Chapter 1: Kehidupan Sempurna

2.2K 74 0
                                    

---

Kampus Universitas Tertinggi selalu menjadi tempat di mana bintang-bintang akademik bersinar. Salah satu bintang yang paling terang di fakultas hukum adalah Joss Way-ar. Tinggi, berwajah tampan, cerdas, dan memiliki senyuman yang mampu meluluhkan hati siapa saja yang memandangnya. Hampir setiap mahasiswa di kampus itu, baik laki-laki maupun perempuan, pernah mengagumi sosok Joss. Dia adalah representasi sempurna dari apa yang disebut 'hot student'. Setiap kali Joss melangkah, semua mata akan tertuju padanya. Namun, bagi Joss, hanya satu orang yang mampu membuat hatinya benar-benar bergetar, yaitu pacarnya, Gawin Caskey.

Gawin adalah mahasiswa tahun kedua di fakultas bisnis. Meskipun tidak sepopuler Joss, dia memiliki daya tarik tersendiri. Wajahnya yang tampan dengan senyum manis yang tidak pernah pudar membuatnya disukai banyak orang. Gawin adalah tipe orang yang ramah dan bersahaja. Dia tidak pernah memanfaatkan ketenarannya di kalangan mahasiswa. Dia memilih untuk bersikap sederhana dan menjalin hubungan yang dekat dengan hanya beberapa teman terdekatnya, yaitu Book dan Dunk. Namun, semua orang tahu bahwa Gawin adalah kekasih Joss. Hubungan mereka sangat terlihat di mata publik kampus.

Di mata dunia, hubungan Joss dan Gawin terlihat sempurna. Mereka sering terlihat berdua di kampus, berjalan sambil berbincang ringan, sesekali tertawa bersama. Tidak ada yang mencurigai apa pun tentang hubungan mereka. Di luar, mereka tampak seperti pasangan ideal yang saling mencintai tanpa cela. Semua orang melihatnya sebagai contoh dari hubungan yang harmonis, sesuatu yang sering diimpikan oleh mahasiswa lain.

Namun, di balik semua kemesraan itu, hanya Gawin yang tahu bahwa ada sesuatu yang tidak benar. Pada awal hubungan mereka, semuanya terasa normal. Joss selalu perhatian, manis, dan penuh kasih sayang. Gawin merasa sangat dicintai. Namun, seiring berjalannya waktu, Gawin mulai merasakan bahwa perhatian Joss tidak lagi murni seperti sebelumnya. Semakin lama, Joss semakin menunjukkan kecemburuan yang berlebihan. Awalnya, Gawin menganggapnya sebagai bentuk cinta dan kepedulian. Tetapi semakin hari, kecemburuan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih gelap.

Suatu sore, Gawin sedang duduk di kafetaria bersama temannya, Book dan Dunk. Mereka sedang berbicara santai, membahas tugas-tugas kuliah yang harus segera diselesaikan. Namun, ketika Gawin sedang berbincang dengan salah satu teman perempuan di kelasnya yang kebetulan lewat, Joss tiba-tiba muncul. Wajahnya tetap tenang, namun tatapan matanya tidak bisa menyembunyikan rasa tidak senangnya. Dia tidak langsung menghampiri Gawin, melainkan berdiri di kejauhan, memperhatikan dari jauh.

Saat Gawin menyadari kehadiran Joss, dia tersenyum dan melambai ke arahnya. Namun, Joss hanya merespons dengan anggukan singkat. Ada ketegangan yang tak bisa dijelaskan. Gawin merasa ada yang salah, tetapi dia tidak tahu apa. Setelah temannya pergi, Joss akhirnya berjalan menghampiri Gawin dan teman-temannya.

"Hey, sayang," Joss menyapa dengan senyum tipis. "Kamu baik-baik saja?"

Gawin mengangguk, sedikit bingung dengan sikap dingin Joss. "Ya, aku hanya ngobrol dengan Book dan Dunk tadi."

Meskipun nada suara Joss tetap lembut, ada sesuatu yang dingin dalam cara dia memandang Gawin. "Siapa perempuan yang tadi bicara denganmu?"

Gawin terkejut dengan pertanyaan itu. "Oh, itu cuma teman sekelas, kok. Kami lagi diskusi soal tugas kelompok."

Joss terdiam sejenak, sebelum akhirnya dia tersenyum, namun senyuman itu tidak menyentuh matanya. "Aku harap kamu tidak terlalu dekat dengannya, Gawin. Kamu tahu aku tidak suka kalau kamu terlalu banyak bicara dengan orang lain, terutama perempuan."

Perasaan Gawin bergejolak. Dia tahu Joss cemburu, tapi dia tidak pernah menyangka akan sejauh ini. Mereka baru saja mengobrol sebentar, dan sekarang Joss menaruh kecurigaan yang berlebihan. Gawin mencoba tetap tenang. "Joss, itu hanya teman. Aku tidak ada maksud apa-apa."

Joss memegang tangan Gawin, tetapi cengkeramannya lebih kuat dari biasanya. "Aku tahu. Tapi aku hanya ingin kamu berhati-hati. Aku tidak ingin ada orang lain yang mencoba mendekati kamu."

Gawin menundukkan kepala, merasa tidak nyaman dengan peringatan itu. Dia tahu Joss sangat mencintainya, tapi perasaan seperti ini mulai membuatnya sesak. Gawin merasa seolah-olah sedang diawasi setiap saat, seolah-olah setiap interaksi dengan orang lain harus disetujui oleh Joss terlebih dahulu.

Setelah percakapan itu, suasana di antara mereka menjadi sedikit canggung. Gawin merasa semakin terjebak dalam hubungan ini, tetapi dia terlalu mencintai Joss untuk melepaskan diri. Di dalam hatinya, Gawin berharap Joss bisa mengerti bahwa dia hanya ingin hidup normal, memiliki kebebasan untuk berteman dengan siapa saja tanpa harus dicurigai setiap saat. Namun, setiap kali dia mencoba untuk berbicara, Joss selalu berhasil membungkamnya dengan kata-kata manis dan pelukan yang menenangkan.

Saat Gawin dan Joss berjalan keluar dari kafetaria bersama, Gawin tidak bisa menepis perasaan bahwa ada sesuatu yang salah. Ada perasaan terikat yang mulai menghantuinya, dan dia tahu, jika hal ini terus berlanjut, itu hanya akan membuat segalanya semakin buruk.

---

Trapped in Obsession🔞‼️ (Jossgawin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang