12

104 14 0
                                    

Setelah tinggal di Kichakas selama sekitar satu bulan, para Pandawa mulai bepergian lagi. Pada hari ketiga perjalanan, mereka berkemah di sebuah tempat terbuka di kawasan hutan. Mereka memutuskan untuk menjelajahi daerah sekitar untuk mencari buah-buahan karena mereka tidak punya banyak makanan.

"Nakula dan Sadewa, pergilah ke arah itu. Arjuna dan aku akan pergi ke sisi ini. Bhima tinggallah di sini." Kata Yudhisthira.

"Tidak!" Semua orang menatap Drisana saat dia berteriak.

"Maksudku. Aku ingin pergi juga Jyesth."

"Kenapa kau tidak ikut denganku dan Jyesth?" tanya Arjuna dengan senyum nakal.

Drisana meminta bantuan Sadewa. Dia mengerti dan berkata,"Kau pergilah dengan Nakula. Aku punya hal lain yang harus kulakukan."Drisana langsung mengangguk dan mulai menuju ke arah yang seharusnya dituju Nakula. Nakula mengikutinya.

Drisana ingin berbicara dengan Nakula tentang mereka. Setelah mengakui perasaannya pada dirinya sendiri, dia memutuskan bahwa yang terbaik adalah berbicara dan mengungkapkannya. Dia mencintainya dan ingin bersamanya. Dia pikir dia tidak akan pernah kembali ke Kaliyug. Dan jika ada kesempatan untuk kembali, dia tidak berpikir dia bisa melakukannya. Satu-satunya hal yang menghentikannya sejak awal adalah mengetahui bahwa dia akan menikahi Draupadi. ​​Tetapi Bhima juga seharusnya menikahi Hidimbi, bukan? Jika itu tidak terjadi, mungkin ada kemungkinan pernikahan Pandawa dengan Draupadi juga tidak akan terjadi. Tetapi jika itu terjadi, maka apa yang akan dia lakukan?Yah, dia memutuskan bahwa dia tidak peduli lagi.

'Takdir akan menyerahkan apa pun yang kamu pilih.' Itu adalah kata-kata Krishna dan dia telah memutuskan untuk memilih Nakula. Dia miliknya. Titik. Dia tidak akan membiarkannya pergi atau membaginya dengan siapa pun.

"Nakula, aku ingin bicara." Drisana bertanya kepadanya saat dia sedang mencari-cari di semak-semak.

"Tentang apa?" Dia berkata tanpa menatapnya sambil berusaha menahan senyum. Dia tahu apa yang ada di benaknya.

"Tentang kita. Maksudku kau dan aku-" kata Drisana tak berdaya.

Bagaimana orang-orang membicarakan ini? Nakula menoleh untuk menatapnya dengan ekspresi kosong. Oke. Dia tidak akan membuatnya lebih mudah. ​​Drisana mulai menarik napas dalam-dalam.

"Saat pertama kali datang ke sini, aku bingung. Aku pikir aku akan pergi setelah beberapa saat. Aku tidak pernah merasa diterima. Bahkan sebelum datang ke sini, aku selalu sendirian. Namun setelah bertemu keluarga kalian, aku menjalin ikatan dengan kalian semua. Aku menemukan ibu ku di Mata, kakak laki-laki di Jyesth dan kak Bhina, seorang teman di kak Arjuna dan Sadewa. Dan kalian menjadi teman yang selalu ada untuk ku. Sejak aku datang ke sini, kalian selalu ada untuk ku, menjaga ku, merawat, memahami kata-kata ku yang tak terucap. Namun aku tetap berpikir aku akan pergi dan jadi aku tidak ingin terlibat. Kemudian ketika aku memutuskan untuk tetap bersama kalian setelah Warnabrata, aku tetap ingin tetap menyendiri. Karena aku tidak ingin terluka. Aku tidak percaya kalian akan selalu berada di samping ku. Aku takut, aku masih takut bahwa suatu hari sesuatu akan terjadi dan kalian tidak akan bersama ku lagi. Bahkan melalui semua kesulitan dalam beberapa bulan terakhir ini, kalian tidak pernah gagal menjaga ku. Kalian ada di sana meskipun aku tidak memberi kalian harapan. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa diterima. Aku merasa damai. Aku merasa bahagia. Aku merasa dicintai. Dan aku takut kehilangan ini. Aku takut kehilanganmu. Aku ingin bersamamu. Tidak untuk jangka waktu yang terbatas. Tapi untuk seluruh hidupku." Setetes air mata lolos dari matanya.

Nakula memejamkan matanya sejenak. Ini adalah pertama kalinya mereka membicarakan perasaan mereka. Kemudian membuka matanya, dia melangkah mendekatinya dan menangkup wajahnya dengan satu tangan, mengusap air mata dengan ibu jarinya.

PETUALANGAN KE MASA LALU ERA MAHABHARATA (TERJEMAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang