Aurel Putri Lestat

159 21 10
                                    

Setelah sedari pagi Galang hanya berkeliling luntang-lantung, malam ini ia memilih disini. Dibawah sebuah pohon besar yang tak lain dan tak bukan adalah Wilayah perbatasan bangsa serigala dan bangsa vampir. Tentu Galang tetap berdiri di sebelah pohon sisi Wilayah serigala itu. Laki-laki itu sedari tadi tak bisa menghentikan air matanya yang tanpa suara itu. Ia benar-benar takut jika mamsky nya membenci dirinya karna menjadi manusia serigala. Sedari tadi pun, ia sudah tak berani untuk pulang.

Tanpa Galang sadari, Thea juga datang dari Wilayah vampir. Gadis itu pun juga berhenti di pohon besar yang sama seperti Galang. Bedanya, Thea sudah berada di sisi Wilayah vampir. Sehingga keduanya berdiri berdampingan dengan pohon besar pembatas Wilayah itu yang berada ditengah-tengah Galang dan Thea. Keduanya masih saling tak menyadari satu sama lain.

"Aaaaarrrrrrgggggghhhhhhhh!" Teriak Galang dan Thea secara bersamaan.

Keduanya tersentak. Alhasil, mereka lekas saling menoleh. Melihat sama-sama tengah menangis, keduanya saling menghapus air matanya masing-masing karna malu. Setelah itu, mereka pun saling terkekeh.

"Galang?"

"Thea?"

"Lo ngapain disini?" Keduanya lekas tertawa karna bertanya secara bersamaan.

"Lo kenapa?" Tanya Thea walaupun masih sedikit tertawa. Lucunya, ia masih mengeluarkan air matanya. Begitu pun juga dengan Galang.

Galang yang sedih terduduk menyandar pada dahan pohon tanpa melewati perbatasan. Ia berusaha menyeka air matanya agar tak keluar, tapi tidak bisa. Sepertinya Galang memang ingin menangis sekarang.

Melihat Galang terduduk. Thea pun ikut duduk juga, tanpa melewati perbatasan sedikit pun. Ia pun sama seperti Galang. Ingin menangis sekarang.

"Mamsky papsky tau kalau gue itu serigala." Curhat Galang.

Thea terkesiap, "Terus?"

"Gue gak berani pulang. Kalo papsky emang udah bilang bisa terima gue. Tapi kalo mamsky? Gue takut mamsky benci gue." Ucap Galang dan menangis lagi. Sesekali ia paksakan tertawa agar dirinya tak terlalu kelihatan menyedihkan di depan Thea.

Thea tertegun. Kasus Galang tak jauh berbeda dari dirinya. Dalam artian, Galang juga tak mau menjadi serigala. Begitu pun dengan dirinya yang tak mau menjadi vampir. Jika Galang takut kalau mamsky nya membenci dirinya. Sementara Thea, bunda Lestat mungkin sudah membenci dirinya.

Thea pun ikut menyandarkan dirinya ke dahan pohon seperti Galang, "Kok lo sama kayak gue, sih?"

Galang menoleh pada Thea, "Maksud lo?"

"Lo gak mau jadi serigala, kan? Sama gue juga! Gue juga gak pernah mau jadi vampir. Alasannya satu. Karna gue dibesarkan oleh bangsa serigala. Bunda Lestat. Walaupun gue manusia biasa saat itu, tapi bunda sangat menyayangi gue seperti anaknya sendiri. Bunda gak pernah membedakan gue dengan Aurel." Jelas Thea dengan airmata yang terus mengalir. Persetan dengan rasa malu. Toh, ia dan Galang sama-sama tengah menangis.

Galang mengernyit bingung, "Aurel?"

Thea mengangguk, "Anak kandungnya bunda Lestat. Jadinya kakak gue. Cuma, gue gak tau dimana dia sekarang? Dia kayak hilang bak di telan bumi selama beratus-ratus tahun."

Galang terdiam mendengar curhatan Thea. Sesaat kemudian ia bertanya, "Tapi, kenapa lo bisa sama bangsa serigala?"

"Gue dibuang sama orang tua kandung gue saat baru lahir. Dibuangnya ke Hutan pedalaman. Dan bunda Lestat yang menemukan Gue. Thea adalah nama yang diberikan bunda Lestat kepada gue. Nama gue dulu adalah Thea Putri Lestat. Tapi sejak gue jadi vampir dan diangkat anak oleh ayah Agra, baru nama gue berubah jadi Thea Agra." Jelas Thea lagi.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang