Happy reading ~☺️
.
.
.
Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun berlalu begitu cepat. Begitupun dengan Oliv yang sekarang sudah menginjak 15 tahun.
Jerome, pemuda tinggi itu selalu mengikutinya kemanapun dan kapanpun. Awalnya Oliv merasa biasa saja, tapi lama kelamaan rasanya begitu menyebalkan.
Entahlah, setelah kejadian atau pertemuan pertama mereka di kampus dulu, saat dia yang ikut bersama sang kakak, Max. Pemuda tinggi itu selalu saja menempeli nya setiap hari.
Tapi, ada hal yang juga membuatnya senang. Setiap hari, pemuda tinggi itu akan membawakannya banyak hadiah. Oliv tentu saja senang bukan main. Setiap hari, hadiah yang diberikan Jerome padanya berbeda-beda. Ada boneka, makanan dan minuman, gelang, kalung dan masih banyak lagi.
Dan sekarang, Oliv hanya menatap kesal kearah Jerome yang sedang berdiri tegap di depan pintu utama mansion nya dengan tiga orang yang asing di penglihatannya. Pergi dari sana dengan membawa botol susu kesayangannya.
Kepergian Oliv benar-benar mampu membuat seorang pemuda tinggi disana terkekeh lucu. Kenapa ada seorang gadis yang begitu menggemaskan seperti Oliv di dunia ini, dia menjadi semakin jatuh cinta sekarang.
Menyugar rambut hitam legam nya dengan menjilati bibir bawahnya. Rasanya dia bisa gila jika terus seperti ini. Apa yang telah Oliv lakukan padanya, kenapa dia bisa menjadi seperti orang bodoh jika melihat wajah menggemaskan itu.
"Mom, aku ingin ke dapur." ujar pemuda itu pada Belinda.
Belinda menatap kearah pemuda tampan itu dan tersenyum lembut "pergilah" ujarnya. "ingin menemui Oliv?" Bisik Belinda saat pemuda tersebut yang berjalan melewatinya.
Pemuda itu tersenyum dan mengangguk "hm, my Kitty." bisiknya kembali pada Belinda yang terkekeh kecil. Dasar anak muda.
Pemuda itu berjalan tegas dengan langkah lebarnya. Dia ingin cepat-cepat melihat wajah menggemaskan milik Oliv. Dia juga sudah mempersiapkan hadiah yang pastinya akan membuat Oliv senang bukan kepalang nantinya.
"Mari masuk."
Mereka semua mulai berjalan kearah ruang makan berada. Damian hanya menatap bingung kearah mereka semua. Bukankah keluarga Mikheil yang akan berkunjung, bukan keluarga Viscoun. Mengedikkan bahunya acuh, Damian mengikuti langkah yang lain menuju ruang makan.
.
.
."Hay Kitty~"
Suara seseorang membuat Oliv terkejut. Mendongak untuk melihat siapa gerangan yang dengan beraninya mengejutkan nya.
Alisnya langsung saja menukik dalam dengan bibir mencebik lucu. Pemuda tinggi yang sedang berdiri menjulang itu selalu saja mengikuti nya setiap hari, dia benar-benar emosi dibuat nya.
Membuang muka dan kembali pada kesibukannya, memakan kue pie dengan satu botol susu di pangkuannya.
"Pergi sana! Oliv tidak suka!" Kesalnya saat pemuda itu malah duduk di sampingnya, lesehan di depan kulkas.
"Kau mengusirku?" Tanya pemuda itu, Jerome dengan alis terangkat sebelah.
Oliv mengangguk tanpa menghiraukan keberadaan Jerome di samping nya.
Cup
Satu kecupan singkat dari Jerome membuat Oliv langsung menatap tajam kearah Jerome yang sedang tersenyum lebar sekarang.
Plak
Satu tamparan pada pipi sebelah kiri Jerome dihadiahkan oleh Oliv. "Kenapa cium cium bibir Oliv! Tidak boleh seperti itu! Kamu bukan suaminya Oliv!" Marahnya, bahkan sekarang wajah menggemaskan itu sudah memerah padam dengan nafas tak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oliv (little baby girl)
Short StoryS2 dari, Olivia Xavier Helton✓ . . . Jika bingung, baca S1 nya dulu(☞゚∀゚)☞ Mungkin book ini akan slow up 。◕‿◕。