DEVIL'S OBSESSION | 16

220 12 0
                                        

🍑🍑🍑

Malam ini adalah malam mematikan bagi Karin, acara pernikahannya telah selesai. Sungguh melelahkan baginya yang hanya duduk diam tanpa Devan di sampingnya. Dan kini dia kembali dibuat takut karena Devan memintanya tidur bersamanya.

Memang seharusnya seperti itu bagi pasangan pengantin baru. Akan tetapi, niat itu berbeda lagi. Devan menginginkan hal lain dari Karin yang tidak mungkin gadis itu memberikannya.

Kini Karin berada di kamar mandi Devan, tengah bingung harus berbuat apa untuk kabur dari malam mencengkam kan. "Aku harus apa..." gumamnya sambil melepas kaitan hiasan rambutnya.

"Sial! Sial! Sial! Kenapa harus sekarang!?"

"Karena itu kewajiban"

Deg

Karin berhenti mengomel, dia langsung membungkam mulutnya. Mendengar suara Devan yang sangat dekat dan mungkin dia berada di balik pintu kamar mandi, Karin menepuk keningnya pelan.

Merasakan bahwa dirinya tidak bisa lagi berbuat apapun untuk kabur dari Devan. "Keluarlah, aku akan membantumu melepas gaunmu" pitah Devan.

"T-Tidak! Tidak usah! Aku bisa sendiri" jawab Karin dengan suara getarnya.

"Karin" suara dingin Devan hampir membuat Karin takut namun dengan gerak cepat nya dia langsung membuang gaun nya dan memakai baju tidur barunya.

Ceklek

"Kenapa kau disini?" tanya Karin melihat Devan yang memang benar berada dibalik pintu kamar mandi.

"Aku menunggumu" ucapnya. "Disana" lanjutnya sambil menunjuk kearah ranjang yang besar.

"Aku tidak bisa melakukan itu, aku sedang datang bulan" bohong Karin sambil memasang wajah kecewanya. Seolah-olah dia juga menginginkan apa yang diinginkan Devan.

Devan memiringkan kepalanya, lalu tangan kanannya terangkat dan mengelus lembut kepala Karin sambil berkata. "Tidak apa-apa, hanya seminggu saja. Aku akan menunggu dan aku tidak akan memaksa" ujar laki-laki itu sambil tersenyum dan pergi masuk kedalam kamar mandi.

Karin masih dalam ekspresi cemberut nya. Saat suara pintu terkunci, gadis itu langsung ber lompat-lompat gembira. Lalu berlari keluar kamar dan berjalan menuju dapur.

"Malam yang melelahkan" gumam Karin dengan pelan.

"Kau lari dari malam ini ya?"

Karin terdiam dan langsung berbalik badan lalu mendapati Nadia yang tengah berdiri diambang pintu dapur. Wanita itu berjalan masuk kedalam dapur dan melewati Karin, dia hendak mengambil air putih.

Kemudian Nadia mendekati Karin. "Kau berbohong tentang hari merah mu" ucapnya.

Karin terpaku, gelas yang ia pegang kembali ia letakkan diatas meja. "A-Aku tidak berbohong".

Tiba-tiba, tangan kiri Nadia dengan lancang dan beraninya dia meremas pantat Karin sehingga membuat gadis itu melompat kaget.

"Apa yang kau lakukan!" ujar Karin langsung memegang pantatnya dengan kedua tangannya.

Nadia tersenyum miring. "Kau benar-benar berbohong" ucap wanita itu.

"Apa kau setakut itu untuk memiliki keturunan seperti kami?"

Karin terdiam lagi, suara itu. Bukan berasal dari Nadia melainkan orang lain lagi, yang berada dibelakangnya. Gadis itu berbalik dan langsung mendapati Rissa yang berdiri dengan rambut panjangnya yang terurai.

Rissa tersenyum dan memegang pundak Karin. "Aku tau ketakutanmu itu, karena aku pernah merasakannya. Tapi, memiliki seorang bayi tidak masalah dengan latar belakang kami yang seperti ini" jelasnya panjang lebar.

𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋'𝐒 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang