Melihat betapa tegangnya wajah Bengawan dan Mayacha ngebuat senyum yang terpatri diwajah cantik January luntur.
Duh, baru banget dia bahagia karena bisa makan bubur ayam langganan dia pagi ini.
"Okay, straight to the point. Siapa yang ngebunuh siapa? Ada masalah di proyek yang mana?"
"Kenapa lo mikirnya bunuh-bunuhan?" Tanya Mayacha yang seketika juga bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan January.
"Muka kalian ketat banget kayak celana dalam baru" jawab January yang mengambil duduk di kursi kebesarannya. Dia gak bisa bergabung diantara kedua temannya itu. Maklum, lagi hamil gede, dia udah memodifikasi kursi kebesarannya biar cocok sama badannya yang lagi jadi sarang bayinya ini biar mereka nyaman.
"Ini lebih parah dari bunuh-bunuhan"
"Waduh?! Apa tuh? Ada pekerja yang kecelakaan parah ya?"
Dia sedikit khawatir. Takutnya ada kecelakaan konstruksi yang menimpa pekerjanya.
"Atmajaya kemarin ngadain rapat keluarga mendadak. Ayah pas banget ada disana, kata ayah agendanya buat narik lo balik" ungkap Bengawan dengan wajah datar. Kayaknya dia lagi emosi tapi berusaha mengontrol dengan memperlihatkan ekspresi datar khas miliknya.
Wah! Beneran lebih parah daripada bunuh-bunuhan kalau gini caranya.
"Bapak lo katanya mau mundur dari jabatan direktur" tambah Mayacha.
"Gue bukan pewaris lagi-"
"Mayoritas stakeholder udah satu suara ngusung lo walau lo nolak. Persen saham kakek lo emang paling gede tapi gak begitu gede kalau semua stakeholder satu suara ngusung lo. Artinya dead end" potong Bengawan.
January diam.
Dia tiba-tiba kena serangan pusing.
Pusing karena Atmajaya kayaknya gak bisa diem ngelihat dia perlahan hidup lagi.
Kalau ditilik, sebenarnya jika January kembali bergabung ke Atmajaya, dia malah banyak dapat benefit. Salah satunya, nge-merger Atmajaya dan Pandawa Constructions. Hal yang menguntungkan. Soalnya dua perusahaan ini punya banyak prestasi.
Tapi January ogah.
Mengingat bagaimana Atmajaya membuangnya ngebuat January sakit hati lagi.
Dia rasanya gak bisa ada disatu ruangan dengan ayah atau ibunya.
Gak bisa.
January mau muntah bahkan dengan hanya memikirkannya.
"Any solution then?" Tanya January setelah mereka terdiam beberapa saat.
"Take it, Jan. Ini bisa jadi senjata lo buat bales mereka-"
"No, May. Udah, kita fokus Pandawa aja. Gak usah mikirin mau akusisi atau merger" potong January.
January kenal akan sikap Mayacha yang itu. Dia dan Mayacha sama, mereka adalah pengusaha handal yang bermain dengan logika.
Tapi untuk yang satu ini, January rasa adalah pengecualian.
Dia gak sudi menginjakkan kakinya lagi di Atmajaya. Enggak lagi.
Dia masih ingat bagaimana satpam yang dulu selalu tersenyum saat melihatnya malah menyeret dia secara paksa keluar dari gedung Atmajaya atas suruhan ayahnya.
"Saya gak kenal dia. Bawa dia keluar"
Kurang merendahkan apa lagi perkataan yang ditujukan padanya itu?
YOU ARE READING
Silver Lining
Fanfiction"I'll help you with one condition" "Apa yang lo mau? "One simple thing. I want your sperms" "Hah?" . . . Part of No Tears Left To Cry Universe Photos Credit: Pinterest and respected owner