Chapter 1

0 0 0
                                    

   Pagi ini aku berjalan-jalan di taman dekat perkampusan terbesar di kotaku, aku akan melakukan sesuatu. Sebelumnya aku selalu ke sini hampir setiap minggu nya, aku berjalan, duduk di bangku taman favorit ku, dan menghirup udara pagi sebelum terbitnya matahari. Mungkin tepatnya, aku selalu datang ke sini pada jam 4.30 dan pulang tepat pada 6.00. Alasan nya sederhana, karena di jam inilah taman kosong, tidak akan ada orang yang datang, tadi nya kupikir begitu. Namun entah kenapa, belakangan ini aku sering melihat seorang pria aneh, dia selalu tiba lebih awal dan juga ia selalu duduk di bangku taman yang kodratnya sudah ku anggap milik ku.

   Karena ada pria itu, selama 2 minggu lamanya aku tidak duduk disana. Namun hari ini, pagi ini aku memutuskan untuk mengusir- menyapanya.

"Hallo" sapa nya pada pria itu. "Juga, nona" balas pria itu dengan senyum kecil. "Tidak masalah jika aku duduk disini?" tanya nya sambil menunjuk kasar pada tempat kosong di bangku yang pria itu duduki, "Duduk saja, ini kan bangku umum, bukan aku yang membuat nya, bukan milikku. " jawaban pria itu seolah di buat sengaja untuk menyinggungnya. Duduk di samping pria itu, ia kembali bertanya, "siapa namamu? aku tidak pernah melihatmu sebelumnya."

   Si pria memiliki sedikit ekspresi yang samar-samar (?), menjawab, "Oh, kalau begitu salam kenal, aku Asmodeus, bagaimana dengan nona?"
  
   Agak ragu menjawab pertanyaan pria bernama Asmodeus, ia menanggapi, "Asmodeus? seperti nama iblis itu?"

"Ya, kurang lebih seperti itu."

   Kemudian rasa ragu nya hilang, ia menjawab pertanyaan Asmodeus sebelumnya, "Namaku... Classi." Asmodeus sedikit terkejut, membalas "Ku kira setelah mengalihkan pembicaraan kau tidak akan memberitahuku namamu haha"

"Awalnya seperti itu rencanaku, karena rupa mu yang aneh- maksudku, manusia mana yang punya tanduk di kepalanya?"

   Asmodeus membelalakan matanya, melihat ke arah Classi sepenuh nya, dengan pelan ia bertanya, "Kau bisa melihatnya...?" Classi yang agak kebingungan atas pertanyaan yang di lemparkan, menjawab dengan pertanyaan lain, "Am I not supposed to see it?" Asmodeus dengan nada kesal membalas, "you're not supposed to". Classi membuat ekspresi seolah kaget lalu sembari ber 'oh' ria pada Asmodeus.

   Asmodeus tambah dibuat kesal karena tidak di tanggapi dengan serius oleh Classi, sejenak ia berpikir, lalu berkata "Ku rasa ini adalah takdir"

"Maaf, tapi kau bukan tipe ku."

"Bukan takdir itu maksudku." Asmodeus ingin mengatakan sesuatu, namun melihat matahari yang hampir terbit, Classi segera berdiri dan berpamitan, "Senang bertemu dengan mu, senang juga bisa berbincang dengan mu tapi aku harus pergi sekarang" tepat sebelum Classi berjalan pergi, Asmodeus menarik tangan Classi.

"Will you ever come in here again?"

   Classi menarik kembali tangan nya, menjawab seadanya, "Ya, Aku selalu kesini tiap minggu nya. juga, bisakah lain kali kau duduk di tempat lain? walaupun bukan aku yang membuat nya, tapi aku sudah meng-klaim bangku taman yang satu ini." dengan begitu Classi berjalan pergi, meninggal kan Asmodeus yang masih mencerna kata-katanya barusan, dengan harapan pria itu tidak akan duduk di sana lagi untuk seterusnya.

                    End of Chapter 1.



"About that girl, the one that I let get away." - Asmodeus

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Oct 14 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Ghost Wish & CoercionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora