Matahari bersinar sangat terik dengan sinar yang masuk ke dalam kamar hotel tersebut. Vita menggeliatkan tubuhnya yang terasa sangat pegal. Namun, perlahan matanya terbuka ketika pertama kali ia melihat perut kokoh yang berbalok-balok didepan matanya.
Tangannya geli ingin meraba dan merasakan perut Arzi yang sangat keras. Vita meraba bentuk perut suaminya yang sudah terpahat sempurna.
Saat Vita tengah merasakan betapa kerasnya perut Arzi dengan sentuhan lembut dan sangat perlahan. Ia dikejutkan saat salah satu tangan Arzi langsung menggenggam tangannya yang sedang menyentuh perutnya.
Hal itu membuat Vita terbelalak saking terkejutnya, melihat Arzi sedang menatapnya.
"Aaaah, maafkan aku, Kak." ucap Vita gugup.
"Maaf untuk apa? Kamu boleh menyentuh apapun yang kamu mau, sayang. Aku sudah halal untukmu. Aku suamimu sekarang. Jadi, kamu boleh memegangnya sesukamu."
Arzi yang masih menggenggam tangan istrinya, tanpa disadari Vita, tangannya diarahkan ketempat kejantanannya yang sudah kembali tegang maksimal.
Sontak Vita langsung bangun dari tidurnya dan melepaskan tangannya dari kejantanan suaminya.
"Aaaaakh, Kak Arzi." keluhnya kesal.
Arzi hanya tertawa terbahak-bahak melihat respon Vita yang sangat malu-malu kucing. Padahal semalam wanita ini sudah mendesah dibawah kuasanya berkali-kali tanpa henti. Namun, Vita tetap saja masih malu.
"Kenapa? Kejantanan suamimu ini akan selalu hadir menemani hidupmu mulai dari sekarang. Kamu harus terbiasa dengan ini."
"Iya, tapi tetap saja, aku masih belum terbiasa, Kak."
"Maka dari itu, biasakanlah."
Vita menghela napasnya sejenak, kemudian mengangguk mengiyakan. "Baiklah."
Arzi bangun dari tidurnya dan duduk menatap Vita yang masih menutupi tubuh polosnya dengan selimut. Walaupun saat ini Arzi sudah polos didepan mata Vita. Tetapi hal itu membuat Vita tidak nyaman dengan kejantanan panjang dan besar milik suaminya yang ada didepan matanya.
"Kenapa? Kamu suka dengan ini?" ucap Arzi bangga dengan kejantanannya.
Lidahnya kelu, seakan tenggorokannya kering melihat kejantanan suaminya tepat dihadapan matanya. Saat Arzi bangun dan berdiri menjulurkan aset berharganya kepada istrinya.
"Aku ingin kamu memanjakannya dengan mulutmu sayang."
Kening Vita mengerut mendengar ucapan Arzi barusan, sontak ia mendongak melihat suaminya tengah menatapnya seraya tersenyum dengan berdiri diatas ranjang.
"Bagaimana caranya?" ucapnya bingung.
"Hisaplah. Anggap kejantananku seperti lolipop dan rasakan seperti es krim dingin yang sebentar lagi akan meleleh. Bagaimana, kamu bisa kan, sayang?"
Vita menghela napasnya sejenak, kemudian pandangan matanya melihat kejantanan suaminya yang berada didepan matanya, hanya tinggal beberapa senti saja dibibirnya. Ia tau kalau hubungan suami istri sudah pasti akan seintim ini. Sehingga Vita pun memberanikan diri memegangnya, meskipun saat dipegang kejantnan Arzi tidak muat dipegang satu satu tangan Vita.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret My Husband 🔞
Ficción GeneralWARNING!! 🚫 21+ ⛔Sebagian Part Diihapus!!!⛔ Tersedia di Playstore & Play Books!! [Bijaklah dalam membaca] Banyak Adegan Yang Tidak Sepantasnya Dibaca dibawah umur! Jadi Bijaklah dalam membaca!! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! ⛔ ...