6. YANG DIKHAWATIRKAN

37 20 2
                                    

Follow dulu ya sayang <3
Jangan lupa vote dan komennya

Tandai kalau typo

Mari ikuti perjalanan REYGALLYN✨

Selamat membaca teman 🫰🏻



"Pa, wajah papa pucat banget. Sellyn tau pasti yang papa rasain sakit," ucap Sellyn dengan wajah panik yang tergambar.

"Udah, Udah. Kamu jangan khawatir."

"Papa, kita ke rumah sakit ya," pinta Sellyn melihat papanya yang sudah menahan sakit sedari tadi.

"Nggak apa-apa sayang, papa gapapa kok."

"Oh, ya. Ini udah malam, kamu pergi ke kamar kamu, tidur," pinta sang ayah, ingin cepat-cepat bersembunyi bersama rasa sakitnya yang terus menjalar kala itu.

Keduanya sekarang masih di ruang keluarga. Tadinya, sedang saling berbagi cerita dan ditengah obrolan, Sellyn melihat wajah Hendra yang berubah pucat dengan lirihan sakit yang keluar dari mulut papanya.

Dengan bantahan yang Hendra lontarkan. Terus saja papa Sellyn mengatakan dirinya kuat.

Hendra masih sempat-sempatnya memberi senyuman, berharap putrinya itu tetap tenang tanpa ada kekhawatiran apapun.

Namun kenyataannya, sekuat apapun seseorang menahan cemas, tapi tetap saja, anak mana yang tidak ikut merasakan sakit jika melihat manusia yang dia sayang sedang berjuang melawan penyakitnya. Begitulah Sellyn. Bahkan, bayang-bayang buruk itu layaknya hujan deras, ramai dan berisik membawa semua ketakutan bagi Sellyn.

KBM berlangsung, namun Sellyn tidak lepas dari lamunannya, mengingat kejadian semalam. Bagaimana kondisi papanya yang melemah.

Kenapa papanya itu tidak pernah mau menunjukkan rasa sakitnya. Kenapa papanya itu bersikeras atas penyakit yang dideritanya.

"Anak-anak, apakah semua soal yang ibu berikan sudah selesai kalian kerjakan?" tanya Bu Titi—guru fisika yang sedang mengajar di kelas X IPA 3, dan suara Bu Titi, berhasil menyadarkan Sellyn.

"Sudah, bu," jawab semuanya serentak, termasuk Sellyn.

Sebetulnya, teman-teman yang lain selesai mengerjakan karena mereka melihat hasil jawaban dari Sellyn dan Zara. Hal yang biasa, selalu seperti itu.

"Baiklah, silahkan dikumpulkan."

"Masih ada sisa 7 menit, ibu akan kasih satu soal untuk satu orang saja, siapa yang bisa mengerjakan, akan ada nilai + nya," terang Bu Titi.

Sembari semua siswa di kelas itu mengumpulkan tugas yang mereka kerjakan, Bu Titi sibuk menuliskan soal di papan tulis.

Selesai menuliskan soal. "Siapa yang bisa mengerjakan soal ini?"

Tidak ada yang bersedia menunjuk tangan untuk mengerjakannya, kecuali Sellyn dan Zara dengan Sellyn yang mengacungkan tangan kanannya lebih dulu sejenak dibanding Zara.

"Ya, Sellyn, silahkan."

Sellyn maju, mengerjakan soal tersebut dengan tenang, tanpa kesulitan yang dirasa. Sementara Zara memasang raut sedih dan memandang tidak suka ke arah Sellyn.

Meskipun sahabatan, seperti itulah keduanya. Sama-sama bersaing untuk menempatkan posisi juara pertama di kelas.

Usai mengerjakan soal tersebut. Sellyn kembali duduk ke bangkunya

"Iya, jawabannya benar ya. Jalan penyelesaiannya juga tepat sekali," kata Bu Titi melihat sistematika penyelesaian dari soal materi GLBB yang Sellyn tuliskan.

REYGALLYN [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang