10# Tenth Love - Sunflower -

2 0 0
                                    

Cowok tinggi berkacamata yang dipanggil Om oleh Liana itu menghampiriku, "Terima kasih atas bantuannya ya Lino"

Lino? Pasti ini gara-gara cewek cadel itu. "Namaku Rhino, Om..." timpalku pada ucapan terima kasihnya.

"Oh... maaf ya, kukira namamu Lino, soalnya Liana bilang namamu Lino."

"Om Ley... kan Liana dah bilang namanya Lino, pake huluf el..." Liana nimbrung.

Nama Om itu Ley? Nama yang tidak biasa... "Nggak papa Om Ley..."

"Namaku bukan Ley, tapi Rey..." Om itu mengoreksi.

Aku menatap sinis Liana. Dasar cewek cadel! Aku jadi curiga, jangan-jangan namanya juga sebenarnya Riana bukan Liana.

Liana bersembunyi di belakang Om Rey. Apakah ia takut aku omeli seperti waktu aku menabraknya tadi?

Om Rey tertawa, "Yang penting, Om mau bilang terima kasih sama Liana dan Rhino, karena sudah bantuin Om tadi... Oh iya, Om kenalin nih..." Om Rey berbalik badan dan menggerakan tangannya memanggil cewek seumurannya yang memakai baju warna pink.

Cewek itu berjalan mendekat. Ia memegang bunga mawar pink yang aku ambil dari vas tadi. "Halo..." sapanya ramah.

Om Rey menarik tangan cewek itu sehingga sekarang mereka bersebelahan, "Ini Tante Najika, pacar Om..." ia tersenyum malu-malu, sepertinya ia baru saja mengalami hal yang menyenangkan malam ini. Om Rey beralih ke pacarnya yang namanya Najika itu, "Nah, ini dua cupid yang sudah menyatukan kita... Liana dan Rhino..." Kupingnya terlihat merah.

Tante Najika langsung berjongkok di depan Liana... "Ya ampun, kamu kawaii banget..." ia memperhatikan Liana lekat-lekat.

Liana tampak bingung. Mungkin Liana tidak tahu kata 'kawaii' yang diucapkan Najika. Kalau tidak salah 'kawaii' itu artinya 'manis' ya? Sepertinya pernah denger kata-kata itu di TV, kalau tidak salah itu bahasa Jepang.

Aku menatap Liana. Melihatnya lekat-lekat, kemudian mengerutkan alisku. Liana manis? Manis darimananya? Cewek cadel, suka sradak-sruduk begitu, cengeng lagi. Eh, dia tertawa, mungkin dia sedang membicarakan sesuatu yang lucu dengan Tante Najika. Lucu juga kalau tertawa. Kenapa aku bilang begitu? Tapi memang lucu juga kalau dia tertawa, sedikit lucu. Hanya sedikit lucunya, lebih banyak nyebelinnya.

"Jadi kapan Om Ley sama Tante Najika menikahnya?" Liana tiba-tiba bertanya.

Hal itu langsung membuat Tante Najika dan Om Rey terlihat sangat kaget. Om Rey berdeham, sementara Tante Najika menatap Om Rey tajam. Sebenarnya apa yang terjadi? Aku tidak tahu hubungan mereka berdua, kupikir Om Rey dan Tante Najika adalah pacar – itu yang dibilang Om Rey tadi, jadi mereka akan menikah? Liana ketika meminta bantuanku hanya bilang jika ia mau memberikan bunga pada pacarnya Om Rey. Tapi apa coba yang bisa kuharapkan dari omongan Liana. Dia kan masih kecil banget. Paling juga baru 5 tahun.

Om Rey berdeham lagi, "Tanggalnya rahasia... tapi kalau Om nikah nanti sama Tante Najika, Om akan undang Liana sama Rhino ya..."

"Benel Om?" Liana terlihat sangat bersemangat.

"Iya..." Om Rey mengedipkan sebelah matanya pada Tante Najika. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan, dan Om Rey ingin agar tante Najika mengiyakan kata-katanya.

"Wah... nanti Tante Najika pake baju putih cantik kayak tante Puli ya..." Liana menunjuk Tante Puri - mempelai wanita yang saat ini berada di atas pelaminan, tadi dia sempat berbicara dengan kami, saat aku mengomeli Liana.

Tante Najika dan Liana lalu asyik membicarakan tentang pernikahan.

Om Rey mendekat padaku, lalu menunduk dan berbisik, "Om nggak tahu Liana tadi ngomong apa sama kamu. Om sebenernya baru nembak Tante Najika tadi, tapi waktu minta bantuan Liana, Om bilang kalau Om mau ngelamar Tante Najika. Om cuma bercanda tapi dia percaya ya ternyata"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love in a MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang