01.

0 0 0
                                    


Flashback On

Martha Laurent Marhouven. Kerap dipanggil Martha didalam keluarganya. Martha tergolong anak yang kaya raya dengan mobil yang cukup mewah dan banyak, tahun ini ia dijodohkan dengan seorang pengusaha tambang minyak dan pengusaha tambang emas bernama Ardana Baskoro Marhouven. Karna memiliki marga yang sama mereka kerap akan menjalin hubungan yang sangat romantis dan humoris, mereka mendapat dukungan dari keluarga kedua belah pihak.

Sampai akhirnya pernikahan itupun terjadi dan delapan bulan setelahnya mereka dikabarkan hamil anak pertama. Sungguh kebahagian yang sangat tak terduga.

Satu sampai 12 tahun berlalu. Anak yang mereka harapkan tumbuh berkembang menjadi gadis cantik bernama Nasya. Nasya juga tergolong anak yang rajin dan tidak bersikap manja. Sehingga ia sangat disayang oleh orang tuanya.

Sampai suatu ketika cekcok diantara Martha dan Dana pun terjadi. Dana menuduh Martha telah berselingkuh dengan musuhnya sendiri dan bukti sedang melakukan hubungan intim. Hal itu justru membuat Dana semakin memuncak. Ia menampar serta mendorong Martha dengan sangat kuat. Martha pun tak mau kalah, ia bangkit lalu mendorong Dana yang emosinya sedang memuncak.

Didalam adegan cekcok keluarga mafia itu berniat ingin saling adu tembak menembak, namun mereka berdua sama-sama kuat dan mampu menghindar.

Ctazzzz, dorrr.
Dor, dorr.

Semua berlangsung sekitar 3 jam lamanya, hingga akhirnya Nasya yang saat itu telah pulang dari sekolahnya langsung terduduk saat membuka pintu. Menangis sejadi-jadinya melihat keadaan rumah yang sudah dipenuhi asap dari tembakan. Darah yang menetes dari tubuh Martha dan Dana.

Martha dan Dana sangat menyesali perbuatannya yang bodoh dan juga terlalu kekanak-kanakan. Dan memilih untuk membicarakannya dengan kepala dingin.

"Kenapa kalian gini sih?" Tanya Nasya yang saat itu masih belum bisa menghentikan tangisannya.

Martha dengan tegas menjawab. "Saya tidak selingkuh, saya yang dicekoki miras dengan manusia biadab itu. Saya yang telah dikotori oleh manusia biadab itu."

"TAPI KAU JUSTRU MENIKMATINYA JALANG!" Dana tak mau kalah untuk menjawab.

"Lantas kenapa anda hanya marah kepada saya? Apakah anda tidak mau membalaskan dendam saya kepada dia? Ingat dia adalah musuh terbesarmu dan dia telah mengotori harga diriku yaitu istrimu sendiri!."

Dana lantas terdiam, dan mengangguk salah ia tahu bahwa istrinya juga sangat membenci pria dan golongan keluarganya. Penipuan, perampokan serta penganiayaan terjadi pada keluarga Martha dan Dana sejak lama. Sedari dulu mereka tak pernah menyangka bahwa sahabatnya telah melakukan hal semacam itu kepada keluarganya.

"Kita akan melakukan perburuan besar malam ini." Ujar Dana pada Martha dan juga Nasya.

"Perburuan apa yang anda maksud?"

"Mencari dan menghilangkan seluruh keluarga bermarga Alvares." Jawab Dana dengan muka smirknya.

"Ide yang bagus, tapi Nasya boleh ikut?"

Dana menggeleng cepet. "Jangan kamu masih kecil dalam masalah ini, lebih baik belajar dan jaga Bundamu sampai Ayah kembali nanti.

"Benar Sya. Biarkan Ayah kamu yang menyelesaikan semuanya. Apapun yang terjadi biarlah kita yang menghadapi jangan kamu."

Nasya hanya mengangguk lesu. Lalu masuk ke kamarnya. Didalam kamar ia memandangi benda pipih yang sedari tadi ada di genggamannya. Ingin rasanya ikut mencari tahu keluarga bermarga Alvares yang telah membuat onar didalam keluarganya.

Toxic Human

Nasyy~
Guys, mau tugas gak? |
18.20

Calv67
| Apaan tuh?
18.20

Vvia-
| Ngebunuh orang?
18.21

Renn
| Siapa yang bakal kita bunuh hari ini?
18.23

Nasyy~
Belum saatnya ngebunuh orang Ren. Kita cari orang bermarga Alvares. |
18.25

Vvia-
| Kaya pernah denger nama Alvares, dimana ya?
18.30

Calv67
| Gass kumpul dirumah Via.
18.30

Nasyy~
Gass! |
18.32

Mereka akhirnya memutuskan untuk langsung berkumpul dirumah Via. SKIPP DIRUMAH VIA.

Bravie Calvin Smith. "Lama banget nunggu Nasya anjir, biasanya paling gercep tangan gue gatel soalnya." Ujar Calvin seketika membogem pintu besar rumah Via dan juga Rey.

Karen Olivia Wonderdijk. "Lu bisa diem aja ga?gausah berisik jadi cowo. Gue potong titid lu baru tau."

Elsyie Rakarna Bougent. "Btw itu pintu rumah orang ya anjing, jangan sampe Via sama Rey marah gara-gara pager nya rusak di bogem boti."

Tak lama pintu besar yang sedari tadi terduduk kini terbuka. Memperlihatkan dua gadis bersetelan Abu-abu dengan pita yang terpasang di rambut kuncirnya.

Rey Orphogents Carcie & Varsischa Orphogents Elevia. Mereka adalah saudara kembar yang sangat identik dengan pita berwarna.

"Eh kalian udah dateng? Dari tadi? Atau baru aja?" Ujar Via yang terlihat sangat ceria.

"Baru aja dateng nih jadi ga lama kok." Els menjawab dengan nada semangat.

"Yaudah ayo masuk ges, katanya ada yang mau diomongin penting."

"Pliss jangan masuk dulu, nunggu anak mamih belum dateng." Sela Calvin menghadang teman-temannya yang mau masuk.

Tak lama suara geberan motor sport terdengar sampai ke telinga masing-masing. Semua orang merasa tidak asing dengan suara motor tersebut ya itu adalah ketua geng mereka.

"Ketua geng dateng woy." Teriak Calvin dengan excited sembari menaik turunkan tubuh serta tangannya yang menjulur kedepan.

"Sungkem dulu sama ketua."

Nasya yang melihat itu hanya menggeleng dan tersenyum kecil. Lalu memasukan motornya kedalam halaman rumah Via dan Rey di ikuti dengan motor teman-temannya. Rombongan geng itu memasuki tiap sudut rumah, dan berjalan mencari kamar Via dan Rey.

Namun ternyata kamar mereka dibedakan. Dan akhirnya memilih untuk mengobrol dikamar Via. Via yang sudah muak dengan pemilihan ini pun pasrah. Saat membuka pintu terlihat kamar Via yang rapi dengan boneka dan barang-barang yang identik dengan warna cokelat.

Mereka duduk secara melingkar bak melihat sebuah api unggun. Dengan makanan dan minuman yang sudah dibawakan oleh pembantu yang ada dirumah itu.

"Jadi gimana? Apa yang mau diceritain?" Ujar Karen mendahului.

"Jadi misi untuk geng kita ini adalah, mencari dan menguak siapa dalang bermarga Alvares ini." Nasya menjelaskan dengan nada sendu.

"Kenapa tiba-tiba pengen nyari marga Alvares? Apa ada sangkut pautnya dengan keluarga kamu?" Calvin menyambar secara tiba-tiba.

Dengan penuh penjelasan Nasya akhirnya bercerita dari awal sampai akhir. Dan membuat kelima temannya berdecak heran dengan marga Alvares yang tega melakukan hal itu.

"Bener-bener ga gue duga! Terus kapan kita mau nyari?" Karen menimpali dengan rasa penasaran.

"Berhubung besok kita berangkat gimana kalau malmingan?" Nasya menambahkan.

"Setuju." Ucapnya serentak.

Flashback Off








Toxic Human Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang