Chapter 20: Keterikatan yang Abadi

176 5 0
                                    

---

Chapter 20: Keterikatan yang Abadi

Pagi itu, sinar matahari masuk melalui jendela apartemen, menerangi wajah Joss dan Gawin yang masih terlelap. Mereka telah melewati malam yang panjang, berbagi tawa, cerita, dan kedekatan dengan Book dan Dunk. Kini, Joss merasa lebih kuat dan lebih percaya diri dengan hubungannya bersama Gawin.

Setelah beberapa saat, Joss membuka matanya dan melihat Gawin yang masih tertidur. Senyum manis muncul di wajahnya saat mengingat semua momen indah yang mereka bagi semalam. Dengan lembut, dia menyentuh wajah Gawin dan membangunkannya.

“Gawin, bangun. Hari baru telah tiba,” ucap Joss, suaranya lembut.

Gawin membuka matanya, melihat Joss dengan senyuman mengantuk. “Selamat pagi, tidur lelap,” balasnya, meraih tangan Joss dan mengeratkannya. “Apa rencana kita hari ini?”

“Aku berpikir kita bisa menghabiskan waktu bersantai. Kita bisa pergi ke kafe atau hanya tinggal di sini dan menonton film. Apa pun yang kamu mau,” Joss menjawab, penuh semangat.

Gawin mengangguk setuju. “Aku suka ide itu. Mari kita nikmati waktu kita bersama,” ujarnya sambil bangkit dari tempat tidur. Mereka berdua bersiap-siap, tidak sabar untuk menjalani hari bersama.

Setelah sarapan sederhana, mereka memutuskan untuk pergi ke kafe favorit mereka. Selama perjalanan, Joss merasa bahagia dan penuh rasa syukur. “Aku merasa sangat beruntung memiliki kamu di sampingku, Gawin. Kamu membuatku merasa kuat dan berani,” ucap Joss, menatap mata Gawin dengan penuh kasih.

“Aku merasa hal yang sama, Joss. Kita telah melalui banyak hal, dan aku senang kita bisa menghadapi semuanya bersama. Kamu adalah segalanya bagiku,” jawab Gawin, menggenggam tangan Joss erat.

Saat mereka tiba di kafe, suasana santai dan hangat menyambut mereka. Mereka memilih tempat duduk di sudut yang nyaman dan memesan minuman kesukaan masing-masing. Sambil menunggu pesanan, Joss tidak bisa menahan diri untuk berbagi rasa cintanya yang mendalam.

“Gawin, aku ingin kita selalu saling terbuka satu sama lain. Aku ingin berbagi semua hal, baik suka maupun duka. Aku tidak ingin ada rahasia di antara kita,” kata Joss, serius.

Gawin mengangguk, menyetujui. “Aku setuju, Joss. Komunikasi adalah kunci. Kita harus selalu jujur dan saling mendukung,” jawabnya.

Setelah minuman mereka datang, Joss merasa semakin bersemangat. Mereka membahas banyak hal, dari kelas mereka di universitas hingga mimpi masa depan mereka. Joss merasa seperti semua beban di pundaknya menghilang.

Namun, saat mereka sedang menikmati waktu bersama, Joss teringat tentang pesta yang akan datang, pesta yang menjadi alasan awal dari semua ketegangan dalam hubungan mereka. “Gawin, bagaimana dengan pesta akhir pekan ini? Apakah kita masih pergi?” tanyanya, ingin memastikan bahwa mereka berdua siap.

Gawin berpikir sejenak. “Aku merasa lebih baik tentang hal itu sekarang. Selama kita bersama dan saling mendukung, aku rasa kita bisa menghadapi apa pun,” jawabnya.

“Baiklah, mari kita pergi. Kita akan bersenang-senang bersama teman-teman kita,” Joss berkata dengan keyakinan, senyumnya lebar.

Hari itu berlalu dengan cepat, dan mereka kembali ke apartemen. Dalam perjalanan pulang, mereka berhenti di toko buku dan memilih beberapa novel untuk dibaca bersama. Joss merasa bahagia bisa berbagi minatnya dengan Gawin, dan mereka merencanakan malam santai di rumah.

Saat malam tiba, mereka duduk di sofa, dikelilingi oleh buku-buku yang baru mereka beli. Gawin memilih sebuah novel dan mulai membacanya dengan suara keras, sementara Joss mendengarkan dengan penuh perhatian. Dalam keheningan yang hangat, mereka merasakan kedekatan yang semakin mendalam.

Setelah membaca beberapa bab, Joss tidak dapat menahan diri untuk menyentuh Gawin. “Kau tahu, aku sangat menyukai momen-momen seperti ini. Sederhana, tetapi sangat berarti,” ucapnya, menggenggam tangan Gawin.

“Begitu juga aku, Joss. Setiap momen bersamamu adalah anugerah,” balas Gawin, memandang Joss dengan penuh cinta.

Ketika malam semakin larut, Joss merasa dorongan untuk berbagi lebih banyak dari sekadar kebersamaan. “Gawin, aku ingin kita menghabiskan waktu lebih banyak seperti ini, tetapi aku juga ingin merasakan kedekatan yang lebih. Aku ingin kita berbagi segalanya, termasuk keinginan kita,” ungkapnya, wajahnya bersemu merah.

Gawin merasa hatinya berdebar mendengar kata-kata Joss. “Kau tahu aku akan selalu siap untukmu, Joss. Kita bisa mengambil langkah demi langkah, dan aku akan berada di sampingmu,” ujarnya, penuh kasih.

Joss merasa semangatnya membara. “Mari kita berbagi lebih dari sekadar waktu dan buku. Mari kita berbagi segalanya, termasuk hasrat kita,” katanya dengan tekad.

Mereka saling mendekat, dan Gawin meraih wajah Joss. Mereka berbagi ciuman yang lembut, yang segera berubah menjadi lebih dalam dan lebih penuh gairah. Ketika Joss membalas, semangat mereka menyala kembali, mengingatkan mereka pada malam yang penuh keintiman sebelumnya.

“Mari kita ambil waktu kita. Aku ingin memastikan semuanya sempurna,” Gawin berkata, suaranya rendah dan penuh hasrat.

Joss mengangguk, merasakan energi yang mengalir di antara mereka. Mereka saling menggenggam, mempersiapkan diri untuk menjelajahi kedalaman cinta dan hasrat yang belum sepenuhnya mereka eksplorasi. Dan saat mereka melanjutkan ke dalam perjalanan yang intim ini, keduanya tahu bahwa mereka saling memiliki, baik secara fisik maupun emosional.

Dengan setiap detakan jantung yang bergetar, mereka tahu bahwa mereka telah menciptakan ikatan yang tak tergoyahkan, sebuah cinta yang abadi.

---

Trapped in Obsession🔞‼️ (Jossgawin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang