"Ayah, " sapa Kirana. Melihat putrinya di luar kamarnya, Zyan memanggil putrinya untuk masuk. "Kemari nak, " ucap Zyan yang langsung merangkul Kirana di sampingnya. "Ayah rindu pada ibu?" Tanya Kirana. "Semenit saja berpisah dari ibumu ayah tak sanggup nak. Dan sekarang, dia harus pergi meninggalkan kita selama-lamanya. Berat bagi ayah untuk tetap terus hidup, tapi ayah ingat bahwa ada kalian anak-anak ayah yang harus ayah temani, " ucap Zyan yang kembali berlinangan air mata.
"Ayah, Kirana sayang ayah. Dan Kirana tidak mau kehilangan ayah juga, "
"Iya sayang. Ayah berjanji untuk tidak meninggalkan kalian, "
"Ayah, berjanjilah pada ku untuk tidak mencari pengganti ibu, "
"Kirana, lelucon macam apa ini? Ibumu adalah belahan jiwa ayah. Wanita pertama yang memberikan warna baru untuk kehidupan ayah. Wanita pertama yang mengajari ayah apa itu cinta. Bagaimana bisa kau berpikir kalau ayah akan mencari pengganti ibumu hum? Ayah sudah berjanji kepada ibumu untuk tidak akan menggantikan namanya di hati ayah, "
Kirana memeluk erat ayahnya hingga tertidur di pelukan sang ayah. Beberapa menit kemudian, Zyan menyadari bahwa putrinya tertidur di pelukannya langsung menggendongnya dan meletakkannya di ranjang. Zyan memilih untuk beristirahat di sofa, karena Kirana tidur di ranjangnya. "Kau benar Esmes, aku harus kuat demi anak-anak kita. Apapun yang terjadi sekarang aku tidak akan pernah menunjukkan kelemahan ku di depan anak-anak, " batin Zyan sambil memandangi foto istrinya yang kemudian tertidur dengan memeluk foto tersebut.
----------------
Keesokan harinya, Kirana terbangun dan mendapati dirinya tertidur di kamar ayahnya. Kirana melihat ke sekeliling kamar untuk mencari ayahnya, namun dia sama sekali tidak menemukan keberadaan ayahnya. Kirana keluar untuk mencari ayahnya namun sama sekali tidak menemukannya. Dari kejauhan Kirana melihat ayahnya sedang berada di pemakaman istrinya. "Cinta ayah begitu besar pada ibu, pagi-pagi buta ayah sudah berada di sana bahkan sudah hampir 2 jam ayah di sana, " ucap Candra yang tiba-tiba muncul. Kirana dan Candra diam memandangi ayah mereka dari kejauhan. Singkat cerita jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, hari ini anak-anak Hernandes tidak ada yang sekolah karena masih dalam suasana berduka, begitu juga dengan yang lainnya."Paman, " ucap Bella yang melihat Varez dan Dicto datang.
"Dimana ayah mu?"
"Dia di kamar paman, sedang beristirahat. Kata ayah semalam dia kurang tidur, "
"Bisakah paman bertemu dengan ayahmu?"
"Bisa paman. Naik aja ke atas, "
Varez dan Dicto naik ke atas untuk mengecek keadaan Zyan. Karena sejak semalam kedua bersaudara ini tidak bisa tidur karena kepikiran dengan kondisi Zyan. Ketika masuk ke dalam, ternyata Zyan sedang berbaring di ranjang. Melihat kedatang kedua saudaranya, Zyan langsung duduk dan mempersilahkan mereka masuk.
"Kak Varez, Dicto. Ada apa?"
"Bagaimana perasaan mu hari ini?"
"Aku rasa sudah cukup baik kak, "
"Dengarkan aku. Kematian Esmes jangan sampai membuat kita lemah. Kau punya banyak anak yang harus kau jaga. Jangan sampai kesedihan mu membuat mereka ikut bersedih, "
Zyan mengangguk paham, dan memeluk kakaknya. Tak berselang lama, Bella di kejutkan kembali dengan kedatangan Selin.
"Selin?"
"Em kak Bella, aku minta maaf tidak bisa datang kemarin. Di tengah perjalanan aku kejebak macet, karena di pusat kota juga ada upacara pengenangan untuk mendiang bibi Esmes, "
"Tidak apa-apa Selin. Oh ya apa kau mencari Candra? Sebentar ya biar aku panggilkan dia, " ucap Bella yang kemudian berjalan naik ke atas untuk memanggil Candra.
