Jangan lupa Vote dan Coment yang banyak Lur❣️
Semoga suka sama ceritanya, tandai typo ya Lur
Selamat membaca❤️
Perasaan itu dapat dengan mudah berubah, entah itu perasaan yang hadir untuk diakui dan lama atau sementara yang akan hilang seiring waktu
***
Di waktu istirahat hari ini, Alana menggunakannya untuk belajar di perpustakaan. Laura dan Nayyara berada di kantin dan dia hanya menitip roti dan air pada keduanya. Saat ini dirinya tidak berselera untuk makan, sehingga hanya memesan roti dan air minum saja.
Tiba-tiba sebuah roti dengan dua susu kotak rasa Coklat berada di depannya. Melihat itu Alana lantas mendongak untuk melihat orang yang membawa roti dan susu kotak itu. Saat mendongak dirinya dikejutkan dengan kehadiran Atlas yang juga menatapnya dengan sedikit senyuman.
"Nih buat lo, tadi gue ketemu sama dua temen lo. Mereka bilang lo belum makan jadi gue bawain ini buat lo, biar perut lo keisi walau sedikit," ujar Atlas sembari duduk di sebelah kanan Alana sembari menghadap ke arahnya.
Alana juga ikut menghadap ke arah Atlas. "Makasih makanannya, jadi ngerepotin lo," ujar Alana tidak enak pada Atlas.
"Nggak ngerepotin kok." Setelah itu Atlas membukakan bungkus roti itu untuk Alana dan menyerahkan roti yang telah dirinya buka itu pada Alana.
Alana kemudian menerima roti itu dan mulai memakannya. Melihat Alana mulai memakan rotinya, Atlas segera mengambil sedotan dan menusuknya ke arah susu kotak rasa coklat itu. Setelah selesai ia lantas memberikan itu pada Alana yang sudah menghabiskan rotinya.
"Makasih," ujar Alana sembari mengambil susu kotak ditangan Atlas.
"Sama-sama, Na lo kalau mau belajar boleh, tapi jangan sampai lupa makan. Nanti kalau lo sakit gimana," nasihat Atlas sembari menutup buku yang tadi dibaca oleh Alana.
"Iya, tadi aku benar-benar malas buat kekantin dan juga lagi nggak selera makan."
"Tapi tetap aja kamu harus makan walau sedikit Na, kamu harus paksa biar nggak keterusan kayak gitu Na. Karena telat makan itu nggak baik buat kesehatan," ujar Atlas.
"Iya, maaf," ujar Alana dengan kepala menunduk.
Atlas yang melihat tingkah Alana tidak bisa untuk tidak terkekeh. Ia kemudian memegang dagu Alana dan mengangkat kepala Alana agar kembali mendongak. "Na, gue peringatin, jangan kayak gitu lagi. Kalau lapar makan, dan kalau nggak selera makan paksa jangan didiemin."
"Iya, Atlas," ujar Alana dengan anggukan kepala.
Tringgg
Mendengar bunyi bell keduanya lantas saling menatap. "Masuk?" tanya Atlas sembari berdiri dari duduknya.
Alana hanya menangguk, kemudian mereka berdua berjalan beriringan keluar dari kantin. Seorang wanita yang menjadi penjaga perpus terlihat tersenyum-senyum melihat keduanya yang terlihat begitu serasi.
Setibanya di kelas XII MIPA 1 keduanya berhenti. Seluruh murid yang berada di dalam kelas mendadak hening dan memusatkan perhatian mereka pada kedua insan yang berdiri di depan kelas.
"Yaudah gue kekelas dulu ya, semangat belajarnya Na," ujar Atlas.
"Makasih Las, lo juga semangat belajarnya," balas Alana dengan senyum manis yang terlihat begitu indah. Membuat Atlas bahkan semua yang berada di kelas, tetutama laki-laki terpesona dengan senyum manis milik Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANA (ON GOING)
Genç Kurgu"Untukmu gadis penyuka senja dan tulip, kamu adalah tujuan yang sedang ku usahakan untuk dapat ku miliki selamanya" ini tentang Atlas Aiden Erlangga, laki-laki dengan postur tubuh tinggi dan paras rupawan yang jadi pelengkapnya. Dikenal sebagai pri...