Asher dan Callum duduk santai di halaman rumah, menikmati angin sore yang lembut. Asher bersandar di dada Callum, merasakan detak jantungnya yang stabil dan menenangkan. Di sekeliling mereka, pemandangan hijau sawah dan kebun memberikan rasa damai. Langit mulai memerah, menandai matahari yang akan tenggelam.
"Enak juga ya, gini," gumam Asher sambil sedikit memejamkan mata. Rasanya nyaman bisa berada di dekat Callum tanpa ketegangan yang biasanya melingkupi hubungan mereka.
Callum mengusap lembut rambut Asher, senyumnya tipis tapi penuh makna. "Iya, tenang. Aku suka suasana kayak gini," sahutnya pelan. Sesaat mereka terdiam lagi, hanya menikmati momen tanpa kata-kata.
Tapi Callum sepertinya punya sesuatu yang ingin ia katakan. Dia menarik napas dalam, seakan mencoba memulai percakapan yang serius. "Asher, aku... ingin menikah dengan mu," suaranya terdengar lebih tegas.
Asher tetap diam, hanya bergerak sedikit untuk mendengar lebih jelas. Dia bisa merasakan perubahan dalam nada suara Callum, tangannya mengelus perutnya yang sudah sedikit membuncit.
Dia diam, tidak langsung menanggapi. Tatapannya tetap mengarah lurus ke depan, meski pikirannya mulai bergejolak. Komitmen bukan hal yang mudah baginya, terutama karena luka masa lalu yang masih membekas.
"Maksudku... kita nggak bisa terus kayak gini, Ash. Ada banyak yang harus kita pikirin sekarang, terutama soal... kehamilanmu," lanjut Callum hati-hati, matanya menatap lurus ke depan seolah sedang menyusun kata-katanya.
"Nikah? Kamu serius, Callum? Kamu sering ngajak aku nikah, tapi aku pikir itu cuma bercanda... Apalagi kamu kan CEO, sementara aku cuma karyawan di perusahaanmu," ucap Asher, ragu.
Callum tersenyum, lalu meraih tangan Asher yang mengelus perutnya. "Dan kenapa kalau aku CEO? Semua orang berhak mencintai siapa pun yang dia mau. Kalau perlu, aku bisa meninggalkan semuanya untukmu."
Asher spontan menepis tangan Callum. Yang benar saja? Meninggalkan status CEO dan semua kekayaan? Kalau menikah dengan Callum, nanti dia dan anak mereka mau makan apa? Jadi gelandangan? Asher tak mau hidup seperti itu. Kedengarannya memang matre, tapi hidup harus realistis.
"Jangan ngawur. Terus nanti aku sama anakmu mau dikasih makan apa kalau gitu?"
Callum tertawa kecil. "Aku kasih makan daun," candanya.
Asher mendesah, mencoba mengendalikan pikirannya. "Pernikahan itu bukan sesuatu yang mudah, Callum. Mungkin buat kamu ini langkah logis, tapi bagiku... ini lebih rumit dari yang kamu bayangkan."
Callum menatap Asher, bingung. "Apa yang rumit, Ash? Kita udah melalui banyak hal bersama. Aku yakin kita bisa mengatasi apa pun."
Asher terdiam, menghirup napas dalam sebelum bicara. "Kamu tahu, aku nggak pernah banyak cerita soal keluargaku. Tapi orangtuaku cerai waktu aku kecil. Aku lihat semuanya-pertengkaran, pengkhianatan, kebohongan. Semua hal buruk itu." Suaranya bergetar, matanya mulai berkaca-kaca.
Callum hanya bisa mendengarkan dengan seksama.
"Ayahku pergi begitu saja, dan setelah itu, ibu berubah. Dia nggak pernah benar-benar pulih. Aku tumbuh melihat hubungan mereka hancur berantakan, dan sejak itu, aku nggak bisa percaya sama pernikahan atau komitmen jangka panjang. Buatku, semua itu bisa hancur kapan aja."
Callum menarik napas panjang, merasa bersalah karena tidak pernah tahu ini sebelumnya. "Ash... aku nggak tahu kamu pernah mengalami semua itu."
Asher tersenyum tipis, namun tanpa keceriaan. "Makanya aku takut, Callum. Aku nggak bisa melihat pernikahan sebagai sesuatu yang aman atau indah. Setiap kali kamu bicara soal masa depan, yang bisa aku bayangkan cuma bagaimana semua itu bisa runtuh, seperti yang terjadi sama orangtuaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in boss's grip (BL, END)
Teen FictionAsher Roth adalah seorang omega pria yang bekerja di sebuah perusahaan ternama. Hidupnya berjalan baik-baik saja hingga suatu hari, ia tiba-tiba mengalami heat, dan situasi tersebut diketahui oleh bosnya, Callum. Tanpa sepengetahuan Asher, Callum ma...