Pukul 06.03
Kunikida dari tidurnya. ia segera mematikan jam alarm yang sudah membangunkannya, tangannya meraba-raba meja dan mengambil kacamatannya lalu memakainya. ia duduk diatas kasur, masih pagi hari dia merasakan pusing. ia menyesal begadang untuk mengerjakan tugas matematika dari sang Ayah. Ia memutuskan untuk memaksakan diri untuk berdiri dan menginjakkan kaki ke dapur
Di dapur, tidak ada seseorang kecuali Kunikida sendiri. Di tempat cucian, banyak sekali piring-piring yang kotor. Ia menghela nafas, matanya melihat sebungkus nasi bungkus dan sebotol air putih diatas meja makan. Namun, Harini Kunikida tidak ada nafsu untuk makan samasekali. Lidahnya terasa pahit jika ia memaksa untuk makan, ia pun berniat untung membuang nasi bungkus itu. Saat tangannya mengambil nasi bungkus itu, sebuah lipatan kertas jatuh. Kunikida mengangkat alisnya sebelah kertas apa ini? Pasti hutang. Batin Kunikida. Ia memutuskan untuk mengambil kertas itu. Saat ia mengambil kertas itu dan membukanya, ternyata ia salah. kertas itu bukanlah hutang, namun Surat dari ayahnya. Kunikida membaca surat itu.
17 Juli
Untuk Kunikida Doppo
Ayah bakal pulang telat, mungkin antara malem ini atau pagi besok. Tugas Matematika sama pekerjaan rumah harus selesai pas ayah pulang ke rumah nanti. Awas aja kamu kalo kayak Minggu kemarin.Setelah ia membaca surat itu, ia memutarkan bola matanya dengan malas lalu merobek suratnya dengan sedikit amarah.
"Dikit dikit dihukum, dikit dikit dihukum. Cape."
Gumam Kunikida. Ia berdiri lalu berjalan ke tempat sampah untuk membuang nasi bungkus. Lalu ia memutuskan untuk membersihkan seluruh rumah terlebih dahulu. Mulai dari Cuci piring, buang sampah, menyapu, mengepel lantai, dan pekerjaan rumah lainnya.📷
Kunikida membuka gorden lalu lap kaca jendela rumahnya. Setelah ia melap jendela, ia membuka kaca rumahnya. Betapa indahnya pendesaan di Tasikmalaya di pagi hari. Anak-anak SD dan TK yang jalan kaki menuju sekolah, seorang ibu-ibu yang sedang menggendong anaknya sembari membawa belanjaan, Petani petani yang sedang membajak sawah, dan Bapak bapak yang sedang nongkrong di pos ronda sembari minum kopi dan merokok. Membuat suasana yang hangat di pendesaan Tasikmalaya. Disaat Kunikida sibuk menghirup udara segar dari jendela rumah.
"Aa Kunikidaaaa!! Main Yu!"
"Aa main!!"
"A Kuni ayo main!!"
Segerombolan anak-anak yang menghampiri rumah panggung milik Kunikida sembari menaruh senyuman di wajah mereka.📷
"Lho kalian nggak sekolah?" Tanya Kunikida sembari berkacak pinggang "hayoloh...kalian bolos sekolah ya? Aa aduin kalian ke ibu ayah kalian bolos" Ucap Kunikida "Lah? Harini Sabtu bang! TK mah libur!" Ucap Aya—Tetangga sekaligus anak yang paling akrab dengan Kunikida dibandingkan dengan anak-anak yg lain. Kunikida mengangkat alisnya sebelah dan bepikir,ia lalu ber "oh" dan menepuk jidatnya "eh iyaya sekarang Sabtu, Aa kira Harini hari Senin" Ucap Kunikida lalu terkekeh. "Uuuuu! Aa Kuni umur masih muda tapi ingatan kayak kakek kakek!" Ucap salah satu anak dalam gerombolan itu lalu tertawa. Anak-anak yg lain pun ikut tertawa, Kunikida hanya cengar cengir sembari menggaruk leher belakangnya.
📷
"Cap cip cup kembang kuncup yang ditunjuk harus jaga!" Jari telunjuk milik Aya menunjuk pada Kunikida "Horeeee!!! Aa Kuni jaga lagi!!" Ucap Aya bahagia "Etdah? Perasaan Aa Mulu yang jaga!" Ucap protes Kunikida. "Eits! Aa nggak inget sama perjanjiannya? Yang enggak mau jaga harus jajanin kita semua ke warung langganan kita!" Ucap Aya mengingatkan perjanjian itu. Kunikida menghela nafas "Yaudah deh iya, Aa jaga" ucap Kunikida pasrah.
"1"
"2"
"3"
"4"
"5"
"6"
"7"
"8"
"9"
"10!"
"Yang ketahuan pertama harus jaga!" Ucap Kunikida dengan keras. Ia pun langsung berjalan mencari anak sepermainannya yang sedang bersembunyi.
Kunikida melewati warung langganannya dan anak sepermainannya, ia melihat seorang perempuan dengan tubuh yang pendek dan memiliki rambut yang pendek. Kunikida tahu siapa itu, ia menghampirinya dan menepuk pundaknya dengan lembut.
"Aya ketemu!" Ucap Kunikida
"Ahhhh!!! Males jaga!" Protes Aya. Kunikida hanya bisa tertawa kecil. Disaat Kunikida menenangkan Aya yang sedang ngambek, ia merasa ada yang mengambil pundaknya dengan kasar. Saat ia menoleh, ia kaget bukan main. Seorang pria yang memiliki postur tubuh yang sangat tinggi memegang pundak Kunikida dengan kasar dan nafas yang memburu. Pria itu menyadari keberadaan Aya lalu menaruh senyuman palsu diwajahnya.
"Eh Aya, lagi main sama Aa Kuni ya? Om bawa dulu Aa Kuni ke rumah ya? Besok main lagi" ucap Pria itu dengan nada yang lembut dan senyuman yang terlihat palsu. Aya sadar pria itu lalu menunduk ketakutan. Pria itu merasa telah berhasil membuat seorang anak kecil ketakutan, ia langsung membawa Kunikida ke rumah dengan cara menggenggam tangnya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walking Alone | A BSD AU | Uncomplete
Fanfic[Trigger Warning: Mengandung kata kasar, Pembullyan, dan penganiayaan. pembaca harap waspada] Terkadang, sebuah rumah tak harus berbentuk bangunan. Seorang Sahabat yang sangat Akrab dengan kita bisa kita jadikan sebagai tempat untuk kembali pulang...