[I] The Villainess turns the Hourglass

Ch 125

Selama beberapa hari berikutnya, Aria, dalam pikirannya, segera mengungkapkan niatnya untuk berinvestasi dalam surat yang dikirim oleh Asher dengan nama samaran Pinonua Louie. Lawannya adalah Asher, dan belum lagi itu adalah kesempatan untuk mengasosiasikan dirinya dengan keluarga kerajaan.

Tidak ada kesempatan yang lebih baik untuk membangun fondasi yang sempurna. 'Bagaimana reaksinya jika saya kemudian menyatakan bahwa Investor A adalah saya? Jika dia sedikit lebih lama dalam rapat, itu sudah cukup untuk melampaui keluarga bangsawan.'

Karena dia sudah agak percaya diri, dia merasa bersalah karena memanfaatkannya untuk menyembunyikan identitasnya, tetapi ini bukan saatnya untuk berpikir, karena akhir Mielle sudah dekat. Dia memasukkan salad ke dalam mulutnya, bertanya-tanya bagaimana dia bisa menjatuhkan Mielle ke neraka.

“Jadi aku bertanya-tanya gaun seperti apa yang akan dikenakan untuk pertunangan Marquis.”

Itu adalah cerita tentang upacara pertunangan Marquis of Vincent, yang akan diadakan kemudian. Tentu saja, Count dan Countess juga dijadwalkan untuk hadir. Tidak peduli seberapa baru dia mengangkat tangan Putra Mahkota, karena Marquis masih menganut Partai Moderat, beberapa bangsawan akan hadir terlepas dari fraksinya.

"Aria, bukankah kau juga harus mengenakan gaun?" tanya sang countess. Yang ia maksud adalah semua bangsawan akan berkumpul, dan Aria harus berdandan secantik mungkin. Namun, itu tidak perlu, karena di tangannya sudah ada sesuatu yang tidak dapat dibandingkan dengan gaun mewah mana pun.

“Tidak, aku sudah mempersiapkannya.”

Ada sebuah gaun yang baru saja dikirim Sarah. Sarah menyarankan agar ia mengenakannya sesuai dengan dirinya. Gaun itu bukanlah gaun yang mewah sebagai seorang pengantin, tetapi desainnya tidak mengecewakan.

“Tapi itu adalah upacara pertunangan seorang wanita yang merupakan teman baiknya.”

Wajah sang countess penuh dengan tawa. Itu terjadi setelah rumor tentang Sarah menyebar, menyebutnya sebagai kenaikan status abad ini.

Mielle bertanya apakah dia belum mengenali Sarah, yang merupakan guru privat Aria, dan apa artinya.

“Apakah Aria… berteman baik dengannya? Apa maksudmu, Ibu?”

“Mielle, kau juga sudah sering melihatnya. Aku berbicara tentang Sarah, yang merupakan guru Aria. Dia adalah tunangan Marquis of Vincent.”

"… Apa?"

Sang Pangeran pun bertanya balik apakah ia baru pertama kali mendengarnya karena ia memang tidak tertarik dengan guru tersebut.

Lalu Aria menjawab sambil menyeka mulutnya.

“Marquis tampaknya jatuh cinta pada kekasih Sarah. Dia begitu baik padaku saat aku mengunjunginya terakhir kali.”

Tidak ada rasa malu seperti biasanya, karena dia pikir tidak ada lagi yang bisa hilang dari Mielle yang jelek itu kecuali statusnya. Respons yang jelas itu memperdalam senyum sang countess. Itu adalah senyum tulus pertamanya setelah sekian lama.

* * *

Sejak hari ia mengetahui Aria memiliki hubungan dengan Sarah, sang Pangeran terus menerus bertanya kepada Aria tentang keadaan Sarah dan Marquis Vincent. Dan setiap kali ia dengan senang hati mengatakan bahwa itu adalah kesempatan yang sangat bagus. Ia bahkan tidak peduli dengan Aria sampai baru-baru ini, tetapi ketika ia melihat perubahan yang begitu tiba-tiba, ia mengira ia adalah seorang pedagang dengan perhitungan yang cepat.

Namun ada satu hal yang ia abaikan; jika ia dulu begitu, ia mungkin akan gembira atas perhatian dari ayah barunya, tetapi tidak sekarang. Ia tidak punya apa pun untuk ditawarkan kepada siapa pun yang hanya menganggapnya sebagai satu-satunya objek yang bisa dimanfaatkannya.