Ϲһα⍴tᥱr 52

2 1 0
                                    

Keesokan harinya, semua berkumpul di sebuah lapangan yang cukup luas. Semua berkumpul mengelilingi lapangan tersebut, ayah Ayaz yang terduduk di kursi roda karena cacat juga ikut menyaksikan Trido Trodi. "Ada apa ini Ayaz?" Tanya ayah Ayaz. " Ada penyusup ayah. Dia sudah berani menggoda calon ku, " ucap Ayaz. "Bawa penyusup itu kemari, " ucap Ayaz memerintahkan pengawalnya untuk membawa Candra masuk ke tengah lapangan. "Bawa Trido Trodi itu kemari, " ucap Ayaz. Pengawal lalu membawa sebuah kurungan yang cukup besar masuk ke tengah-tengah lapangan. Candra bingung apa yang ada di dalam kurungan tersebut kenapa begitu besar.

"Rakyat ku semua. Seperti yang kalian ketahui bahwa setiap penyusup di wilayah ku akan mendapatkan hukuman Trido Trodi. Apa itu Trido Trodi? Mereka merupakan manusia purba terakhir yang sangat buas dan besar. Untuk itu kita memberikan hukuman tersebut kepada penyusup yang kalian lihat depan mata kalian sekarang. Pria menjijikan itu sudah berani merayu calon istri dari calon raja Bunyamin, "

"Tidak perlu menunggu lama lagi, mari kita saksikan pertarungan ini, " ucap penasihat kerajaan yang langsung meminta pengawal membuka kurangan tersebut. Saat di buka terlihat keganasan dan buasnya Trido Trodi yang dengan cepat menangkap beberapa pengawal dan langsung memakannya. Candra tercengang melihat bentuk tubuh mereka yang begitu besar melebihi tubuh nya. Saat melihat Candra, Trido Trodi langsung berlari untuk menangkapnya, namun Candra dengan cepat langsung berlari sekuat tenaga untuk menghindari kejaran mereka.

Namun sayangnya kecepatan Candra masih kurang hingga Trido berhasil menangkap nya dan menariknya hingga jatuh. Setiap kali Trido Trodi ingin menghajarnya Candra dengan cepat menghindari serangan itu. Sialnya kaki Candra mendapatkan sedikit sobekan karena cakaran dari Trido yang cukup besar. Candra yang mulai terbakar api amarah langsung menendang keduanya hingga terhempas menabrak dinding pembatas lapangan. Candra merobek bajunya dan mengikat lukanya, dan kini siap bertarung dengan Trido Trodi. Pertarungan yang sebenarnya pun terjadi, Candra yang di anggap Selin lemah mendadak memperlihatkan kehebatannya. Trodi berhasil di kalahkan oleh Candra dengan cara menusuk jantungnya menggunakan tombak milik Trodi sendiri. Melihat Trodi kalah, semua orang tercengang dengan kehebatan Candra. Trido yang tak terima saudaranya di kalahkan langsung emosi dan mementalkan tubuh Candra ke tanah dengan sangat keras hingga Candra mengeluarkan banyak darah dari mulutnya. Selin yang melihatnya merasa sedih dan khawatir dengan keadaan Candra yang mulai semakin parah. Candra berusaha bangkit dan memberikan perlawanan dengan sangat brutal hingga Trido tewas dengan cara di putuskan kedua kakinya.

Semua orang bertepuk tangan atas kemenangan Candra dan menyorakinya. Candra hanya bisa melihat mereka bertepuk tangan dengan pandangan yang cukup melelahkan. "AYAZ!" Teriak Candra memanggilnya. "Apa hanya ini hukuman yang kau punya? Cuih.. Tidak sebanding dengan ku, " ucap Candra yang sedikit angkuh depan Ayaz. Mendengar itu Ayaz tidak terima atas penghinaan dari Candra. Dia kemudian memerintahkan semua prajuritnya untuk menghabisi Candra, namun di saat yang bersamaan Varez dan juga Zyan datang. "BERHENTI, " teriak Varez. Semuanya berdiri ketika melihat kedatangan mereka berdua, terutama ayah Ayaz yang sontak membelalakkan kedua matanya terkejut melihat kedatang Varez. Tanah kerajaan Bunyamin merupakan tanah titipan dari Varez Hernandes sebagai amanah untuk menjamin kehidupan masyarakat di desa Bunyamin.

