mingyu sampai di rumah seokmin, terlihat pria berhidung bangir itu tengah menatap sinis kearah nya mungkin karena dirinya sedikit terlambat hanya satu jam tidak lebih
"kemana aja sih lu, pegel gue nungguin lu" ucap seokmin meregang tubuhnya "cuman telat dikit, lagian gue dateng" ucap mingyu
"nanti kalo gue menang duit nya kita bagi dua" ucap mingyu, pasalnya dirinya meminjam montor seokmin untuk memenangkan balap liar tersebut "itu sih harus" jawab seokmin lalu membonceng mingyu ke tempat tujuan
disebuah jalanan yg cukup besar ramai orang berkumpul untuk menyaksikan pertandingan balap liar tersebut, mingyu melihat sekeliling tak sengaja bersitatap dengan seorang di balik para kerumunan yg sedang merekamnya
saat mereka saling bersitatap pria itu langsung mengantongi ponselnya dan berjalan mundur, menurut mingyu itu aneh.
"lu pasti bisa gyu gue percaya sama lu" seokmin menepuk pundak mingyu, mingyu mengangguk sambil memasang helem nya dan menaiki motor milik sahabat barunya itu.
mingyu memainkan gas rem di motor yang ia naiki saat seorang wanita mengangkat kain, mingyu menoleh ke lawannya dengan tatapan meremehkan lalu saat kain itu di kibas kan beberapa kali sang wanita menjatuhkan kain itu dan berlari
mingyu langsung tancap gas menunggu area start, mingyu terlihat sangat fokus sambil sesekali menatap ke spion saat lawannya sudah terlihat dibelakangnya.
.
.
.
"ini tuan" wonwoo menerima ponsel yang anak buah nya berikan menatap mingyu yg berada di tengah sebuah kerumunan orang, wonwoo yakin sekali bahwa pemuda Kim itu pasti melakukan kegiatan macam-macam
"terimakasih bohyuk, kirimkan foto itu ke ponsel saya" ucap wonwoo, orang yg dipanggil bohyuk mengangguk "dengan senang hati tuan" bohyuk mengirim foto itu lalu menunduk "kalau begitu saya pamit kembali" wonwoo mengangguk
"mingyu kau terlalu menganggap remeh saya" ucap wonwoo memandang foto itu, lalu wonwoo berjalan ke ruang kerjanya dan duduk disana .
.
.
.
"gue menang Seok!!" mingyu bersorak gembira saat turun dari motor itu menuju ke sahabatnya "itu keren gyu, sumpah deh pas lu belok tapi gue deg-degan bgt" ucap sang sahabat
"deg-degan takut gue jatuh apa takut motor lu lecet ni" ucap mingyu, seokmin tersenyum manis "dua-dua nya" ucapnya lalu berjalan mengikuti mingyu menuju ke sang mengada acara
mingyu menerima uang seberapa 300juta dan sudah dibagi dua oleh seokmin, mingyu dan seokmin belum memutuskan untuk pulang karena masih ada acara nongkrong bersama dengan anak-anak malam ini.
.
.
.
"mingyu lu ga bawa hp?" tanya soonyoung saat mingyu hanya menyesap kecil wine nya padahal yg lainnya sibuk bermain game online bersama
mingyu menggeleng "hp gue di kasih GPS jadi kalo gue bawa hp pasti bakal ketahuan" soonyoung mengernyit "bukannya lu udah besar ngapain masih di posesif in orang tua?" tanya soonyoung
"gue ga punya orang tua"
semua tongkrongan mendadak terdiam, soonyoung berdehem canggung "ekhem, maaf gue ga tau" ucap soonyoung, mingyu hanya mengangguk tanpa tersinggung sedikit pun nyatanya kedua orang tuanya menang sudah pergi sejak dirinya sangat kecil.
"wonwoo?" tanya salah satu anak tongkrongan disana bernama minghao, mingyu mengangguk "iya gue sengaja ga bawa hp buat itu orang ga bisa ngelacak posisi gue" ucap mingyu, soonyoung menukik "setau gue nih ya, wonwoo itu anak buah nya mencar dimana-mana, dia pasti tau posisi lu dimana" ucap soonyoung
mingyu hanya terkekeh remeh "mana mungkin, tenaga aja dia ya bakal tau" ucap mingyu, seokmin lalu menyaut "kalo lu di apa-apain kita ya ikut campur gyu kita udah ngingetin" mingyu mengangguk "tenang aja lu semua gabakal keseret" ucap mingyu
tongkrongan itu lanjut saling bercerita dan asik bermain bersama hingga jam menunjuk pukul 3 dini hari mingyu sedang meracau tidak jelas karena efek mabuk nya
tiga orang pria berbadan besar mendatangi mereka "kamu disini ingin membawa tuan mingyu pulang" ucap salah satu disana "mingyu, sadar" seokmin menepuk pipi mingyu kecil mingyu malah semakin meracau tidak jelas
lalu pria disana melangkah mendekati mingyu " tuan, kami diutus oleh tuan wonwoo untuk membawa anda pulang" ucap nya, mingyu menggeleng lucu "gue gamau pulang, gue masih mau disini ngghhhh" walau suaranya tidak jelas bodyguard itu cukup paham
"kami tidak meminta persetujuan anda tuan, kami disini untuk membawa anda pulang" ucap nya, teman-teman mingyu seketika terdiam dua orang bodyguard mulai membopong tubuh mingyu keluar dari sana.
.
.
.
sampai dimansion mingyu didudukkan di sofa ruang tamu, beberapa menit kemudian wonwoo datang lalu berdiri tepat di depan mingyu
"sudah puas?" tanya wonwoo dengan nada datar terkesan dingin, mingyu hanya diam dia terlalu lemas untuk menanggapi ucapan wonwoo
wonwoo menyentuh dagu mingyu dan membuat mingyu mendongak "sudah puas sayang? kenapa kamu sangat nakal hm?" ucap wonwoo lalu tersenyum miring melihat wajah mingyu yg merah padam karena mabuk
"mingyu apa yg ada didalam otak mu ini hm? kau ingin motor dengan uang itu?" tanya wonwoo mengeluarkan sebuah amplop didalam kantong celana mingyu "saya bisa membelikan apapun mingyu, kuras harta saya, uang ini bahkan tidak cukup" ucap wonwoo melempar uang itu ke sofa
"mmpphh gue uhh.. mau tidur" mingyu bersuara dengan nada lemas "saya tidak akan memperbolehkan mu tidur sebelum kau cam kan ini dalam ingatan mu" mingyu lalu menatap wonwoo dengan wajah penasaran
"kamu hanya milik saya, jadi kamu harus menuruti perintah saya, kau mengerti?"
mingyu terdiam
"katakan ulang apa yg saya katakan dan kamu boleh tidur" ucap wonwoo "gue milik lu, gue harus nurut perintah lu" wonwoo tersenyum puas walau nada bicara mingyu terjeda jeda karena cekikan
"good boy "
wonwoo menuntun mingyu masuk ke kamar mingyu. melepaskan sepatu dan jaket mingyu lalu menyelimuti tubuh mingyu, setelah selesai wonwoo keluar tak lupa mematikan lampu kamar
tbc
awww romantis bgt bukan
wonwoo mulai keliatan sangar
KAMU SEDANG MEMBACA
enemies become love [wonmin]
Fanfictionbagaimana bisa seorang pria seperti mingyu terjebak dalam permainan nya sendiri, dia mengatakan bahkan jika dia kalah dalam balapan dia akan menjadi pihak bawah dan jika dia menang wonwoo harus menjadi budak nafsu jika mingyu sedang ingin, dan nyata...