Jangan lupa Vote dan spam komennya lur dan tandai typo juga
Selamat membaca❤️
Semua masih tentangmu, baik untuk hari ini, besok maupun nanti
***
Atlas dengan pakaian rumahan baru saja keluar dari kamar. Dia kemudian berjalan menuruni tangga dengan tangan yang dimasukkan kedalam celana rumahannya. Setelah sampai di bawah sudah terlihat kedua orang tuanya bersama oma dan opanya sedang mengobrol.
Setelah tiba di ruang tamu Atlas segera mengambil tempat duduk di sebelah Bundanya. Kemudian membaringkan tubuhnya dengan kepala yang berada dipaha Bundanya.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Salma pada Anak semata wayangnya itu sembari mengelus rambutnya.
Atlas yang tengah memejamkan mata lantas segera membuka mata. Kemudian bangkit dan menghadap ke arah Bundanya.
"Nggak papa Bun," balas Atlas disertai dengan gelengan kepala.
Salma hanya bisa tersenyum melihat tingkah Atlas. "Bunda jadi penasaran sama gadis yang lagi dideketin sama Anak Bunda itu," ujar Salma dengan raut berpikir.
"Bun!" protes Atlas sembari menatap melas pada Bundanya.
"Kenapa Aiden?" kini giliran Maria yang bertanya. Maria merupakan oma dari Atlas dan juga Gavio.
"Ini cucu Mama lagi suka sama cewe, udah hampir dua tahun nggak jadian. Bahkan aku mikir dia nggak ngejar cewe itu," ungkap Salma terang-terangan pada semuanya.
"Siapa sih?" goda oma Maria disertai kekehan kecil.
"Oma!" ujar Atlas memelas pada omanya yang terlihat begitu bahagia.
"Atlas, kalau suka kejar, soal dibalas atau nggak-nya itu urusan belakangan," nasihat opa Reno sembari menepuk punggung cucu-nya itu.
Sementara Arvano hanya diam mendengarkan obrolan keluarganya tanpa berniat ikut campur.
"Iya opa," balas singkat Atlas, lalu segera bangkit. "Aku ke kamar dulu," pamit Atlas yang hanya diangguki oleh mereka berempat.
Di lingkungan keluarganya Atlas memang akan terlihat lebih hangat dan banyak bicara. Namun, itu berbeda lagi jika diluar rumah. Dia akan menjadi sosok yang cuek, dan tidak terlalu banyak bicara.
***
Pagi ini dengan tergesa-gesa Alana berjalan menuju lantai bawah. Setibanya di bawah Alana segera menuju meja makan dan duduk. Dari arah dapur seorang wanita dengan umur kisaran empat puluh tahun datang dan mendekati Alana dengan makanan di kedua tangannya.
"Ini non makanannya," ujar Bi Ami sembari menyajikan makanannya di atas meja makan.
"Makasih Bi," balas Alana yang diangguki oleh Bi Ami.
Setelah itu Alana mulai menyantap sarapannya. Sementara Bi Ami kembali kebelakang untuk bersih-bersih meninggalkan Alana sendirian di meja makan.
Seusai sarapan Alana segera pamit dan berjalan keluar dari rumah. Ia kemudian menuju mobilnya yang sudah terparkir rapi di halaman rumah bertingkat dua itu.
Lantas dengan cepat Alana masuk dan mulai menjalankan mobilnya keluar dari area rumahnya menuju sekolah. Sepanjang perjalanan Alana hanya diam fokus mengemudi.
Selang tiga puluh menit, Alana telah tiba di parkiran SMA Antariksa. Setelah memarkirkan mobilnya Alana keluar dan mulai berjalan menuju kelasnya. Sepanjang perjalanan menuju kelas dia menjadi pusat perhatian oleh murid-murid di sekolahnya. Banyak yang kagum, iri, terpesona dan banyak lagi yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANA (ON GOING)
Teen Fiction"Untukmu gadis penyuka senja dan tulip, kamu adalah tujuan yang sedang ku usahakan untuk dapat ku miliki selamanya" ini tentang Atlas Aiden Erlangga, laki-laki dengan postur tubuh tinggi dan paras rupawan yang jadi pelengkapnya. Dikenal sebagai pri...