✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥
Beberapa minggu berlalu, kehidupan Minerva dan Morax sangatlah baik, Minerva yang baru selesai membersihkan kamarnya, hendaklah turun untuk membantu istrinya Eric memasak.
"Selamat pagi Nona Fiona." Ucap Minerva.
"Pagi Nona Minerva, dan jangan panggil saya dengan sebutan Nona, lagi pula saya sudah punya anak." Ucap Fiona sambil tersenyum.
"Kalau begitu saya panggil Nyonya Fiona aja, gimana??" Ucap Minerva.
"Haha, jangan Fiona saja." Ucap Fiona.
Mereka berdua pun tertawa kecil, saat Minerva melihat Fiona lagi kesusahan dalam memasak, Minerva pun ingin menolong.
"Fiona biar saya bantu masak iya." Ucap Minerva.
"Ah, tidak usah biar saya aja." Ucap Fiona.
"Tidak apa-apa, saya akan potong wortel nya iya." Ucap Minerva.
"Hmm, baiklah terima kasih atas bantuannya Nona Minerva." Ucap Fiona.
"Owh iya, yang lain kemana?? Morax pun juga tidak ada." Ucap Minerva.
"Oh~ mereka, mereka lagi diluar, buat rumah untuk kalian." Ucap Fiona.
"HAH!! BUAT RUMAH UNTUK KAMI, ITU BERLEBIHAN SEKALIIII!!" Ucap Minerva yang terkejut.
"Iiiihhh, tidak apa-apa, kami selalu seperti itu jika ada pengembara yang ingin tinggal disini dengan sangat lama." Ucap Fiona.
Owh begitu, hehe, sungguh besar hati warga-warga disini." Ucap Minerva.
"Hihi, kami membuat rumah untuk mereka, iya supaya mereka memiliki privasi, siapa tahu kan." Ucap Fiona sambil mengangkat alisnya dan menyenggol Minerva dengan pundaknya.
Minerva yang melihat wajah dan tingkahnya Fiona pun mulai tersipu malu, wajahnya menjadi merah merona, tidak lama kemudian Morax, Eric dan kedua anaknya pun pulang.
"Terima kasih Eric, udah buatkan rumah untuk ku dan Minerva, aku akan berterima kasih pada yang lain nanti." Ucap Morax.
"Santai Tuan Morax, kami disini selalu begitu, pengembara yang ingin tinggal lama kami buatkan rumah untuk mereka, biar ada privasi, iya kan." Ucap Eric.
"Ehem..."
"Baru pulang iya, mandi dulu sana." Ucap Fiona agak marah."Ehehe udah bangun istri-istri kita Morax." Ucap Eric.
"Ehe, iya." Ucap Morax.
"Cepat kalian mandi sana, habis itu kita sarapan bersama-sama." Ucap Minerva sambil memindahkan panci sup ke atas meja makan.
"Siap Nona-nona ku sekalian." Ucap mereka bersamaan.
Mereka pun pergi menuju toilet dengan terburu-buru, sedangkan Minerva dan Fiona tertawa kecil melihat tingkah mereka.
|Neraka|
Sementara itu di neraka, 'Sang Ibu' yang lagi fokus mengawasi Minerva dan Morax dikejutkan oleh kedatangan Lucifer.
"'Ibu'." Ucap Lucifer.
"AAA-!! Lucifer, kamu ngagetin 'Ibu' saja, huh." Ucap 'Sang Ibu' terkejut.
"Maaf 'Ibu', tapi ini tumben banget 'Ibu' sangat mengawasi, ada apa??" Tanya Lucifer.
"Tidak 'Ibu' hanya... sedang... hmmm~" Ucap 'Sang Ibu' yang ragu-ragu.
"'Ibu' sedang mengawasi Minerva dan Morax kan." Ucap Lucifer sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Hehe, tebakanmu benar, selamat Lucifer." Ucap 'Sang Ibu'.
"Mengapa juga 'Ibu' menyuruh mereka tinggal di dunia manusia?? Kenapa tidak disini saja??" Tanya Lucifer.
"Awalnya 'Ibu' memang memikirkan itu, tetapi kalau Minerva selalu melihat penyiksaan di neraka ini, 'Ibu' takut dia akan setres." Ucap 'Sang Ibu'.
"Hmm, begitu iya, dan pasti 'Ibu' sadar bahwa dia punya kemampuan, iya kan??" Tanya Lucifer.
'Sang Ibu' pun terdiam sejenak dan tersenyum ke arah Lucifer.
"Tidak 'Ibu' sangka kamu juga akan tahu, makanya itu 'Ibu' menyuruh Morax untuk tinggal di dunia manusia bersama Minerva, supaya tidak ada hal yang buruk akan terjadi." Ucap 'Sang Ibu'.
"'Ibu' terlalu baik, kenapa bulu bukan 'Ibu' yang menjadi ibu para malaikat, malah 'Sang Ayah' itu yang menjadi ayah para malaikat." Ucap Lucifer.
"Hihi, 'Ibu' tidak tahu itu, namanya juga takdir." Ucap 'Sang Ibu'.
Mereka pun tersenyum kecil bersama-sama, sampai mereka kembali fokus pada pekerjaan masing-masing.
✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥
Part 28 The End
KAMU SEDANG MEMBACA
The Agony of the Angel Minerva
FantasíaOriginal Story Reincarnation of Sins and Virtues ⊱─━━━━━━━─⊰•❈•⊱─━━━━━━━─⊰ Story 1 The Agony of the Angel Minerva ⊱─━━━━━━━─⊰•❈•⊱─━━━━━━━─⊰ "Kisah ini menceritakan seorang malaikat yang tidak diterima keberadaannya di surga oleh 'Sang Ayah', dia pun...