Mengetahui itu, Candra bersiap-siap dan langsung turun untuk menemui Selin.
"Selin, "
"Candra. Kenapa kau tidak menjawab telfon ku kemarin?"
"Ma-maaf Selin. Kemarin aku sangat sibuk saat upacara pemakaman ib- em nyonya Esmes, "
"Kalau boleh tau kenapa bibi Esmes bisa sampai meninggal?"
"Seseorang menembaknya, "
"Ya tuhan malang sekali nasib bibi Esmes, "
"Bagaimana dengan paman Zyan?"
"Dia baik-baik saja. Em Selin kita ngobrol di luar aja yok, " ucap Candra yang langsung mengajak Selin pergi keluar untuk ngobrol.
----------------
3 bulan sudah berlalu, kini kondisi keluarga Hernandes sudah kembali seperti semula. Perlahan mereka sudah bisa menghilangkan kesedihan atas kepergian Esmes, dan mulai melakukan kegiatan mereka seperti biasa. Setiap pagi sebelum matahari terbit, Zyan selalu pergi ke makam istrinya untuk menyiram makam istrinya dan membersihkannya. Biasanya Esmes yang selalu menyiapkan sarapan untuk keluarganya karena dia tidak mau keluarganya makan masakan orang lain dan hanya Esmes yang tau apa yang baik untuk keluarganya. Kali ini Bella lah yang menggantikan Esmes dalam mengurus di dapur di bantu dengan Kirana. Zyan sebenarnya tidak mau kedua putrinya memasak di dapur, tapi Bella dan Kirana tidak mau keluarganya tidak makan makanan yang bergizi."Ayah, besok adalah akhir tahun 2019. Apakah ayah tidak mau membuat acara akhir tahun?"
"Itu benar ayah, setiap tahun keluarga kita mengadakan acara akhir tahun. Apakah tahun ini kita juga akan menggelar acara akhir tahun?"
"Jika ayah, paman Varez, dan paman Dicto setuju. Perusahaan ku akan menjadi sponsor kali ini, " ucap Candra.
"Baik jika itu mau kalian, ayah setuju, "
"Yesss, "
"Ayah, ayah. Nanti kita beli baju baru ya. Launa mau baju baru, "
"Iya ayah, Laura juga, "
"Oke, nanti setelah makan kita pergi bersama ke mall untuk membeli baju baru. Apakah kalian mau?" Tawar Zyan kepada Bella, Kirana, dan juga Candra.
"Boleh ayahh, " jawab kedua putri itu serentak.
"Em kayaknya Candra pakai baju lama aja ayah, " ucap Candra.
"Baik kalau begitu, "
Mereka kemudian lanjut makan, dan bersiap untuk pergi ke mall berbelanja baru. Sementara Candra atas persetujuan seluruh keluarga Hernandes melakukan persiapan untuk acara akhir tahun nanti malam. Tak lama kemudian Selin datang ke kediaman Hernandes, dan menyapa Candra.
"Kau ngapain di sini?"
"Aku mengantarkan dana dari perusahaan atas perintah Kirana, "
"Oh begitu, "
"Kau sedang apa?"
"Aku mengurus persiapan untuk nanti malam di sini, "
"Apa aku boleh membantu mu?"
"Ini pekerjaan laki-laki. Apa kau lihat ada perempuan di sini?"
"Lihat, "
"Dimana?"
"Di depan matamu, " ucap Selin sedikit mengajaknya bercanda. Selin dan Candra bersama membantu melakukan persiapan untuk acara akhir tahun nanti malam. Dalam pekerjaan itu Selin sering kali menjahili Candra, hingga membuat Candra mengejarnya. Melihat Candra dan Selin banyak pekerja yang tertawa melihat kemanisan dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERNANDES : The Kindness Monster's
Fantasy࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ ୨୧ ࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ T𝖾𝗋𝗶𝗆𝗮 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘀𝗮𝗒𝗮 𝗎𝖼𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗸𝖾𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻-𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝘀𝗎𝗱𝗮𝗵 𝗆𝗮𝗎 𝗆𝖾𝗅𝗎𝗮𝗻𝗀𝗸𝗮𝗻 𝘄𝗮𝗸𝘁𝗎𝗻𝗒𝗮 𝗎𝗻𝘁𝗎𝗸 𝗆𝗮𝗆𝗽𝗶𝗋 𝗸𝖾 𝗻𖦹𝘃𝖾𝗅 Μ𝗶𝗆𝗶𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝗯𝖾𝗋𝗷𝗎𝗱𝗎𝗅 Н...