat.
Aku menatap wajahnya yang masih tertidur, tampak begitu damai. Rambutnya yang sedikit acak-acakan, kulitnya yang sedikit memerah karena dingin, dan bibirnya yang sedikit terbuka saat dia bernapas perlahan.
Seolah-olah waktu berhenti saat itu juga, membiarkan aku menikmati momen ini lebih lama. Tak bisa kupungkiri, hatiku berdebar lebih cepat hanya dengan melihatnya.
Perlahan-lahan aku menarik diri dari selimut, berusaha keras untuk tidak membangunkannya. Perutku bergejolak dengan rasa malu sekaligus manis saat mengingat kejadian semalam. Aku tidak percaya bahwa aku benar-benar mencium pipinya, dan kemudian Yiqi membalas ciuman itu... lebih dari yang kubayangkan.
Senyum kecil tak bisa kutahan saat melangkah ke dapur, meninggalkan Yiqi yang masih tenggelam dalam tidurnya. Memori dari malam tadi bermain di kepalaku seperti film, dengan segala kekikukan, debaran hati, dan tatapan dalam yang kami bagikan.
Aku ingat betapa malu-malu kami setelah momen itu, tetapi ada sesuatu yang lain juga—sesuatu yang membuatku merasa nyaman dan aman bersamanya.
Aku membuka lemari dapur, mencari kopi dan bahan untuk sarapan. Membuat kopi rasanya hal kecil, tetapi pagi ini terasa begitu istimewa. Aku ingin memberinya sesuatu yang manis, meskipun sederhana—seperti secangkir kopi panas dan sarapan. Mungkin ini caraku mengatakan bahwa aku benar-benar menikmati waktu bersamanya.
Saat air mendidih, aku mengeluarkan dua cangkir dari rak dan meletakkannya di meja. Pikiran-pikiranku melayang kembali ke semalam—aku tertawa kecil sendiri mengingat betapa gugupnya kami. Aku sempat panik saat tangannya hampir membuka kancing piayamaku, dan dia pun langsung sadar dan duduk canggung di sebelahku.
Kami sama-sama tergagap, saling menatap dengan perasaan malu, tapi itu malah membuatku semakin merasa dekat dengannya. Ada sesuatu yang indah tentang rasa malu yang kami bagi bersama. Tidak sempurna, tapi justru itu yang membuatnya istimewa.
Setelah menuangkan kopi ke dalam dua cangkir, aku mulai membuat sarapan sederhana—hanya beberapa roti panggang dan telur. Aku tidak tahu apa yang biasanya dia makan untuk sarapan, tapi aku berharap ini bisa membuatnya tersenyum.
Setidaknya, aku bisa memberikan pagi yang menyenangkan untuknya, meski hanya dengan hal-hal kecil seperti ini.
Saat aku menyiapkan piring-piring di meja, pikiranku kembali ke Yuan Yiqi. Tidurnya yang lelap membuatku gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless Whispers - Yuan Yiqi dan Shen Meng Yao [heimiao Couple] SNH48
Hayran KurguYuan Yiqi, yang baru saja putus cinta, dipaksa masuk ke dunia aplikasi kencan oleh sahabatnya, Song Xin Ran. Tak disangka, dia bertemu Shen Meng Yao, seorang perempuan yang mengubah arah hidupnya. Apa yang dimulai sebagai pelarian dari patah hati, j...