Episode 1

119 71 22
                                    

Langit biru dengan semburat oranye tipis menghiasi langit. Sang Surya mulai menampakkan wujudnya. Semilir angin menghembus menggoyangkan dahan pepohonan mangga di sekitar area sekolah.

Sekarang masih pukul 06.10 WIB, suasana sekolah masih sepi. Hanya ada beberapa siswa saja yang sudah berangkat. Salah satunya Gwen. Ia sengaja berangkat pagi karena harus menjalankan kewajibannya, yakni piket.

Dalam perjalanannya menuju kelas, netra Gwen tidak sengaja menangkap sosok laki-laki dengan bahu lebar dan badan kurus tapi sedikit kekar, serta sebuah tas hitam di punggungnya, tengah berjalan tidak jauh di depannya. Gwen merasa seperti pernah bertemu dengannya.

Gelang. Gwen baru teringat, bahwa ia adalah laki-laki yang menemukan gelangnya pada acara ulang tahun sekolah waktu itu. Gwen segera melesat pergi mendekat pada siswa itu.

"Hei! Lo yang pake tas hitam, bisa berhenti bentar?" panggil Gwen begitu sudah dekat dengannya.

Siswa tadi yang merasa terpanggil segera berhenti dan balik badan. Menatap Gwen dengan ekspresi bertanya.

"Lo ngomong sama gua?" tanya siswa tersebut memastikan.

Gwen mengangguk.

"Gelang, gua pemilik gelang yang lo temuin waktu itu. Gua waktu itu belum sempat bilang terima kasih, jadi gua mau bilang sekarang. Terima kasih karena sudah nemuin gelang gua. Kalau ga ada gelang itu, gua ga bisa tampil dengan pede," terang Gwen.

Yang diajak bicara hanya diam, menjawab dengan anggukan. Setelahnya, siswa itu kembali berbalik badan dan berjalan perlahan, meninggalkan Gwen lagi.

"Lho, kok malah ditinggal sih. Gua sumpahin lo kesandung batu, ya. Awas aja, salah sendiri main nyelonong aja tanpa nerima ucapan terima kasih gua." Gwen bersungut-sungut.

Tanpa memedulikan siswa tadi lagi, Gwen ikut beranjak dari posisinya menuju kelas.

***

Riuh. Begitulah kondisi kelas saat ini. Seluruh penghuni kelas nampak berkumpul salam satu tempat. Apalagi jika bukan bergosip. Hingga sampai bunyi bel terdengar dari penjuru koridor, semuanya langsung bubar. Pergi menuju surga mereka, yang tak lain adalah kantin.

Gwen dengan ketiga temannya telah sampai lebih dulu. Mereka kini tengah menikmati makanan masing-masing.

"Eh, nanti pulang sekolah hangout, yuk!" ajak teman Gwen yang bernama Ruby.

"Ga bisa, gua nanti harus latihan. Katanya mau ada lomba sebulan lagi." Gwen yang tengah mengunyah nasi gorengnya menolak.

Ruby memasang raut kecewa. "Yahh.....ga seru kalo kurang satu."

"Lo ga bisa izin aja, Gwen?"

Salah satu temannya yang lain bertanya.

"Lombanya sebulan lagi, Neth. Kaptennya juga gua. Jadi kalau gua izin, siapa yang ngasih arahan?"

"Kan masih ada senior lo," yang lain menimpali.

"Senior gua aja cuma mau ngasih saran doang, bukan arahan."

Hening sekejap. Keempat remaja itu memilih menghabiskan makanan mereka terlebih dahulu.

"Kalau gitu, lain kali aja. Gua juga ga bisa karena nanti ada rapat MPK," pungkas remaja bernama Casie tiba-tiba.

Semuanya mengangguk setuju. Lagipula, masih ada hari esok, esoknya lagi, dan esoknya lagi.

A Gwen's Dream [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang