Part 3

1.2K 174 22
                                    

Oniel baru saja berpindah posisi tidur karena mendengar alarm ponselnya yang telah berbunyi beberapa kali. Dengan mata yang masih terpejam, jemari gadis manis itu bergerak mencari benda pipih tersebut.

"Aish, mana sih," decakan kesal Oniel terdengar saat tak berhasil menemukan ponsel miliknya, maka dengan malas gadis manis itu membuka mata dan bergerak perlahan, "masih ngantuk banget."

Ternyata ponselnya ada di nakas samping tempat tidur Indah, ah iya Indah. Mata Oniel bergerak menatap ke seluruh sudut ruangan apartemen milik gadis itu, namun anehnya, dia tidak berhasil menemukan sosok gadis cantik asal Jambi tersebut.

"Kemana ya dia?" Tanya Oniel dengan ekspresi bingungnya, apalagi saat melihat pintu kamar mandi yang terbuka, menandakan tak ada orang di dalamnya.

Baru mau mengambil ponsel untuk mencari tau keberadaan gadis cantik itu, namun tak berapa lama pintu apartemen terbuka, menampilkan Indah yang tebgah menenteng dua kantong plastik berukuran sedang.

"Loh, kak Oniel udah bangun?" Tanya Indah tepat setelah melepas sendal dan meletakkannya di rak samping pintu, "pas banget nih aku baru beli sarapan, yuk makan dulu sini."

Oniel tak langsung bergerak, karena matanya masih fokus pada Indah yang pagi ini terlihat cantik sekali dengan daster motif bunga berwarna biru tua dan rambut yang dikuncir asal.

"Kak? Kak Oniel?" panggil Indah sembari mendekat ke arah Oniel yang masih terdiam sembari menatapnya, "kak!" dan berhasil, karena gadis manis itu langsung tersentak.

"Eh kenapa, Ndah?" Tanyanya dengan ekspresi paniknya karena ketahuan menatap ke arah Indah dalam.

"Kamu kenapa malah bengong aja pas aku panggil?" Tanya Indah yang dibalas cengiran oleh Oniel, "kirain kak Oniel kesambet," lanjutnya sambil terkekeh.

Tepat setelah itu Indah mengambil dua sendok dan dua gelas serta satu botol air mineral, kemudian dengan cekatan tangan gadis cantik asal Jambi itu mengambil dua kotak nasi uduk yang baru saja dia beli.

"Di sini ada yang jual nasi uduk juga, Ndah?" Tanya Oniel sembari menerima satu kotak nasi uduk, satu piring dan juga gelas yang sudah terisi air mineral.

Indah menggeleng, "enggak, aku pesen online, tadi tuh turun ke bawah buat ambil makanannya," balasnya yang diangguki oleh Oniel.

"Pantesan, aku agak bingung juga kalo daerah sini ada yang jual nasi uduk," balas Oniel yang membuat dahi Indah berkerut, "kan ini kawasan apartemen elit," lanjutnya sambil tertawa.

Sementara Indah dengan refleks memukul pelan bahu Oniel sambil terkekeh juga, "aamiin dibilang kawasan apartemen elit," balasnya yang lagi-lagi membuat gadis manis di hadapannya itu tertawa.

Beberapa menit kemudian, Oniel dan Indah habiskan untuk memakan sarapan mereka sembari bercerita apa saja yang terjadi belakangan ini, salah satunya tentang Indah yang menjadi guru magang.

"Kamu ngajarnya di SMP ya?" Tanya Oniel tepat setelah meneguk air mineralnya, "gimana seru gak?"

Indah mengangguk, "iya aku dapetnya SMP dan sejauh ini sih seru-seru aja ya, tapi emang harus banyak-banyak sabar," jawabnya sambil terkekeh.

"Kenapa emang?" Tanya Oniel sembari menatap ke arah Indah.

"Namanya anak baru mau puber, kayak ada aja tingkahnya, tapi ya sejauh ini belum ada yang bener-bener bikin kesel atau gimana sih, cuma yaaa gitu deh," jawab Indah sambil terkekeh, "ya coba kak Oniel bayangin aja Atin ada 20, nah gitu lebih gampangnya."

Kali ini Oniel yang tertawa keras, membayangkan satu Atin saja sudah berhasil membuat staff dan seniornya di JKT48 pusing, apalagi ada 20 begitu.

Obrolan mengenai Indah sebagai guru magang sudah selesai, kali ini topiknya beralih pada Skripsi Oniel yang sudah hampir selesai, meskipun beberapa kali Dospem-nya memberikan revisi, tapi setidaknya ada kemajuan.

Story Of OndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang