Selamat membaca semuaaaa❤️
Minggu, 06.46 WIB
Di pagi hari ini Aca ( Asha ) menghabiskan waktunya untuk jogging di stadion dekat rumahnya. Ia sudah membuat janji dengan sahabatnya, Ify. Sudah setengah jam Aca menunggu Ify, namun tak kunjung datang.
"Kemana lagi tuh bocah. Di tungguin ga dateng dateng. Di telfon ga diangkat lagi." Gerutu Aca sambil mengotak atik ponselnya.
Ia melihat matahari sudah mulai naik, banyak orang lalu lalang untuk berlari maupun jalan santai. Aca berpikir sejenak.
"Apa gue jogging dulu aja ya? Ntar biar Ipy nyusul deh." Kata Aca sambil mengirim pesan kepada sahabatnya.
Aca sudah berlari hampir satu putaran, ia mulai memelankan langkahnya. Keringatnya pun mulai bercucuran. Matahari sudah menyengat kulit Aca.
Aca berhenti sambil membuka botol tumblr yang berisi mineral yang sengaja di bawa dari rumah. Ia meneguk mineral tersebut. Namun tiba tiba dari arah belakang serasa ada yang menyenggol tangannya. Mengakibatkan air mineral nya tumpah dan membuat basah Aca.
"Bangsat." Pekik Aca sambil melihat botol tumblr nya jatuh ke tanah.
Ia mengibas kan kaos hitamnya yang basah tertumpah mineral.
"Jalan pake mata dong. Lo pu.." belum sempat Aca melanjutkan umpatannya ia terkejut dengan seseorang yang baru saja di omelinya.
Ada yang bisa menebak?
Yaaa, bener banget. Sang bos, sang atasan, alias SAGA si rewel.
"Pak.. pak Saga." Ucap Aca pelan.
"Sorry, saya ngga sengaja. Tadi baru ngecek hp." Kata Saga sedikit panik, namun ia sembunyikan ekspresi paniknya.
"Mmmm i i iya pak. Hehehe." Kata Aca pelan, sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Mmm sebagai tanda minta maaf saya, saya anterin kamu pulang. Kamu kesini naik?"
"Saya tadi naik ojol sih pak, tapi ngga usah pak gapapa. Saya nanti naik ojol aja."
"Ini perintah. Ingat saya atasan kamu. Ayo." Final ucapan Saga tidak bisa di bantah.
Aca pasrah, sekali kali mungkin tidak apa apa di antar pulang sang atasan. Ia berjalan di belakang Saga, persis seperti anjing yang membuntuti sang majikan.
"Cepet banget si jalannya. Mentang mentang kaki nya panjang." Gumam Aca menyesuaikan langkah yang cukup lebar.
Saga menoleh ke arah Aca.
Duk
"Aduh." Pekik Aca refleks.
Saga memperhatikan Aca yang mengelus keningnya. Aca menabrak dada bidangnya karena berhenti mendadak.
"Kenapa?"
Aca mengelus kening sambil memasang wajah bodohnya. 'Kenapa dia bilang? Ga liat apa jidat gue kepentok badan dia yang gede itu.'
Aca menggeleng sambil melangkah tanpa menoleh menunggu sang bos.
Setelah 10 menit perjalanan menggunakan motor, ya untuk hari ini Saga menggunakan motor gede nya untuk berolahraga. Berhenti di rumah Aca yang bisa dibilang cukup besar.
"Mmmm makasi ya pak udah di anterin." Ucap Aca sopan. Baju yang tadi basah, kini kering di terpa angin selama perjalanan pulang.
"Iya. Say.."
Belum sempat Saga melanjutkan kata katanya, mami Aca sudah menyela yang entah datang dari mana.
"Loh, Ca. Udah pulang? Cepet banget. Ini di anterin siapa? Pacar ya? Kok ngga bilang kalo idah punya pacar? Harusnya langsung di kenalin ke mami dong. Duh pinter banget anak mami nyari pacarnya. Ganteng gini." Ujar Mami Aca panjang lebar.
Aca melongo mendengar ocehan maminya yang tidak jelas. Kemudian ia menghampiri sang mami, sambil menyenggol lengannya.
"Ih mami apaan sih. Sembarangan aja kalo ngomong. Ini bukan pacar Aca. Ini bos Aca di kantor."
