ternyata aku bisa diterima..

5 0 2
                                    

REMINDER ❗

semua yang ada di bacaan ini adalah 100% fiksi dan karangan penulis,apabila ada nama tokoh atau jalan cerita yang sama mungkin itu adalah kebetulan.

happy reading🦋


✧✧

Waktu istirahat kedua tiba. Cakra mulai merasa lebih santai di sekolah barunya. Teman-temannya asik, meski gaya bicaranya lebih santai, bahkan agak kasar. Saat dia lagi sibuk ngobrol sama Adit dan yang lain di kantin, tiba-tiba Marvin datang dengan wajah serius.

"Eh, Cakra, gue denger elu jago main futsal, ya?" tanya Marvin sambil duduk di depan Cakra.

"Ya... nggak jago-jago amat, sih. Kenapa?" Cakra sedikit terkejut dengan pertanyaan langsung itu.

"Bagus. Tim gue lagi butuh pemain buat tanding hari Sabtu. Kalo lu bisa bantuin, gue bakal sangat berterima kasih," Marvin berkata dengan nada serius, tapi senyumnya mengisyaratkan itu lebih dari sekedar ajakan. Sepertinya dia penasaran dengan kemampuan Cakra.

"Mainnya di mana?" tanya Cakra.

"Di lapangan belakang sekolah. Lawan anak-anak dari SMA sebelah. Lu nggak usah khawatir, tim gue solid," jawab Marvin sambil melirik ke arah Andi yang sedang santai, as usual.

"Yaudah, gue ikut," jawab Cakra akhirnya, merasa tertantang. Adit di sebelahnya langsung cengengesan.

"Siap! Ini bakalan seru!" Adit nyeletuk sambil menepuk bahu Cakra.

Waktu terus berjalan, dan akhirnya bel sekolah berbunyi lagi, menandakan hari sudah selesai. Cakra, seperti biasa, pamit pada Adit dan yang lain, lalu berjalan ke gerbang untuk menunggu jemputan dari omanya.

Namun, sebelum dia benar-benar keluar, Andi tiba-tiba menghampirinya.

"Bro, jangan lupa Sabtu ya. Kalo sampe lu nggak dateng, gue yang bakal dikejar-kejar Marvin. Dia itu kalo soal futsal, serius banget, nggak mau main-main," kata Andi dengan nada bercanda tapi serius.

Cakra ketawa kecil. "Tenang aja, gue bakal dateng."

✧✧

Hari Sabtu pun tiba. Di lapangan belakang sekolah, suasana sudah ramai dengan para pemain dan penonton. Marvin, yang jadi kapten tim, berdiri sambil memantau latihan ringan sebelum pertandingan dimulai.

"Ayo, Cakra, pemanasan dulu. Gue mau liat gaya main lo," seru Marvin dari tengah lapangan.

Cakra ngangguk dan mulai ikut pemanasan bersama yang lain. Dia bisa ngerasain tatapan Marvin terus memperhatikannya. Ini jadi bikin dia tambah semangat untuk main serius.

Pertandingan dimulai. Meski awalnya canggung karena belum terlalu mengenal gaya main teman-temannya, Cakra akhirnya bisa nyesuain ritme permainan. Dia mulai menunjukkan kemampuannya dalam mengontrol bola dan memberi umpan yang akurat. Setiap kali dia dapet bola, sorakan dari pinggir lapangan makin kenceng.

"Bagus, Cak! Lanjut terus!" teriak Andi dari pinggir lapangan, meski dia sendiri sibuk ngemil di sana.

Pertandingan berjalan sengit, tapi akhirnya tim Marvin menang dengan skor tipis, 3-2. Cakra berperan besar dalam kemenangan ini, dan itu bikin dia langsung jadi perhatian anak-anak di sekolah.

Setelah pertandingan selesai, Marvin menghampiri Cakra yang lagi duduk istirahat di pinggir lapangan.

"Lu nggak bohong soal futsal. Main lo keren, bro," kata Marvin sambil ngasih pukulan ringan di bahu Cakra.

"Thanks, bro. Tim lo juga solid. Kapan-kapan kita main lagi," jawab Cakra sambil tersenyum puas.

NIH GUE KASIH UPDATE 2 KALI WKWK

Dear Me (On going)Where stories live. Discover now