Yue dan Xiou Win memulai perjalanan mereka untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan. Pertama, mereka harus menuju hutan gelap yang terkenal dengan makhluk buas dan jebakan. Di dalam hutan itu, mereka mencari Bunga Malam, yang hanya mekar saat bulan purnama.
Setelah berhari-hari menjelajahi hutan, mereka akhirnya menemukannya. "Lihat, di sana!" seru Yue, menunjuk ke arah bunga-bunga berkilau. Namun, saat mereka mendekat, mereka diserang oleh makhluk hutan, yang tampak seperti hantu.
"Lindungi dirimu!" teriak Xiou Win, menyiapkan senjata dan bersiap untuk melawan.
Mereka bertarung dengan gigih, menggunakan semua teknik yang telah mereka pelajari. Yue merasa energinya mengalir, dan dia mengingat semua pelajaran yang dia terima dari penyihir. Dengan keberanian, dia memfokuskan energinya pada serangan terakhir yang mendorong hantu-hantu itu menjauh.
"Sekarang!" seru Yue, meraih Bunga Malam dan mengeluarkannya dari tanah. Dengan berhasil mendapatkan bunga itu, mereka merasa langkah pertama menuju tujuan mereka tercapai.
Setelah itu, perjalanan berlanjut ke pegunungan terjal untuk mencari Batu Api, yang hanya bisa ditemukan di dalam gua yang dijaga oleh makhluk api. Perjalanan ini penuh tantangan dan ketegangan, tetapi Yue dan Xiou Win saling mendukung, terus maju meskipun lelah.
Ketika mereka mencapai gua, panasnya menyengat wajah mereka. Makhluk api yang menyeramkan muncul, menghalangi jalan. "Siapa yang berani mengganggu tempatku?" suara mendengung dari dalam gua.
"Kami hanya mencari Batu Api!" Xiou Win berteriak, suaranya penuh keberanian meskipun di dalam hatinya bergetar.
"Untuk mendapatkan Batu Api, kau harus membayar harga," kata makhluk itu, matanya menyala. "Apa yang akan kau korbankan?"
Yue dan Xiou Win saling berpandangan, memahami bahwa ini bukan hanya tentang mendapatkan batu tersebut, tetapi juga tentang apa yang mereka siapkan untuk mewujudkan impian mereka.
"Aku akan mengorbankan kenangan terindahku," jawab Yue, suaranya bergetar. "Karena aku percaya bahwa kita bisa mengubah masa depan."
Makhluk itu terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah, jika kau bersedia mengorbankan itu, maka Batu Api akan menjadi milikmu."
Saat Batu Api berada di tangan Yue, dia merasakan kenangan indahnya mulai menguap. Namun, dia tahu ini adalah langkah yang tepat. "Kita bisa melanjutkan," ucapnya dengan suara mantap meskipun hatinya terasa berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers of the Immortal moon
FantasíaDalam dunia di mana kekuatan dan takdir saling bertarung, dua jiwa bertemu di tengah kepingan-kepingan harapan yang tersisa. Yue Hanna, seorang pendekar setengah dewa yang menyembunyikan kekuatan sejatinya, terjebak dalam konflik antara cintanya dan...