"Bos apa bos? Masa iya jogging bareng." Goda mami sambil menaik turunkan alis.
Saga turun dari motor dan menghampiri mami dan Aca yang berada di depan gerbang. Saga mencium tangan sang mami tanda hormat sambil memperkenalkan diri.
"Pagi tante. Saya Saga, atasan Asha di kantor. Tadi kebetulan ketemu pas jogging, sekalian aja saya anterin pulang." Kaga Saga dengan lembut dan sopan santun.
Aca saja sampai kaget dibuatnya, soalnya ia jarang menemui sang bos yang berbicara selembut itu dengan siapapun. Dengan Client saja ia sangat tegas dan berwibawa. Apa lagi dengan bawahan dikantor nya, ia akan sangat tegas dan sedikit nge gas.
'Kenapa nih orang? Ngga mungkin dia mau caper sama mami kan. Ih engga banget deh.' Batin Aca sedikit bingung.
" atasan Aca beneran ya?"
Saga mengangguk sopan.
"Tapi nanti kalau mau jadi pacar, apalagi jadi mantu tante. Tante setuju dan seneng banget loh." Ucap mami mulai ngawur. Aca melotot tajam mendengar perkataan sang mami.
"Kalo gitu saya pamit pulang duluan tante. Permisi Tan." Pamit Saga sopan sembari mencium tangan Mami tanda hormat.
Aca? Ia di abaikan begitu saja. Seperti hantu yang tak terlihat, Saga pergi tanpa berpamitan dengannya. Kemudian Saga melajukan motornya keluar dari komplek perumahan Aca.
"Mami apaan sih tadi. Malu maluin Aca aja. Nanti kalo bos Aca kepedean gimana? Malu banget lah aku kalo di kantor." Omel Aca sambil berjalan mengejar Mami.
Mami tersenyum. "Siapa tau dia jadi mantu mami, emang kamu ngga mau punya imam kayak gitu?"
Aca memutar bola matanya malas.
"Belum tau aja kelakuan aslinya kayak gimana." Gumam Aca pelan.
.
.
.
.
.
.
.
PERWIRA GROUP, 11.36WIBPara karyawan kantor sibuk dengan pekerjaan masing masing. Di jam jam menjelang makan siang, tak jarang dari mereka yang sudah mempersiapkan untuk makan siang. Entah itu memesan online atau meminta bantuan OB untuk membelikan makan siang.
Dirunangan Saga, Aca baru saja masuk menanyakan sang bos akan makan siang dimana atau ingin memesan makanan apa. Karena agenda selanjutnya adalah meeting di kantor mereka tepat pukul 1 siang.
"Pesenin saya nasi padang." Titah Saga yang masih meneliti tumpukan berkas di mejanya.
Aca menggulir ponselnya mencari resto nasi padang terdekat. Kemudian mengeklik pesan pada aplikasi online tersebut.
" mungkin ada lagi pak yang mau di pesan?"
Saga menggeleng tanda tak ada yang akan di pesan. Kemudian Aca pamit undur diri, namun baru beberapa langkah ia di kejutkan oleh suara Saga yang berkata.
"Mama kamu persis kamu ya? Banyak ngomong."
"Eh. Ih itu iya pak. Mmm pak ucapan mami saya kemarin ngga usah di masukin hati ya pak. Maafin mami saya. Dia emang random kalo ngobrol sama orang." Jelas Aca menyengir kuda.
"Kalo beneran juga gapapa." Gumam Saga yang tidak jelas.
"Gimana pak?"
"Engga kok."
"Oh oke pak. Saya pamit keluar dulu, permisi pak."
Kata Aca berlalu menuju meja kerjanya.Saga menatap pintu yang baru saja di tutup oleh Aca. Ia menatap dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Apa benar kalo.." gumam Saga berpikir.
"Ah engga engga mungkin. Ngawur aja nih otak." Tepis Saga sambil kembali fokus dengan berkas berkasnya.
Yeay terima kasih sudah membaca❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Kisah
HumorOn Going ARDIAN SERIES 4 Seperti biasa, ngga usah pakai deskripsi. Langsung baca aja sequel ABIMANYU. ketemu sama ACA ditemani SAGA si galak, engga sih, dingin, ah ngga terlalu. Yaudah deh, langsung baca aja. Aku kemas cerita ini seringan mungkin...