52. Indagis Tuyul (2)

288 21 0
                                    

Malam itu, tiga Indagis berdiri saling bersandingan untuk menghadapi pasukan gaib di hadapan mereka.

Posisi Praja berada di tengah-tengah, sementara di sebelah kanan kirinya terdapat Bima dan Angga.

Di belakang mereka, masing-masing berdiri 3 sosok khodam yang hadir untuk melindungi tuan mereka masing-masing.

"Maung Bodas!" Ucap Praja.

"Nagagini!" Sahut Bima.

"Barong!" Lanjut Angga.

"Lakukan Penyatuan!" Ujar mereka secara bersamaan.

Tiga sosok khodam itu pun menyatu dengan roh para Indagis. Memberikan 3 pemuda itu wujud dan kekuatan lebih untuk menghadapi musuh yang lebih kuat.

Praja kini telah siap dengan cakar energi yang biru yang menyelimuti kedua tangannya.

Sementara Bima sudah memegang senjata Crossbownya, siap untuk menyerang.

Sedangkan Angga telah memegang dua keris merah di kedua tangannya. Siap untuk menghabisi semua lawannya.

Para mahluk gaib, yang terdiri dari Pocong, Kuntilanak, Jin penglaris, dan beberapa jenis jin dengan bentuk mengerikan lainnya mulai menyerang para Indagis.

Para Indagis pun segera menyerbu kerumunan jin itu dengan gagah berani.

Praja, dengan insting dan kemampuan bertarung jarak dekat layaknya harimau mampu mencabik-cabik setiap mahluk gaib yang berada di dekatnya.

Bima, dengan kemampuannya dalam menembak musuh dari jarak jauh. Ia mampu melindungi Praja dan Angga dari belakang. Kemampuan menembaknya sangat hebat, hingga tak ada satupun mahluk gaib yang mampu menyentuhnya.

Angga, kemampuan bertarungnya sangat ganas seperti singa. Setiap tebasan dari kerisnya mampu memotong-motong tubuh para hantu yang terkena jangkauan serangannya.

Angga bahkan sanggup melompat dan melakukan serangan berputar untuk menebas pasukan Kuntilanak yang berterbangan.

***

Sementara itu, di tempat lain. Maya dan Nayla sudah berhasil menenangkan wanita yang mereka temui di kampung itu.

Sementara tubuh Praja, Bima, dan Angga juga sudah mereka amankan.

"Untung dia udah tenang ya Kak!" Bisik Nayla pada Maya.

Maya hanya tersenyum merespon bisikan Nayla. Hingga, sorot matanya menangkap seseorang yang sedang berlarian di atas atap bangunan.

Sosok itu merupakan pria botak yang tampak sedang melarikan diri dari sesuatu. Namun, Maya merasakan hal yang aneh dari aura yang dikeluarkan pria itu.

"Nayla, kamu tunggu di sini!" Perintah Maya, ia pun langsung berlari mengejar pria itu.

"Tunggu, Kakak mau kemana?" Tanya Nayla, namun tak diindahkan oleh Maya.

Maya terus berlari mengikuti pria itu, hingga pada satu titik pria itu melompat turun dari salah satu bangunan.

"Cih, sial! Badan astralku jadi terluka parah begini. Ini benar-benar butuh waktu untuk menyembuhkannya!" Ucapnya.

Pria itu pun tampak mengumpulkan energi astral untuk melakukan sesuatu. Namun secara bersamaan, Maya datang dan mengejutkan pria itu.

Namun sayang, saat Maya berhasil menangkap tangan sang pria, sesuatu pun terjadi.

Ada semacam energi astral berwarna kuning yang menyelimuti tubuh mereka. Dan dalam sekejap, energi itu pun memindahkan mereka ke tempat lain.

Indagis 1: Jawa ArcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang