Di lembah yang sunyi, pertarungan antara Xiou Win dan para tetua telah mencapai puncaknya. Suasana menjadi tegang saat langit gelap dipenuhi awan tebal, dan petir menyambar di kejauhan. Yue Hanna dan Xiou Win berdiri berdampingan, dikelilingi oleh para tetua dan dewa yang menentang hubungan mereka.
"Xiou Win!" teriak salah satu tetua dengan suara lantang, penuh otoritas. "Kau telah melanggar hukum dunia ini dengan mengizinkan seorang fana setengah dewa mendekatimu. Hubungan ini tak bisa diterima! Kau harus memilih tinggalkan dia dan kembali ke tempatmu, atau hancurkanlah bersama dengannya!"
Xiou Win menatap para tetua dengan dingin, tanpa rasa takut. Suaranya penuh keyakinan saat ia menjawab, "Aku tidak tunduk pada kalian. Hukum kalian tidak berlaku bagiku. Kalian bisa mencoba menghancurkan kami, tapi kalian akan gagal."
Suara marah tetua itu menggelegar, "Kau sombong! Kau pikir kekuatanmu bisa melawan takdir?! Hubungan ini hanya akan membawa kehancuran bagi dunia ini!"
Yue Hanna, meskipun tubuhnya terluka dari pertarungan sebelumnya, melangkah maju dengan semangat yang tak tergoyahkan. Suaranya mungkin lemah, tetapi tekadnya tetap teguh. "Kalian berbicara tentang takdir seolah-olah kalian yang menentukannya. Tapi takdir adalah sesuatu yang kita buat sendiri. Aku tidak peduli dengan hukum kalian, aku hanya peduli pada perasaanku... dan pada dia."
Xiou Win menatap Yue dengan sorot mata yang lebih dalam, lebih hangat daripada sebelumnya. Ia meraih tangan Yue dengan erat, merasakan kehangatan yang mengalir di antara mereka. "Kau benar, Yue. Dunia ini tidak bisa mengatur kita. Mereka bisa mencoba menghancurkan kita, tapi mereka tidak bisa mengambil apa yang ada di sini," ujarnya sambil meletakkan tangan di dada Yue, merasakan detak jantungnya.
Tetua itu kembali berbicara, suaranya penuh amarah, "Kalau begitu, kalian memilih kehancuran! Tidak ada jalan kembali bagi kalian berdua!"
Tiba-tiba, petir menyambar di langit, mengintimidasi suasana yang sudah menegangkan. Para tetua bersiap untuk melancarkan serangan terakhir mereka. Namun, tepat sebelum serangan itu dilepaskan, Yue Hanna melangkah maju, menghadapi mereka dengan keberanian yang tak terukur.
"Jika kalian ingin menghancurkan kami, maka lakukanlah. Tapi ketahuilah, aku tidak menyesal. Tidak ada penyesalan dalam mencintai seseorang, bahkan jika itu berarti harus berakhir seperti ini," serunya dengan tegas, suaranya bergetar oleh emosi.
Xiou Win menatap Yue dengan tatapan lembut, kali ini tanpa menyembunyikan perasaannya. "Yue... aku tidak pernah takut pada apapun. Tapi sekarang, aku sadar... aku tidak pernah ingin kehilanganmu." Ia memegang kedua tangan Yue lebih erat, menegaskan hubungan mereka. "Jika ini adalah akhir kita, maka biarlah kita jatuh bersama."
Para tetua mulai menyerang dengan kekuatan penuh, namun sebelum energi mereka mencapai Yue Hanna dan Xiou Win, sebuah kilatan cahaya muncul di langit. Yue merasakan kekuatan luar biasa dalam dirinya, kekuatan yang selama ini tersembunyi.
"Aku tidak akan membiarkan kalian menentukan akhirku," serunya dengan sorot mata penuh tekad. Kekuatan dalam dirinya bangkit, dan ia mengangkat tangan, menciptakan penghalang yang kuat, menghalangi serangan para tetua.
Para tetua terkejut melihat kekuatan Yue yang begitu besar. Bahkan Xiou Win pun tak pernah menyangka Yue memiliki kekuatan sebesar itu. "Tidak mungkin! Kau... kau tak seharusnya memiliki kekuatan ini!" seru salah satu tetua dengan nada putus asa.
Yue Hanna menatap mereka dengan dingin, kekuatannya membara. "Aku mungkin bukan dewa sepenuhnya, tapi aku tak akan menyerah pada takdir yang kalian tentukan. Aku akan menulis takdirku sendiri."
Dengan satu gerakan tangan, Yue Hanna mengusir para tetua, memaksa mereka mundur. Langit kembali tenang, dan ketegangan di udara mulai mereda. Yue Hanna berdiri teguh di samping mna Xiou Win, yang menatapnya dengan kagum.
"Kau... lebih kuat dari yang aku duga, Yue," ucap Xiou Win dengan senyuman kecil, suaranya lembut untuk pertama kalinya.
"Aku selalu tahu bahwa kekuatan terbesarku bukan di mana aku berasal, tapi dari apa yang aku rasakan," jawab Yue dengan napas berat tetapi penuh kemenangan.
Dengan para tetua yang telah mundur, Xiou Win menatap Yue dengan pandangan yang jauh lebih hangat daripada sebelumnya. Mereka telah melawan takdir dan menang, bersama.
"Kita sudah melewati batas yang tidak bisa diputar kembali. Tapi, jika harus memilih lagi, aku tetap akan memilih ini... memilihmu," ucapnya dengan lembut, menyentuh wajah Yue dengan lembut.
Yue Hanna menatapnya dengan penuh cinta, suaranya pelan namun penuh kepastian. "Dan aku akan memilihmu, apapun yang terjadi. Sekarang, dan selamanya."
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers of the Immortal moon
FantasyDalam dunia di mana kekuatan dan takdir saling bertarung, dua jiwa bertemu di tengah kepingan-kepingan harapan yang tersisa. Yue Hanna, seorang pendekar setengah dewa yang menyembunyikan kekuatan sejatinya, terjebak dalam konflik antara cintanya dan...