Chapter 1- Awal Mula

105 26 43
                                    


Renjiro Saputra tenggelam dalam permainan, kakinya bergerak dengan ritme lugas. Jari-jarinya melayang cepat di atas keyboard RGB yang bersinar, menciptakan irama klik yang energik. Senyum lebar menghiasi wajahnya saat berhasil menyelesaikan sebuah misi sulit. Ia melirik ke layar, matanya berbinar saat membaca komentar positif yang mengalir dari para penonton.

Sudah menjadi kebiasaan bagi pria blasteran Jepang dan Indonesia itu untuk menghabiskan waktu berjam-jam di depan monitor. Hari ini saja sudah lima kali jarum jam di dinding melewati angka dua belas sejak ia mulai bermain game, namun pria bermata sipit itu sama sekali tak terlihat akan beranjak dari kursi gaming hitamnya.

Profesi sebagai streamer membuatnya harus selalu menjaga ikatan dengan penonton. Dan itulah yang sedang dia lakukan saat ini—membuat penontonnya terkesima dengan setiap aksi yang dia lakukan sehingga mereka tidak segan-segan untuk mengucurkan pundi-pundi yang akan meningkatkan nominal saldo rekening Renjiro.

"Yes!" Tangan Renjiro terkepal ke atas, suaranya bergema memenuhi ruangan setelah berhasil menumbangkan salah satu bos musuh dalam permainan yang sedang dia mainkan.

Ah, iya! Meskipun terlihat bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang, nyatanya Renjiro tidaklah terlahir dari keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi. Kamar luasnya mencerminkan kemampuan finansial keluarganya. Kamar itu dibuat dengan nuansa mewah yang khas. Dinding-dindingnya berwarna biru muda, memberikan nuansa sejuk yang menenangkan. Di sisi kiri kamar, terdapat sebuah jendela besar yang menghadap ke arah taman hijau yang terawat, memudahkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan.

Pada salah satu sudut, rak buku kayu berwarna gelap menjulang, terisi penuh dengan novel dan buku-buku bertema kewirausahaan. Di tengah kamar, sebuah meja gaming besar menjadi salah satu hal yang dapat menarik perhatian karena terisi dengan peralatan canggih seperti monitor lebar dengan lampu LED berwarna-warni, konsol permainan terbaru hingga headset gaming premium. Di samping meja gaming, terdapat meja biasa yang lebih kecil, digunakan untuk menyimpan catatan dan peralatan sehari-hari.

Di samping meja kecil, tempat tidur king size berlapis sprei biru muda dan bantal empuk menunggu, menawarkan kenyamanan setelah berjam-jam bermain. Lemari pakaian modern terletak di sisi kanan kamar, tersusun rapi dengan berbagai pakaian di dalamnya.

Sementara itu, rak sepatu terpisah diletakkan di dekat pintu masuk kamar, menampung koleksi sepatu sneakers dan sandal yang tertata rapi, menambah kesan terorganisir di dalam ruangan.

Terakhir, melengkapi kemewahan, sebuah mini fridge yang selalu terisi dengan minuman dingin terletak di salah satu sudut. Bukan perkara sulit untuk menilai seberapa nyaman kamar milik pemuda bertubuh atletis dengan tinggi 180 cm itu.

Selain kamar yang membuat betah untuk berlama-lama, lingkungan sekitar rumah keluarga Renjiro juga tidak kalah nyaman. Terletak dalam kawasan perumahan elit di kawasan Jakarta Utara, tempat itu dijaga ketat petugas keamanan yang membuat tindakan kriminal jarang terjadi.

Jam dinding menunjukkan pukul 21.00 WIB ketika suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah kamar Renjiro. Tiba-tiba, pintu kamar milik pemuda berkulit putih itu terbuka dan dihempas dengan keras. Terlihat sosok pria paruh baya memasuki ruangan dengan wajah masam. Kerutan di wajahnya menggambarkan dengan jelas sudah berapa lama pria itu hidup di dunia.

"Renji! Sudah berkali-kali Papa bilang untuk berhenti main 𝑔𝑎𝑚𝑒! Sampai kapan kamu mau terus seperti ini? Kamu itu anak satu-satunya. Berhenti bersikap kekanak-kanakan!" tegas pria paruh baya itu. Suaranya menggema di seluruh ruangan.

Renjiro menoleh ke arah sumber suara dengan wajah pucat, menatap sosok yang sudah berdiri tepat di belakangnya.

"Ma ... maafkan saya, Papa. Saya sedang fokus dengan sesuatu," jawab Renjiro dengan suara yang gemetar.

BEST IN CLASS (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang