𝐇𝐚𝐢𝐢 𝐤𝐚𝐰𝐚𝐧" 𝐲𝐠 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐞𝐳𝐳 😄
𝐀𝐥𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚
𝐊𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚 😁
_𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐬𝐨𝐬𝐦𝐞𝐝 𝐤𝐚𝐦𝐢_>> 𝐈𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦 : • 𝐀𝐤𝐮𝐧𝐬𝐩𝐚𝐦𝐚𝐣𝐚_𝟐𝟕
• 𝐈𝐦𝐚𝐠𝐢𝐧𝐚𝐬𝐢𝐩𝐞𝐧𝐚_𝐳𝐡𝐫𝐚𝟐𝟕
>> 𝐓𝐢𝐤𝐭𝐨𝐤 : • 𝐀𝐤𝐮𝐧𝐬𝐩𝐚𝐦𝐚𝐣𝐚_𝟐𝟕
• 𝐈𝐦𝐚𝐠𝐢𝐧𝐚𝐬𝐢𝐩𝐞𝐧𝐚_𝐳𝐡𝐫𝐚𝟐𝟕𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐠𝐮𝐲𝐬𝐬, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 🤍👍🏻
•
•
•
•Hari demi hari berlalu, dan Zahra masih berjuang dengan perasaannya. Ketika malam tiba, ia sering terjaga, memikirkan apa yang akan terjadi setelah pernikahan itu. Gus Ryan, meskipun tampan dan diidamkan banyak orang, tidak menghapus rasa takut dan bingung dalam hatinya. Kenapa hidupnya harus berbelok begitu tajam, menjadikannya bagian dari rencana yang tidak ia pilih?
Suatu sore, saat sore menjelang, ia duduk di sudut halaman pondok, menyaksikan santri lain berlatih memanah. Keterampilan itu seharusnya membuatnya merasa terinspirasi, namun matanya justru terfokus pada kekhawatiran. Tiba-tiba, sosok yang dikenal muncul di hadapannya.
"Zahra," suara tegas Gus Ryan memecah kesunyian. Zahra mengangkat kepala, terkejut melihatnya. "Boleh aku duduk?"
Zahra ragu sejenak, tetapi akhirnya mengangguk. Gus Ryan duduk di sampingnya, memandangi santri yang berlatih dengan serius. "Kau tampak bingung," katanya pelan. "Aku di sini untuk berbicara."
Zahra merasa jantungnya berdegup kencang. Ingin sekali ia melarikan diri, tetapi rasa ingin tahunya mengalahkan rasa takutnya. "Ada apa, Gus?"
Dia berbalik, menatapnya dengan mata cokelat yang dalam. "Aku tahu ini semua terasa mendadak. Kita dijodohkan tanpa saling mengenal. Aku ingin kita bisa berbicara, mengenal satu sama lain."
Zahra menahan napas, merasakan aliran emosi yang tak terduga. "Mengenal? Bagaimana bisa kita mengenal satu sama lain ketika semuanya sudah ditentukan?"
Gus Ryan mengangguk, mengerti betapa beratnya beban yang ada di pundaknya. "Kau benar. Tapi kita bisa mencoba, kan? Setidaknya kita harus saling memberi kesempatan."
"Apa kau ingin menikah dengan seseorang yang tidak kau kenal?" Zahra menantang, menyadari bahwa ada ketegangan dalam suaranya.
Dia tersenyum, senyum yang hangat dan meyakinkan. "Aku bukan hanya berpikir tentang diriku sendiri, Zahra. Ini tentang keluarga kita, tentang apa yang sudah direncanakan. Tapi jika kita melakukannya, aku ingin melakukannya dengan cara yang baik. Kita harus saling terbuka."
Zahra terdiam, merasakan sedikit ketenangan dalam kata-katanya. "Tapi bagaimana jika aku tidak bisa mencintaimu?"
"Cinta tidak selalu datang dari perkenalan yang panjang. Terkadang, ia tumbuh seiring waktu. Kita bisa memulai dengan persahabatan. Jika kita saling menghormati dan mendukung, siapa tahu?" jawabnya, penuh harapan.
Zahra menunduk, berpikir. Ini adalah momen penting. Di satu sisi, ada harapan bahwa ia bisa menemukan cinta dalam pernikahan yang dipaksakan. Namun di sisi lain, rasa takut akan kehilangan kebebasan membuatnya ragu.
"Baiklah," akhirnya Zahra mengangguk pelan. "Jika ini yang terbaik untuk kita dan keluarga, aku akan mencoba."
Gus Ryan tersenyum lebar, dan hati Zahra terasa sedikit lebih ringan. Dia tahu perjalanan mereka tidak akan mudah, tetapi setidaknya mereka akan berusaha.
Malam itu, setelah berbicara dengan Gus Ryan, Zahra merasa ada secercah harapan dalam kegelapan. Dia menyadari bahwa pernikahan ini bisa menjadi peluang untuk menemukan diri dan mungkin, cinta.
Namun, di dalam hatinya, dia juga tahu bahwa segala sesuatu masih bergantung pada takdir. Ketika dia terbaring di tempat tidurnya, dia mengingat kembali kata-kata Rida. "Mungkin, perasaan bisa berubah." Zahra berharap, semoga harapan itu menjadi nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒆𝒓𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉𝒂𝒏 𝑮𝒖𝒔 & 𝑵𝒊𝒏𝒈
RomansaDalam keremangan malam yang dihiasi cahaya bintang, angin berbisik lembut membawa aroma bunga melati dari halaman ndalem. Ning Zahra, seorang ning yang anggun, duduk di sudut taman, memandangi bulan yang berpendar cerah di langit. Meski keindahan ma...