"Tu-tuan Varez?"

"Apa yang terjadi di sini? Apa yang telah dia lakukan sampai-sampai kalian ingin menghabisinya?" Tanya Varez.

"Tuan, dia adalah penyusup yang ingin menggangu calon istri putra ku, "

"Apa itu benar Candra?"

"Tidak. Aku kemari ingin membebaskan Selin dan kedua orang tuanya. Ayaz telah mengancam Selin, jika dia tidak menikah dengan Ayaz maka dia akan menghabisi orang tua Selin, " ucap Candra. Mendengar itu ayah Ayaz terkejut karena dia tidak tau apa-apa. Yang dia tau hanyalah Selin menerima perjodohan itu dan mau menikah dengan Ayaz. Yang sebenarnya adalah Ayaz merencanakan ini untuk mendapatkan tahta kerajaan menjadi seorang raja. Ayahnya telah berjanji akan menjadikannya raja Bunyamin jika kelak dia menikah. Mendengar itu Ayaz gelap hati dan menginginkan untuk segera menikah. Tapi kenapa ingin menikah dengan Selin? Karena dia juga sangat mencintainya dan ingin menikah dengan Selin.

"Apa benar itu Ayaz?" Tanya ayahnya.

"Ti-tidak. DIA BERBOHONG AYAH. AKU TIDAK SEPERTI ITU, " teriak Ayaz membela diri.

"ITU BENAR. Paman Bunyamin maafkan aku, tapi putra mu telah mengurung kedua orang tua dan mengancam ku. Aku kemari bukan untuk putra mu melainkan untuk orang tuaku, " sambung Selin. "DIMANA KAU MENGURUNG RAJA FURKAN?" Teriak ayah Ayaz. Ayaz hanya diam tidak menjawab pertanyaannya sama sekali. Raja Bunyamin lalu memerintahkan para prajurit untuk segera membebaskan orang tua Selin. "Tu-tuan maafkan aku, " ucap raja Bunyamin meminta maaf pada Varez.

"Aku memaafkan mu Bunyamin. Tapi tidak dengan putra mu yang sudah ingin melukai Candra, "

"Tuan soal pemuda itu bisa kita bicarakan nanti, "

"Apa kalian tau dia siapa?" Ucap Varez.

"Dia adalah Adycandra Hernandes. Putra dari adikku Zyan Hernandes, dan dia adalah keponakan ku, " ucap Varez membeberkan jati diri Candra di depan kerjaan Bunyamin dan tentu di depan Selin. "Tanah ini merupakan tanah milikku yang aku titipkan pada raja Bunyamin untuk memakmurkan rakyat-rakyat di sini. Apa kalian semua mendapatkan kemakmuran itu?" Tanya Varez pada semua rakyat Bunyamin.

"Tuan ijinkan saya berbicara mewakili rakyat di sini. Awal pemerintahan raja Bunyamin kami merasakan makmur, bahagia, dan mendapatkan keadilan. Tapi semenjak raja sakit dan di gantikan oleh pangeran Ayaz, semua itu sirna. Kami tidak lagi mendapatkan keadilan. Putri-putri kami mendapatkan banyak pelecahan, uang kerja kami di potong 75% dan kami harus membayar pajak dengan jumlah yang tinggi jika ingin berjualan di sini, "

Mendengar pengakuan tersebut, Varez kesal dan langsung menghampiri Ayaz lalu menarik bajunya dan melemparnya ke tengah lapangan. Varez menarik semua pakaian Ayaz hingga menyisakan celana dalamnya saja. Ayahnya tidak tega melihat putranya di permalukan seperti itu, namun dia hanya bisa pasrah karena hukuman yan Varez berikan tidak sebanding dengan penderitaan rakyat Bunyamin atas perbuatannya. "Aku mempersilahkan kalian para wanita untuk memberikan hukuman pada pria malang ini. Jika dia melawan maka aku yang akan memberinya pelajaran, " ucap Varez. Semua rakyat Bunyamin yang wanita berlari membawa kayu dan mulai memukuli Ayaz dengan sangat marah. Setelah puas memukuli Ayaz, Varez lalu meminta prajurit kerajaan Bunyamin untuk mengurungnya di penjara pusat dan memberikan pengamanan ketat agar dia tidak lolos.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang