Chapter 7: Batas yang Kabur

552 29 0
                                    

Hari-hari berlalu setelah momen berapi-api di luar Gawin merasa ada perubahan dalam hubungan mereka, tetapi perasaan campur aduk terus menghantuinya. Joss berusaha memperbaiki sikap berjanji untuk memberi Gawin ruang, tetapi Gawin masih merasakan bayang-bayang obsesi Joss yan mengikuti setiap langkahnya.

...

Malam itu, mereka berdua memutuskan untuk menghabiskan waktu di apartemen Joss. Suasana di dalam ruangan terasa hangat, dan Joss tampak bersemangat. "Aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu," katanya dengan senyuman manis, menyiapkan meja dengan hidangan yang penuh warna.

Gawin tersenyum, tetapi di dalam hatinya, ketegangan masih terasa. Dia duduk di meja sambil memperhatikan Joss yang sibuk di dapur. "Kamu selalu tahu cara membuatku merasa spesial," kata Gawin, berusaha meringankan suasana.

Setelah makan malam, mereka duduk di sofa, menikmati film sambil berbagi popcorn. Joss berusaha untuk tidak terlalu mendominasi, tetapi Gawin merasakan kehadiran Joss yang kuat di sampingnya. Tangan Joss secara o menggenggamnya el juga terjaga. meraih tangan Gawin, merasa nyaman, tetapi

Film yang ditonton adalah film romantis, dan suasana semakin intim seiring berjalannya waktu. Ketika momen-momen manis dalam film muncul, Gawin tidak bisa menghindar dari tatapan Joss yang penuh harapan.

"Win, kamu ingat saat kita pertama kali bertemu?" Joss bertanya, suaranya rendah dan lembut.

"Ya, aku ingat. Saat kamu terlihat begitu serius dan dingin," Gawin menjawab dengan senyum.

"Dan kamu yang selalu ceria, mampu membuatku tertawa," balas Joss, tatapannya menembus dalam ke mata Gawin. "Aku selalu merasa terikat padamu, bahkan saat kita belum dekat."

Gawin merasakan jantungnya berdegup kencang. la mengalihkan pandangannya, terjebak antara kenyamanan dan kerinduan. Namun, Joss tidak membiarkannya pergi begitu saja. Dia menyentuh pipi Gawin dengan lembut, memaksanya untuk menatap kembali.

"Malam ini, aku ingin kita lebih dekat," bisik Joss, suaranya penuh keinginan. "Aku ingin merasakan kamu, Gawin."

Gawin merasakan panas merembes ke wajahnya. Ada ketegangan di antara mereka yang sulit dijelaskan. Gawin tahu apa yang Joss inginkan, dan hatinya bergetar penuh kerinduan. "Joss, kita harus... kita harus hati-hati," Gawin mencoba berkata, tetapi suaranya samar.

Joss mendekat, jarak di antara mereka semakin menyusut. "Hati-hati dengan apa?" tanyanya, suara menggoda. "Kita sudah saling mencintai. Kenapa kita harus menahan diri?"

Sebelum Gawin bisa memberikan jawaban, Joss mencium bibirnya dengan lembut. Ciuman itu menghangatkan seluruh tubuh Gawin, membangkitkan hasrat yang sudah lama terpendam. Gawin membalasnya, membiarkan semua ketegangan dan kerinduan mengalir antara mereka.

Joss mendorong Gawin sedikit, menuntut agar mereka lebih dalam. Bibir mereka bertemu lebih agresif, penuh gairah yang membara. Joss membimbing Gawin ke belakang sofa, membuatnya terbaring sementara Joss menduduki tubuhnya.

Gawin merasakan jantungnya berdegup kencang saat Joss mulai menggeser bibirnya ke lehernya, meninggalkan jejak ciuman hangat. "Kamu membuatku gila, Gawin," Joss berbisik, suaranya penuh hasrat. "Aku tidak bisa mengendalikan diriku saat bersamamu."

Gawin merasa tersentuh oleh kata-kata Joss, tetapi di saat yang sama, dia merasakan ketakutan melanda dirinya. "Joss, kita harus berhati-hati. Ini... kita tidak bisa terbawa suasana," katanya, berusaha menahan diri.

Namun, hasrat yang menggebu-gebu sulit untuk diabaikan. Joss menurunkan ciumannya ke bahu Gawin, menghisap kulitnya lembut, dan merasakan desahan lembut dari bibirnya. Gawin tidak bisa menahan diri lagi; ia merangkul Joss, menariknya lebih dekat.

Saat Joss mulai melepas pakaian Gawin dengan perlahan, Gawin merasakan getaran yang tidak biasa mengalir di seluruh tubuhnya. Dia tahu ini adalah langkah besar dalam hubungan mereka. Meskipun keraguannya ada, dia tidak bisa mengabaikan hasrat yang membara di dalamnya.

"Apakah kamu yakin, Gawin?" Joss bertanya, menghentikan gerakannya sejenak untuk menatap mata Gawin dengan intens.

"Ya, aku... aku ingin ini," Gawin menjawab, suaranya bergetar. Dalam hatinya, dia tahu bahwa momen ini adalah langkah baru dalam hubungan mereka-langkah yang membawa mereka lebih dekat, tetapi juga berisiko.

Dengan satu gerakan halus, Joss mencium bibir Gawin sekali lagi, lebih dalam dan lebih berani. Joss menurunkan ciuman ke leher Gawin, menggigit lembut dan membuat Gawin mengeluarkan desahan. Gawin merasakan hasratnya meluap, dan rasa takut yang menyelimuti hatinya perlahan-lahan menghilang.

Saat Joss melanjutkan, Gawin merasa terperangkap dalam gelombang gairah dan kerinduan yang mengalir antara mereka. Dia merasakan setiap sentuhan Joss, setiap ciuman yang penuh hasrat membuatnya semakin mendekat kepada cinta yang mengikat mereka.

Di dalam kehangatan malam itu, mereka berdua tenggelam dalam dunia mereka sendiri, merasakan batas yang semakin kabur antara cinta dan obsesi. Dalam pelukan satu sama lain, mereka menjelajahi perasaan yang belum pernah mereka alami sebelumnya-perasaan cinta yang penuh gairah, penuh ketidakpastian, tetapi juga penuh kebahagiaan.

---

Trapped in Obsession🔞‼️ (Jossgawin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang