🍑🍑🍑
Mengingat kembali Devan yang menelepon seseorang karena ponselnya sedari tadi berdering namun tidak dia jawab. Masih bersama Karin didalam kamar sebelum dirinya pergi meninggalkan istrinya itu.
"Ada apa" Devan bertanya dengan suara tegasnya.
"Tuan, laki-laki itu berada di kota ini tuan"
Devan mengerutkan keningnya, tangannya mulai mengepal dan jiwa psikopat nya mulai perlahan tumbuh. "Cari dan bunuh dia" pitahnya langsung mematikan teleponnya dan pergi meninggalkan Karin yang masih menangis.
Disini lain. Disisi Devan yang kini berada dimobil nya, menyetir dengan penuh amarah. Dia tengah menuju lokasi yang akan dia datangi dan menemui seseorang yang dia rasa itu adalah musuhnya.
"Aku tidak akan membiarkanmu hidup" ujarnya dengan nada dinginnya.
Sesampainya di sebuah apartemen yang jauh dari wilayah rumahnya, Devan dengan penuh percaya diri langsung masuk kedalam apartemen tersebut diikuti enam bodyguard yang bertubuh besar-besar.
Disisi lain. Seorang laki-laki yang tengah merapikan jasnya dan akan hendak pergi keluar dari apartemen nya, dia sangat tampan dan tubuhnya bagus. Bahunya lebar, alisnya tebal dan matanya tajam.
"Aku akan membawamu pulang" ujarnya menatap dirinya di pantulan cermin kaca. Marcell pun membalikkan tubuhnya dan data akan melangkah tiba-tiba dia menatap sipit kearah pintu.
Seolah-olah dia merasakan kehadiran seseorang didepan kamarnya, Laki-laki itu pun berjalan pelan-pelan kearah pintu dengan rasa penasaran.
Saat tangannya akan ancang-ancang menarik pintu, suara seseorang diluar sudah lebih dulu memanggil dirinya untuk keluar. Marcell merubah ekspresi wajahnya menjadi bingung, apakah dia membuat kesalahan pada apartemen yang ditinggalinya.
Ceklek
"Iya ada apa-"
Bruk!
"Shhh..." ringis Marcell sambil memegang perutnya. Marcell terhempas jauh, saya dia membuka pintu tiba-tiba sebuah tangan langsung melayang dan memukul perutnya dengan sangat keras.
Marcell berusaha bangun dan merasa tubuhnya mulai membaik lagi. "Apa kau memiliki masalah?" nada bicara Marcell terdengar tidak bersahabat.
Laki-laki dihadapannya itu hanya menatapnya dengan tajam menunjukan wajah seramnya. "Huh! Apa kau ingin menakut-nakuti ku dengan wajahmu itu? Jangan buang-buang waktu ku" ujar Marcell diakhiri dengan berdecak kesalnya.
Lalu tiba-tiba laki-laki dihadapannya itu mulai berjalan kearahnya sambil menggeram kesal. "Kau akan mati ditanganku, dia milikku dan selamanya akan menjadi milikku" ucap Devan dengan nada menekannya.
Marcell mendengar ucapannya langsung berjalan lebih maju pada Devan. "Apakah kau laki-laki sialan itu? Ku dengar-dengar kau menikahi seorang gadis cantik dan manis dan sudah memiliki kekasih, benar begitu?" ucap Marcell berbicara dengan bernada.
"Ternyata kau takut bersaing denganku, kau sudah menikahinya tapi kau masih takut untuk bersaing denganku. Baiklah, sangat menarik. Kau masih memilih takut denganku" lanjut Marcell.
Lalu Marcell bersiulan mengelilingi Devan yang berdiri dan diam dengan seribu amarahnya. "Dengan kau yang begini, artinya kau membukakan pintu untukku membawa gadisku kembali padaku" ucap Marcell tepat ditelinga Devan.
"KAU!!" geram Devan, membalikkan tubuhnya menghadap langsung pada Marcell yang malah tersenyum licik pada Devan.
"Aku akan membunuhmu didepan ISTRIKU" ucap Devan menekan kalimat terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋'𝐒 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍
Teen FictionDevan, laki-laki gila akan cinta pada pandangan pertamanya dengan Karin adalah sebuah takdir yang laki-laki itu syukuri. Tetapi tidak pada Karin yang justru mencari cara agar keluar dari hidup dan pergi sejauh-jauhnya dari Devan. Tapi tidak semudah...