Your touch drives me crazy, but I enjoy it
Hisapan Max yang dalam pada payudara Vanesha membuat wanita itu makin menggila, terus meremas dan menghisapnya kuat-kuat hingga membuat Vanesha kewalahan.
Dengan gerakan yang cepat dan penuh kekuasaan, Max membaringkan tubuh Vanesha ke kasur. Ia menindihnya dengan lembut namun tegas, menempatkan berat badannya di atas tubuh wanita itu, membuatnya merasa sepenuhnya terkurung dalam dekapan Max. Setiap detak jantung Vanesha seolah bergema dalam keheningan, menciptakan irama yang menggugah semangat dan ketakutan.
Vanesha merasakan permukaan kasur yang empuk di bawahnya, kontras dengan tekanan tubuh Max yang mengunci setiap gerakannya. Dia merasakan napas hangat Max di dekat wajahnya, aroma yang memabukkan dan menggetarkan. Dalam keadaan ini, ada kesan bahwa seluruh dunia telah sirna, menyisakan hanya mereka berdua, terperangkap dalam momen yang intens.
Tatapan Max menyorot penuh hasrat, seakan-akan ia sedang meneliti setiap detail dari wajah Vanesha. Keberanian dan kerentanan bersatu dalam mata mereka, menciptakan ketegangan yang tak terelakkan. Max sedikit menundukkan kepalanya, mendekatkan wajahnya ke wajah Vanesha, membiarkan sentuhan bibirnya hanya terpisah beberapa inci dari bibir wanita itu.
“I want to fuck every inch of your skin, Vanesha,” bisiknya, suaranya dalam dan penuh ketegasan, seolah menyatakan bahwa tak ada jalan kembali. Dengan setiap kata yang diucapkannya, Max semakin menekankan posisinya, membuat Vanesha merasakan betapa sedikitnya kebebasan yang tersisa di antara mereka.
Vanesha berjuang dalam dirinya, perasaan antara ingin melawan dan menikmati momen tersebut bersatu, membuatnya semakin bingung. Dalam keheningan yang menegangkan itu, ia menyadari bahwa meskipun terjebak, ada sesuatu yang tak bisa ia pungkiri: kehadiran Max membangkitkan perasaan yang telah lama terpendam, perasaan yang lebih kompleks dari sekadar cinta atau kebingungan.
Jemari pria itu kemudian meluncur tepat ke lipatan kewanitaan Vanesha, mengusap-usapnya hingga membuat Vanesha merinding. Wanita itu mencengkeram seprai erat-erat dan mencondongkan tubuh ke depan saat dua jari Max menembusnya.
"Aah Max ..." Vanesha meringis sambil memejamkan mata saat kedua jari Max mulai menyerang kewanitaannya dengan tempo yang cepat, menimbulkan bunyi-bunyian yang keras.
"So sexy ..." gumam Max akan reaksi yang diberikan Vanesha.
"Aaah ..."
"Mhhh ..."
"Aaah ..."
"Aah ..."
Max mempercepat gerakan jari-jarinya sementara Vanesha menggeliat nikmat, seakan melupakan segalanya. Lima tahun tanpa merasakan sentuhan seksual tentu sangat menyiksa baginya dan ketika ia merasakan sentuhan itu lagi, sungguh membuat Vanesha melupakan banyak hal.
"Oh my ..."
"Oh aah ..."
"Aaah ..."
"Mmhh ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Peak
Misterio / SuspensoValda Carlyle dan teman-temannya berkemah di puncak Gunung Yves, tempat indah yang ternyata menyimpan kengerian. Satu demi satu temannya menghilang, dan Valda mendapati dirinya terjebak dalam permainan mematikan yang dirancang oleh seorang pembunuh...